Pendengar Cerita Bagian 3

555 50 0
                                    

"Terkadang hal-hal yang tidak mungkin terjadi bisa saja terjadi begitu saja tanpa rencana"

Hari ini Revan telah memutuskan akan ikut andil dalam perusahan milik kedua orang tuanya meskipun tidak sepenuhnya ia akan ikut serta di dalamnya. Yup benar setelah semalaman berpikir akhirnya Revan memutuskan akan segera bergabung dalam perusahaan. Meskipun sedikit ragu akan keputusannya itu Revan tetap memberanikan diri untuk mencobanya sebab bila tidak sekarang kapan lagi. Benar apa yang dikatakan oleh Papa Vino, lebih baik segeta ikit bergabung agar tahu betul dapur dari perusahaan.

Pagi-pagi sekali Revan telah bangun dari tidurnya dan sudah siap dengan baju rapinya. Iya niatnya ia akan berbicara ke orang tuanya bahwa ia akan mulai ikut ke perusahaan. Ia sudah tidak bisa menunda-nunda lagi. Meskipun Revan sudah bangun sepagi mungkin tetapi di ruang makan telah terdapat ayah, ibu dan neneknya tengah menunggu dirinya untuk turun.

"Selamat pagi semua" sapa Revan setelah samapi di ruang makan dan mendudukan dirinya di samping ayahnya.

"Pagi sayang, tumben banget jam segini sudah rapi mau kemana?" Tanya Shani melihat Revan yang berpenampilan tidak seperti biasanya.

"Oh iya aku lupa mau memberi tahu ayah, ibu, dan nenek kalau hari ini aku mulai ikut bergabung di perusahan terserah ayah dan ibu sih aku mau di mana dulu" jelas Revan dan semua yang ada di ruangan tersebut sedikir kaget dengan penuturan Revan. Sebab beberapa waktu lalu Revan selalu di tawari tetapi Revan kekeh dengan pendiriannya yang belum mau untuk bergabung tetapi hari ini tanpa di duga-duga ia menawarkan diri.

"Kamu yakin dan sudah siap beneran?" Tanya Grecio dengan tatapan penuh tanyanya dan menanyakan keyakinan sang anak. Gracio tidak mau Revan melakukan itu semua dengan tekanan dan tidak keinginannya.

"Beneran Ayah aku udah siap untuk menerima semua tantangan yang akan ayah maupun ibu berikan"kata Revan.

"Iya sudah ibu percaya bahwa kamu bisa, lalu pertanyaan ibu kamu mau ikut ke perusahaan ayah atau ke ibu dulu untuk mengenal lebih dulu  karena dari segi bidang antara ibu dan ayah sudah beda jadi untuk memulai agar tidak bercampur aduk untuk pengenalan mending satu demi sagu untuk pengenalan.

"Yah sudah kamu ikut ibu dulu saja kebetulan di tempat ayah masih bisa ayah hendel nangi kalau kamu surah tahu apa yang harus kamu lakukan di temoat ibu nanti naru ke ayah okay" ucap Grecio dan mengusap kepala anaknya.

Dengan begitu Revan pun mengiyakan untuk ikut Ibunya terlebib dahulu. Setelah obrilan tersebut mereka oun segera memakan sarapan mereka sebelum melakukan kegiatan masing-masing. Bertepatan hari ini Shani akan mengadakan meeting di kantor untuk membica tentang kegiagan talent-talent mereka.

"Hari ini Ibu mau ada meeting dengan para petinggi dan lengurus ala kamu mau ikut?" Tanya Shani kepada Revan yang renfah menyiapkan tabletnya untuk di masukkan ke tasnya.

"Boleh Ibu untuk pengenalan nanti aku ikut-ikutan aja dulu hehe"jawab Revan.

Mereka berdua pun segera berjalan melalui pintu kemana saja yang menghubungkan antara kediaman mereka dan juga bascam para talentnya.

"Aduh siapa ini ganteng banget" ucap Nisa saat melihat Revan tengah membuntuti Shani dengan mengotak atik ponselnya untuk mengabafi Flora agar semuanya usaha yang dulunya ia oegang kendali agar di alihkan ke Flora.

"Anak gue jangan macem-macem lo"kata Shani dengan mengandeng Revan agar cepat sampai di ruanganbya.

"Hahah canda ci Shani" kata Nisa dan segera ke ruangan Meeting.

Pendengar CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang