Saat malam tiba sudah dipastikan keempat pemuda itu akan datang ke bar yang sering dikunjungi tapi malam ini nampak kurang satu yakni Julian belum juga menunjukkan batang hidungnya. Kemanakah si sipit itu?
Tapi setelah beberapa menit kemudian Julian pun kemari dengan raut masam yang pasti nya dia sedang marah. Memang sih Julian pemarah hanya saja kali ini lebih menyeramkan "BANGSAT" makinya dengan menghempaskan diri ke kursi sofa.
"Buset Ju kenapa sih?" tanya Josh mengusap dada akibat terkejut tadi
"Gw kesel sama si bitch itu berani sekali laporin gw ke orang tua gw dan bilang gw main tangan ke dia." jawan Julian menggebu gebu
"Siapa?Kelly?" tebak Haydar
"Iya bangke, kalau aja bokap si bitch itu bukan investor perusahaan bakal gw sembelih tuh perempuan." ucap Julian
"Sabar sabar nih minum Vodka dulu gak sih anjayy." ucap Robbin
Julian dengan senang hati menerima nya. Ia butuh minuman itu untuk menenangkan diri. Belum juga ia menenguk tapi seorang pria tubuh kekar yakni bodyguard nya berbisik dan memberi tahu sesuatu yang membuat nya berserigai kejam "bro gw cabut"
"Siapa lagi kali ini?" Tanya Robbin
"Marcopolo Dobson." jawab Julian akhirnya si tua itu bisa ia ringkus juga
"Itu si investor kurang ajar itu kan? Yang bawa uang perusahaan?" tanya Haydar
"Iya, anak buah gw udah temui dia, so gw mau sembelih dia dulu sebelum si bitch itu." Julian langsung saja berlalu pergi meninggalkan mereka semua
"Woi ikut gak nih?"
"Yuk lah."
"Oke deh lumayan lihat adegan pembunuhan gratis."
RHJ langsung saja menyusul langkah Julian yang sudah duluan pergi. Mereka membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam lah untuk ke tempat si Marco itu disekap sekarang.
Tanpa berdiam lama, Julian pun mulai mengsayat sayat si Marco itu dengan pisau kesayangan nya.
"Arghhhhh!"
"Hahaha..."
Jeritan kesakitan Marco dan suara tertawa kepuasan Julian saling bersahutan satu sama lain. RHJ sedikit ngeri sih, tapi Marco berhak dihukum kan.
"tuan ada penyusup!!" pekik seorang bodyguard
"Damn."
Mereka pun kocar kacir menyembunyikan diri dan siap baku tembak. Julian sudah mengeluarkan Glock 17 nya siap menembak jika ada musuh ya ia lihat. Penyusup itu pasti ingin membantu Marco yang naas nya sudah tewas.
Dor
Dor
DorSuara tembakan terdengar bergema dan saling bersahutan. Julian dan yang lain terus menembak kearah lawan yang tentu juga membalas.
Sangat lama hingga polisi datang, ini tidak bisa dibiarkan bisa bisa Julian juga yang lain di tangkap. Mereka pun berusaha keluar dari kekacauan ini.Buuummm
Lawan baru saja melempar bom yang membuat ledakan besar terjadi dan melahap siapa saja yang tak dapat menghindar.
"Robbb!!!"
"Cepat uhukkk bantu."
"Aghhh sakit anjir."
"Pergi dari sini,"
Mereka pun pergi dari sana tak peduli dengan yang lain. Mobil mereka mulai menjauh dari lokasi tapi ledakan itu masih terus berlanjut.
*****Tengah malam begini Aurel dengan berlinang air mata terduduk di depan ruang ICU saat mengetahui sang kakak Herry terluka saat bertugas.
Huru hara tadi melibatkan Herry yang juga hadir disana untuk melerai namun malah dia terkena imbas saat ledakan terjadi."El, tenang kakak lo akan baik baik aja kok." ucap Isabella Sasha douma selaku sahabat Aurel yang setia disampingnya
"Hwaaa... ka-kak jangan tinggalin aku sendiri hikss..." Aurel terus menangis terisak isak, gadis itu sangat takut, tolong jangan lagi.
3 jam kemudian...
Dokter keluar dan mengabarkan bahwa Herry jatuh koma. Hati saudara mana yang tak sedih. Aurel lemah tak sanggup berdiri mendengar itu. Tulang kakinya seakan rapuh. Dibantu sasha untuk masuk ke sana dan melihat Herry, Aurel terdiam tak bisa berkata kata.
Herry Jackson Smith
Theodore lee
Isabella Sasha douma
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Julian
Fanfic"ck kenapa lo pergi sih ahhhh gw gak ada teman bacot lagi" 3 tahun berlalu... "Sorry, who are you?" Info disini banyak kata kata kasar Jangan lupa vote dan follow ya