00 | Percikan Kecil Kejahilan

19.6K 1.3K 534
                                    

Halo semua

Ketemu lagi nih kita
Buat yang belum tau, book ini bisa dikatakan sebagai side story dari Words for You (It's Yours) dan Klandestin Universe. Jadi, buat kamu yang belum baca atau belum tuntas baca cerita itu, kelarin dulu ya, nanti balik ke sini lagi✨

O iya, aku mau meluruskan satu hal di sini, kalau book ini bakalan ada dua kehidupan yang jadi sorotan, Yaitu Albirru dan Haikal. Porsi buat masing-masing tokoh udah aku atur, jadi semoga kedepannya nggak ada pertanyaan "tokoh utamanya siapa sih?"

Buat permulaan, aku upload prolognya dulu ya, harap tinggalkan jejak kalian, berupa Vote dan komentarnya, karena cerita yang nggak seberapa ini juga berharap dapat apresiasi✨.

Sekian dari aku.

💚Selamat membaca💙



“Laki-laki atau perempuan?” tanya Keren yang akhirnya bersuara.

“Perempuan kayaknya.” 

“Lo pingin ada unsur nama apa, Nai? Satu aja.
Pasti ada. Kaya nama panggilan gitu," tanya Windy. 

Naisha bergumam. Bola matanya mengarah ke sudut atas. “Zora,” celetuknya.

“Kayanya bagus, deh, kalau ada unsur Zora-nya. Iya, kan, Kak?” tanya Naisha meminta pendapat Albi. 

Suaminya mengangguk dengan santai. Laki-laki itu membiarkan sang istri untuk berekspresi. Apapun namanya, ia percaya itu pasti memiliki arti yang baik. 

“Harusnya lo, Al, yang kasih nama. Lo, kan, penulis. Udah punya banyak referensi buat nama anak lo sendiri,” ucap Lionel pada Albi. 

“Iya, tuh, Bang. Enggak mungkin kalau enggak ada,” kata Bagas yang selalu berada di jalur yang sama dengan Lionel.

Albi tersenyum. Hatinya selalu menghangat jika membicarakan sang anak. “Gue belum bikin nama lengkapnya, sih. Tapi, gue pingin namanya Ileana.”

“Ileana.” Jibran mengulang. “Artinya apa, Bi?”

“Matahari.” 

“Wih, keren. Bagus, tuh,” puji Jibran. 

Windy menatap Albi dan Naisha bergantian. 

“Dasar, pasangan sama-sama pecinta matahari. Zora artinya terbit, kan?” Naisha meringis memperlihatkan giginya yang rapi. 

————

Albi berjalan dengan hati-hati memegang bayi perempuan dalam gendongannya. Suara lembutnya membentuk kata-kata pengantar untuk bidadari kecilnya yang baru lahir, "Zora Ileana Suraliya." Seolah menyambut dunia dengan senyuman, mata Zora berbinar cemerlang, memancarkan kehangatan yang membuat Albi merasa dunianya kini lebih indah.

Sambil menikmati semangkuk anggur Muscat milik Albi, Haikal mendekati Pria berkacamata itu dengan protes santai, "Kok nggak ada Agnibrata-nya?"

Albi langsung melirik ke arah pemuda itu, "Dia anak gue, bukan anak lo, ya, bocah!"

"Dih! Mbak Nai liat suami lo, Ati-ati kalo dia ganti bucin ke anaknya loh," celetuk Haikal sambil berpaling pada Naisha yang masih berbaring di atas brankar rumah sakit. Meski dalam kondisi lemah, senyum Naisha tak terbendung. Celotehan Haikal menjadi obat ringan di antara seriusnya ruang perawatan.

Eternal Flutter (SIDE STORY) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang