Bismillahirrahmanirrahim
Happy Reading.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Satu Minggu ini Zoya gunakan saling maaf-maafan dengan sanak saudara karena masih suasana lebaran, para saudara juga banyak yang sudah kembali ke perantauan.
Begitu pula dengan Ayah Adit malam ini akan berangkat keluar kota lagi, soal sakit yang diderita Ayah Adit katanya udah mendingan makanya memutuskan untuk berangkat kerja.
Kali ini yang mengantarkan hanya Zoya dengan Arsen, Bunda Risa tetap di rumah tidak ikut mengantarkan Ayah Adit.
Sembari menunggu bis, Zoya dan Arsen duduk berdampingan sedangkan Ayah Adit tengah ngobrol dengan temannya. Jarum jam kian berputar, hari juga kian semakin larut.
Dari arah sebrang, "udah malam, kalian pulang aja," kata Ayah Adit takut jika kedua anaknya kemalaman waktu pulang apalagi mereka cuma berdua.
"Iya Yah," balas Zoya yang langsung mengendarai motor bersama adiknya. Jadi mereka berada di depan Pertamina untuk menunggu sebuah bis, dan menunggu semua teman Ayah Adit berkumpul bukan disebuah terminal.
Bertepatan dengan itu juga Ayah Adit sempat berdiri untuk melangkah tapi kedua anaknya sudah pergi. Tidak ada acara perpisahan, tidak ada acara salaman padahal sebelum-sebelumnya Zoya selalu menyalami Ayahnya ketika mengantarkan kaya gini tapi kalo ini tidak sama dengan Arsen.
*****
Satu bulan kemudian
Semalam Ayah Adit sempat menelpon mengatakan hari ini akan pulang, satu Minggu yang lalu Ayah Adit juga menelpon mengatakan kepada Bunda Risa bahwa ia sering merasakan sakit di bagian perutnya.
Waktu kepulangan Ayah Adit Zoya tidak melihatnya karena kebetulan masih jam sekolah.
"Zoy, langsung pulang?" tanya Disya yang kebetulan juga satu kelas dengan Zoya.
"Iya langsung, ayok," mereka memang sering pulang bareng, tapi kalau satu dari mereka ada acara yang menjadikan tidak bareng.
Sesampainya di rumah Zoya langsung menghampiri Bunda Risa, menanyakan keadaan Ayah Adit.
"Bunda, gimana dengan Ayah?" tanya Zoya yang masing mengenakan seragam sekolah dengan tas yang masih ia gendong.
"Perutnya yang kadang sakit, ini sekarang lagi istirahat, rencananya nanti sore Bunda akan bawa Ayah periksa," jawab Bunda Risa yang memang sudah merencanakan akan membawa Ayah Adit periksa jika sudah pulang.
"Yaudah kalau gitu Zoya ke kamar dulu, mau ganti baju sama istirahat,"
"Iya," jawab Bunda Risa dengan tersenyum sembari mengelus kepala Zoya.
*****
Sorenya sesuai rencana Bunda Risa membawa Ayah Adit periksa ke klinik.
Ayah Adit tengah duduk bersama Bunda Risa menunggu hasil, karena tadi sudah diperiksa.
"Bapak Adit, dari hasil pemeriksaan gula darah Bapak sangat tinggi, maka dari itu saya akan kasih susu, madu, obat dan jangan sering minum sama makanan yang tinggi karbohidrat," penjelasannya.
"Terima kasih Bu," setelah mendapat semua obat, Ayah Adit serta Bunda Risa memutuskan untuk pulang.
Sesampainya di rumah Ayah Adit dituntun menuju ke kamar oleh Bunda Risa agar bisa istirahat sembari menunggu makan untuk meminum obat.
Bunda Risa meninggalkan Ayah Adit sendirian di kamar, baru menutup pintu dari luar kamar tiba-tiba sudah ada Zoya yang berdiri disana.
"Gimana pemeriksaan nya Bun, Ayah sakit apa?" tanya Zoya yang penasaran.
"Katanya sih cuma gula daranya Ayah tinggi, tapi udah di kasih obat, Bunda mau siapin makanan buat Ayah dulu ya," pamitnya yang langsung melenggang pergi kedapur.
*****
Malam harinya Ayah Adit memegang perutnya merasakan sakit dengan merintih kesakitan.
"Ya Allah sakit," rintihnya membuat Bunda Risa yang sedang tidur terusik dengan rintihan suaminya menjadikannya membuka mata yang tertuju ke suaminya, spontan Bunda Risa langsung duduk disebelah Ayah Adit.
"Kenapa Yah?" tanyanya yang melihat suaminya memegang perut dengan terus mengatakan kalau sakit.
Bunda Risa ikut memegang perut suaminya, mengelusnya pelan lama-kelamaan mengurangi rasa sakit itu menjadikan Ayah Adit yang tertidur pulas.
"Kamu sebenarnya sakit apa sih Yah, apa benar cuma gula darah tinggi?," lirihnya.
Melihat sang suami yang sudah tertidur pulas membuat Bunda Risa ikut merebahkan tubuhnya disamping Ayah Adit dengan tangan kanan yang senantiasa mengusap perut suaminya.
*****
Beberapa hari kemudian kondisi Ayah Adit tetap sama yang sering merasakan sakit pada bagian perutnya membuat Bunda Risa serta Zoya panik, rencananya hari ini akan mengajak Ayah Adit kembali untuk periksa ke klinik lagi.
"Kenapa ya Bu, suami saya masih tetap merasakan sakit pada bagian perutnya?" tanya Bunda Risa.
"Sebaiknya Bapak Adit dibawa ketempat ronsen agar melihat sampai kedalam tubuh dan tau penyakit apa yang diderita, karena saya cuma bidan bukan dokter spesialis dalam, lagi pula disini tidak ada alat-alat untuk melakukan proses tersebut," ujarnya memberi saran.
Besoknya Ayah Adit diantar oleh sang adik untuk melakukan pemeriksaan yang disarankan oleh bidan kemarin.
Pagi-pagi Zoya melihat keadaan rumah yang ramai dengan omongan Bunda Risa, Ayah Adit serta om nya Zoya.
Zoya juga melihat Ayah dengan om nya yang akan berangkat pemeriksaan, tempatnya dari rumah Zoya cukup jauh karena itu mereka berangkat pagi-pagi sekali.
Di tempat pemeriksaan itu Ayah Adit diperiksa seluruh badannya dengan alat-alat rumah sakit untuk menemukan penyakit yang dideritanya.
Namun, dokter mengatakan untuk hasilnya tidak keluar saat itu juga melainkan akan keluar nanti sore.
Ayah Adit pulang ke rumah bersama adiknya dengan selamat, dan juga mulai beristirahat.
Sore harinya surat pemeriksaan sudah berada ditangan adik Ayah Adit, tadi Dokter sempat mengatakan bahwa tidak ada penyakit serius di tubuh Ayah Adit.
Hasil nya juga diserahkan ke bidan yang menangani Ayah Adit sebelumnya, mendengar tidak ada penyakit serius membuat keluarga mengucapkan syukur untuk itu.
*****
Tidak berhenti disitu sesudah pemeriksaan tersebut Ayah Adit tetap merasakan sakit.
Zoya dengan Bunda Risa berencana hari ini akan mengurus surat-surat kesehatan Ayah Adit.
Menunggu nomor antrian yang cukup lama membuat Zoya bosan, akhirnya ia memutuskan untuk membuka hp nya. Beberapa menit kemudian nomor mereka di panggil.
Sesudah semuanya beres sore ini Ayah Adit akan dibawa ke Dokter Spesialis dalam.
"Sebaiknya Bapak di rujuk ke rumah sakit, untuk mendapat penanganan, dari ciri-ciri yang Bapak rasakan sepertinya ditubuh Bapak terdapat gangguan liver," jelas Dokter tersebut.
Deggg
Astaghfirullah, batin Bunda Risa
*****
Gimana sama part ini?maaf kalau bosenin ya
Salam sayang
Shinta
KAMU SEDANG MEMBACA
ZOYA
Teen FictionMenceritakan perjalanan hidup Zoya yang penuh dengan rintangan, dan juga Zoya harus merelakan masa mudanya dengan bekerja demi Sang Bunda dengan Adiknya. Gadis yang pandai menutupi kesedihannya didepan semua orang. Hingga takdir mempertemukan Zoya...