Hari silih berganti, dari bulan ke bulan berikutnya. Rasanya sepi, memang sepi karena kini via tidak lagi bersama avin.
Rasanya, semakin via memaksakan untuk melupakan avin. Semakin sakit hatinya.
Terlalu banyak kenangan buruk bersama avin, rasanya tak ada satu manusia pun yang bisa di ajak bicara olehnya, meluapkan semua kesedihannya selama ini.
Hingga pada suatu hari, via berani bercerita semua nya pada seseorang, rasa sedihnya memang sudah tak bisa lagi ia tahan, gadis itu hancur sangat hancur sempat terlintas di kepalanya untuk ia mengakhiri hidupnya.
Mengakhiri hidup memang bukan sebuah solusi untuk kita bisa menyelesaikan masalah, tapi apa pernah dari kalian bisa kuat dan tahan jika sedang berada di dalam posisi yang sangat hancur dan tidak ada satu orang pun yang bisa jadi pendengar untuk mu?Ya,,, saat itu lah via sudah benar benar tak bisa lagi menahan air matanya, ia menangis sejadi jadi nya kala mengingat hari dimana avin selalu menyakiti hatinya.
" kamu tarik nafas dulu, tenang, baru cerita" ucap seorang pria menenangkan via.
" aku bingung mau cerita dari mana" kata via dengan nada yang masih menangis.
" gapapa, kamu ceritain aja semuanya. Aku dengerin kok" balasnya.
Bibir mungil via perlahan langsung membicarakan semuanya, apa yang ia rasakan, rasa sakit yang selama ini ia pendam. Semua ia ceritakan pada pria yang saat ini tengah bersama via.
" dari dulu aku cuma mau di dengar" tegas via semakin berderai dengan air matanya.
Pria yang saat ini sedang bersama via hanya coba untuk terus menenangkan gadis itu, mengelus pundak via yang ia lakukan, pria itu benar benar mendengarkan dan memahami semua dari perkataan via.
Ia kasian melihat gadis itu sekarang, sempat terlintas di kepala pria itu jika ia ingin sekali menjaga nya untuk saat ini.
" gapapa, jangan sedih lagi yaa, jangan nangis lagi" kata pria itu lalu menaruh kepala via untuk bersandar di pundaknya.
Hening di antara keduanya setelah itu...
" kamu ilfeel ya sama aku? Sama cerita aku?"pertanyaan keluar dari mulut mungil gadis itu.
Pria itu tersenyum lalu menggelengkan kepalanya "enggak sama sekali" ucapnya.
"Setiap orang pasti punya masalalu" lanjutnya.
Via hanya mencoba tenang dan menatap manik mata pria itu, coklat. Ya, bola mata coklat yang sangat indah milik pria yang ada di hadapannya.
Via sudah mengenal pria itu kurang lebih satu tahun, karena keduanya adalah rekan kerja yang baik. Via juga lebih banyak menghabiskan waktu kerja bersama pria itu, jadi via percaya pada pria itu bahwa ia mampu menjaga cerita ceritanya.
"Makasih, aku sekarang lega" ucap via dengan senyum kecilnya.
Pria itu mengelus puncak rambut gadis yang ada di hadapannya dengan senyuma yang sangat mengembang.
Lega rasanya perasaan gadis itu setelah ia menceritakan semua isi hatinya, dan entah mengapa tiba tiba via selalu memikirkan kejadian pada malam itu ia bercerita dengan yugo.
Ya, yugo. Dia adalah pria yang tau kisah via dan avin sebelumnya. Yugo hermawan si pria dengan bola mata coklat yang sangat indah.
Malam itu yugo benar benar membuat via jatuh hati, karena perlakuannya terhadap via saat mendengarkan cerita via. Via yang sebelumnya tak pernah mendapat perhatian seperti itu dari avin, rasanya tertegun saat di lakukan sperti itu oleh yugo.
Via tersenyum kecil dengan pipi merah nya yang sedari tadi hanya mengingat kejadian semalam.
"Yugo" celetuk via tak sadar.
Lalu kembali tersenyum malu-malu sendirian."Aku gak tau ini perasaan apa, yang jelas saat ini hanya ada namamu di kepala ku, yugo"
KAMU SEDANG MEMBACA
Y O U
Teen Fiction" semoga angin membawaku ke tempat terbaik, meski pernah terdampar di tempat yang tidak semestinya" ~ oktaviani