chapter 23

147 22 4
                                    

"sayang bangun nak"

"Euhhhh hoam mama"

"Iya, yaudah mandi sana ya bentar lagi turun buat makan"

"Eum"

Julian pun yang masih mengantuk pergi juga ke kamar mandi sesuai permintaan sang ibu. Ah dia baru ingat semalam dia menjadi sakau pasti orang tua nya kecewa.

"Lo harus berubah Ju"

Pasti pokok nya akan ia lakukan. Butuh beberapa menit bagi nya menyelasaikan ritual mandi setelah nya berganti pakaian, untung masih ada baju nya disini dia pikir sudah dibakar atau dibuang tapi syukur lah.

Seperti dikata tadi, ia turun juga ke bawah dan disambut begitu hangat oleh orang tua nya. Denting garpu juga sendok saling bersahutan mereka asik menguyah makanan di mulut masing masing.

"Eum pah mah, Ju habis ini mau keluar bentar boleh kan"kata Julian

"Mau kemana?"tanya Sangkar

"Ke markas"jawab Julian

"Ngapain, Ju ka-"ucap Yasmin

"Tenang ma, Ju akan tepati janji kok, Ju mau berubah, Ju gak mau terus terjebak disana, Ju mau selesai in semua nya"sahut Julian

"Okay"

Setelah menyelesaikan sarapan nya, Julian pun pergi dan menuju markas nya Hanker. Apa yang ia lakukan? Dia mengosongkan semua penyimpanan narkotika nya itu. Semua tak tersisa lalu membakar nya dengan tangan nya sendiri.

Tanpa ia sadari dari jauh ada yang memperhatikan. Siapa? Sangkar ayah nya yang dari tadi membuntuti. Ia tersenyum senang semoga anak nya bisa berubah total dan tidak ada dalam lingkaran itu lagi.

Julian juga tak lupa membebaskan semua orang yang sempat ia tahan disana termasuk Theo.

"Pergi jangan pernah tunjukin diri kalian dihadapan gw dan ingat jika kalian berani lapor maka jangan salah gw bakal bunuh kalian semua"

Walaupun dia bilang ingin berubah namun sifat mengancam dan yang sama persis dengan itu masih ada. Tolong dimaklumi okay

"Ke sambar setan apa dia"batin Theo

Tak ingin berlama lama mereka semua pergi, seperti nya dugaan mereka mood Julian sedang bagus jadi tak mau banyak tanya dan tak mau tinggal diam saja mereka menghilang juga dari sana bahkan ada yang berlari agar bisa menjauh dari lelaki itu

Setelah ini apa yang dilakukan Julian? Dia meraih ponsel nya dan menekan suatu kontak nomor

                                                          "Halo"

"Hi"

                                                        "Julian"

"Lo kenal suara gw?"

           "Ya iyalah Lo kan udah beberapa kali nelpon gw"

"Haha terus gimana hp yang gw kasih itu"

                                                       "Bagus"

"Aurel gw mau ngomong sesuatu"

                                                           "Apa"

"Tenang girl, jangan emosi jadi gw mau bilang entah Lo ingat atau gak, Sebenar nya kejadian ledakan itu hingga membuat kakak Lo koma itu bukan salah gw, itu lawan gw waktu itu yang lempar bom dan gak sengaja saudara Lo kena imbas nya"

"Entahlah Lo mau percaya atau gak tapi itu yang sebenarnya, emang sih satu sisi salah gw karena gw habisin tuan mereka, tapi satu sisi bukan salah gw, so ini yang mau gw sampai in silahkan benci gw, tapi gw gak bisa benci Lo because i love you bye"

                                                              "Tu-"

Tut...

Lega itu yang ia rasakan sekarang, semoga tak ada masalah lagi, semoga semua selesai dengan cara yang baik.

Sementara di seberang sana yang jauh yakni di posisi Aurel, gadis itu berpikir apakah dia harus percaya atau tidak. Bingung ia pun memilih bertanya pada sang kakak.

"Kak Herry"

"Apa mau uang? Nih sana gw lagi nonton bola"

"Ihhh bukan dengerin gw dulu"

"Hah iya iya ngomong aja, ayo ayo yahhhh payah banget sih main nya"

"KAK HERRY"

"Ck apa sih El nganggu aja"

"Kak penyebab ledakan sampai kakak koma itu Julian atau bukan sih?"

Herry yang tadi acuh kini teralihkan menatap adik nya "kenapa Lo nanya gitu" ucap Herry mode serius.

"Jangan marah nih ya, jadi tadi Julian nelpon gw"

"APA"

"Ck ah gak gw ceritain lagi lah"

"Ii iya coba bilang"

Aurel pun mengatakan seperti yang Julian beritahu di telpon tadi dan Herry mendengar dengan seksama.

"Jadi sebenar nya yang salah siapa sih"tanya Aurel

"Gw emang sempat lihat dia disana tapi emang bener bukan dia dan kawanan nya yang lempar bom tapi yang lain, tapi nih kan dia itu tetap salah"kata Herry

"Kak gw mau ka-sih tahu satu hal lagi"

"Apa?"

"Jangan marah ya"

"Hufff iya apa?"

"Gw kek nya suka deh sama dia"

"WHAT GILA LO YA EL, DIA PENJAHAT BODOH, LO PIKIR KEK DI DRAMA GITU"

"hikss hiks hwaaa kak herry kan udah janji gak bakal marah hwaa hikss"

"GAK GINI JUGA GOBLOK, KAPAN LO JATUH CINTA SAMA DIA"

"Hiks gak tahu, mungkin setelah ke-ja-dian di cafe itu hiks hiks hiks gw suka sama Mr Julian hwaaaa"

"Bangsat emang apa yang Lo alami di cafe"

"Itu a-ku di di"

"Apa jangan bertele-tele"

"Hikss pokoknya gitu lah hwaaa"

Rasa nya herry ingin menjambak rambut adik nya ini. Dia kesal sampai ke ubun-ubun pokok nya. Sekarang bagaimana hah?

"Gw mau balik indo"kata Aurel

"Fuck you gak boleh"sahut Herry menolak mentah-mentah

Apakah herry akan berubah jadi khalayak nya di sinetron yang melarang ikatan cinta adik nya dengan sang pujaan hati? Seperti nya iya. Lihat sendiri si Julian itu penjahat

Masa harus bersatu dengan adik nya Aurel yang cantik, imut, lucu, mengemaskan baik walaupun sesekali sih. Pokok nya tidak akan herry biarkan.


Mr JulianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang