Bismillahirrahmanirrahim
"Cinta yang selalu melibatkan Allah SWT akan terasa indah"
# Aydan Angkasa Ezhar
Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Malam harinya
Setelah selesai menunaikan ibadah Sholat Isya' berdua berjamaah di dalam kamar dengan Aydan yang menjadi imam, kini Zoya tengah membaca Al Qur'an yang disimak oleh Aydan.
"Coba ulangi bagian sini," tunjuk Aydan pada ayat ketujuh.
Zoya mengikuti arahan dari Aydan membaca ulang ayat tersebut,"ini ada bacaan idzhar jadi lebih jelas lagi ya,"
Setelah selesai Zoya menutup Al Qur'an berwarna pink pemberian dari Aydan tadi waktu nikahan. Mereka berdua masih berada di rumah Zoya, besok sore berencana akan pindah ke rumah kedua orang tua Aydan.
Tangan Aydan mengelus pucuk kepala Zoya yang membuat sang empu diam atas tindakan suaminya itu,"harus belajar terus ya," ingatnya dengan suara lembut.
Zoya melepas mukenanya yang terdapat jilbab membungkus kepalanya karena jujur ia masih malu untuk melepaskannya.
"Nggak gerah pakai jilbab?" tanya Aydan yang ternyata memperhatikan gerak gerik Zoya.
"Nggak," jawab Zoya dengan tangan sibuk melipat mukena dan juga sajadah.
"Ini apa, hmm?" tangan Aydan yang menghapus keringat di dahi Zoya.
"Lepas aja jilbabnya,"
"Tapi----"
"Apa mau saya lepasin?"
"Engga," buru-buru Zoya melepaskan jilbabnya menampilkan rambut hitam panjang dan sedikit bergelombang di ujungnya.
"Masyaallah cantik," puji Aydan membuat pipi Zoya terasa panas.
"Humairah."
"Hah?" Zoya yang masih loading tidak mengerti maksud perkataan Aydan.
"Kamu Humairah, dengan pipi kemerahan," tanpa sadar Zoya memegang pipinya, seketika ia ingat mungkin ini efek kesaltingannya.
Aahhh Bunda, anakmu nikah belum sehari tapi udah salting beberapa kali, jerit batin Zoya.
"Udah Aydan, Zoya mau tidur," Zoya menaruh peralatan sholat di laci khusus, dan mulai merebahkan tubuhnya di ranjang, diikuti juga dengan Aydan.
Zoya yang sudah menutup mata, seketika kembali terbuka karena teringat sesuatu, memiringkan tubuhnya menghadap ke arah Aydan, "besok sebelum ke rumah kamu, boleh mampir ke Gramedia dulu?"
Aydan juga ikut memiringkan tubuhnya berhadapan dengan Zoya, "boleh," ucapnya, detik kemudian tangan kirinya menarik tubuh Zoya agar berdekatan dengannya, sedikit mengangkat kepala Zoya guna menjadikan tangan kanannya sebagai bantalan Zoya, tangan kiri Aydan mulai memeluk tubuh ramping Zoya.
Nyaman, itulah yang dirasakan oleh Zoya.
"Jangan lupa doa," Aydan mengecup kening Zoya, "semoga bermimpi indah zaujati," tidak ada jawaban dari Zoya, keduanya memutuskan untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak karena seharian belum istirahat.
*****
Hari esoknya Zoya tengah bersiap-siap untuk pindah ke rumah Aydan, melihat dirinya yang sudah rapi berniat membalikan badan namun dikejutkan dengan adanya Aydan didepannya.
Aydan melihat penampilan Zoya dari atas sampai kebawah, melihat Zoya yang memakai hijab dililitkan di leher membuatnya tersenyum.
Tangannya terulur melepaskan lilitan hijab Zoya, membiarkan hijabnya terulur kebawah menutup dada,"pakai hijabnya yang benar cantik, nanti kalau kita punya anak perempuan terus cara pakai hijabnya niru dari uminya kan yang repot jadi abinya."
Zoya tidak marah mendengar penjelasan dari Aydan yang ada malah salting, karena sebenarnya ia tau cara berhijab menurut agama Islam adalah menutup bagian dada, tapi Zoya belum siap untuk itu, tapi kali ini akan mencoba.
"Kalau bisa pakai Ciput ya, kamu tau?sehelai rambut perempuan yang keluar itu dapat membuat empat orang mendapat dosa, yang pertama Ayah, Abang jika kamu punya, ketiga suami dan terakhir paman kamu," dengan tangan merapihkan hijab Zoya terdapat anak rambut yang keluar.
"Yang bener?" Zoya membulatkan mata setelah mendengar penjelasan suaminya, jadi selama ini ia sudah banyak membuat orang tersayangnya menerima dosa apa yang ia perbuat.
"Iya, makanya lain kali pakai Ciput ya, ini udah saya benerin insyaallah rambutnya gak akan keluar,"
Zoya mengangguk.
*****
"Zoya pamit Bunda," pamit Zoya memeluk sang Bunda, sebenarnya ia berat sekali meninggalkan Bunda Risa tapi mau bagaimanapun ia harus mengikuti kemanapun suaminya.
"Sering-sering kesini ya,"
Setelah berpelukan sama Bunda Risa, Zoya memeluk Arsen,"jagain Bunda, harus nurut," nasehatnya.
"Iya Kak,"
Aydan menyalami tangan Bunda Risa,"jagain Zoya ya nak, Bunda titip Zoya sama kamu,"
"Iya Bunda, pasti Aydan akan selalu menjaga Zoya,"
Sesudah berpamitan kini Zoya dan Aydan sudah memasuki mobil, mobil pun melaju dengan pelan meninggalkan perkarangan rumah Zoya.
"Jadi mampir ke Gramedia?"tanya Aydan dengan pandangan fokus ke depan tapi sekali melirik ke Zoya.
Zoya yang tengah asik melihat jalanan seketika melirik ke Aydan saat orang itu menanyakan keinginannya.
"Jadi,"
*****
Keduanya mulai memasuki mall dengan tangan Aydan yang senantiasa menggandeng tangan Zoya, romantis sekali bukan.
Sesampainya di Gramedia Zoya menelusuri bagian novel. Aydan hanya mengekori kemana perginya Zoya.
Melihat istrinya yang kesusahan menggapai buku di rak paling atas, Aydan membantu untuk mengambilkannya.
"Bilang kalau butuh bantuan,"
Di tangan Zoya sudah terdapat empat novel terbaru,"boleh beli ini semua kan?" meminta persetujuan dari Aydan.
Aydan menganggukkan kepala,"tapi beli satu buku lagi terserah kamu tapi masih tentang ajaran Islam,"
"Makasih," tanpa sadar Zoya memeluk tubuh Aydan, dan yang buat Aydan kaget adalah
Cup
Zoya mencium pipi kanannya, Zoya yang merasa malu langsung meninggalkan Aydan yang masih diam mematung dengan tangan memegang pipi bekas ciuman istrinya itu.
*****
Semoga kalian selalu menikmati cerita ini
Salam Sayang
Shinta
KAMU SEDANG MEMBACA
ZOYA
Teen FictionMenceritakan perjalanan hidup Zoya yang penuh dengan rintangan, dan juga Zoya harus merelakan masa mudanya dengan bekerja demi Sang Bunda dengan Adiknya. Gadis yang pandai menutupi kesedihannya didepan semua orang. Hingga takdir mempertemukan Zoya...