05 | Antara Rindu & Terimakasih

6.7K 1K 338
                                    

Buat kamu yang mau ikut PO Novel Words For You (It's Yours) bisa follow instagram aku yaa, karena aku bakal mulai post informasinya mulai besok

Terimakasih💚


Selamat membaca✨
.
.
.

Di petang yang tenang, cahaya senja memeluk setiap sudut rumah. Haikal tenggelam dalam pekerjaannya di kamar, suara jari menari di keyboard laptop menciptakan melodi ketenangan. Aji masih belum kembali sejak pagi. Sementara itu, dapur dipenuhi dengan suara gemerisik pisau, desisan panci, dan bau harum rempah-rempah yang menyatu. Reihan dengan penuh kesungguhan menata bahan-bahan untuk membuat makan malam.

Aroma harum semakin memeluk udara, bahkan berhasil menembus dinding kamar Haikal yang dihiasi oleh konsentrasinya pada pekerjaan. Pemuda itu tak bisa mengabaikannya. Dengan langkah ringan, ia keluar dari kamar dan masuk ke area dapur. Matanya yang penuh keingintahuan langsung tertuju pada Reihan yang sibuk di dekat kompor. Diam-diam pemuda itu mulai mengintip isi panci yang dipeluk api lembut di atas kompor.

"Idung lo aktif bener," kata Reihan yang menyadari gerakan Haikal. Pemuda berbalut kaos bergambar Shinchan itu hanya cengengesan.

"Niat banget bikin soto," ujar pemuda asli Bandung itu pada Reihan yang sedang mencuci beras di wastafel.

Di tengah pertanyaan Haikal, suara gemericik air wastafel memayungi jawaban Reihan, "Aji," ucapnya sambil memalingkan wajah ke arah Haikal. "Gue inget tiap lebaran dia nyari soto."

Haikal menuang segelas air minum dari teko di atas meja makan, lalu dengan santai berkata, "Mie rasa soto maksud lo? Gue inget banget dia berhasil bikin Nana ngambek, perkara lebaran ada banyak makanan tapi yang dicari malah mie instan." Saat Haikal mengangkat gelasnya ke bibir, tawa Reihan menyertai gerakan itu.

Tak lama kemudian, Haikal menatap gelas kosongnya. Dalam keheningan itu, sekilas kenangan muncul—suara ketukan ringan saat Aji mengetuk pintu kamarnya. Wajah Haikal menyimpan serpihan-serpihan momen itu, yang sejenak mengubah ruang dan waktu dalam sudut matanya.

“Keluar!” seru Haikal dari dalam kamar.

“Masuk lah,” balas Aji sembari membuka pintu kamar Haikal dan Arga. Keduanya sibuk berbaring di ranjang mereka masing-masing dengan gadgetnya.

“Apa?” tanya Haikal.

“Mi instannya di mana?” tanya Aji.

Kanarga sudah memicing dari tempatnya.

“Buat apa?” tanya Haikal yang jelas tak masuk akal pertanyaannya.

“Pengen makan mi,” jawab Aji.

Haikal langsung mendengus. Ia kemudian berjalan keluar diekori Aji. “Ini lebaran, ya, anjg! Ada opor ada rendang ada makanan lain juga, kenapa yang lo cari malah mi instan?” omel Haikal sambil berjalan ke dapur. Aji mengekor di belakangnya sampai setibanya di dapur, tepatnya di depan rak mi instan, “mau rasa apa?”

Aji terkekeh. “Soto.”

“Ji, Lo pengen makan sotonya atau minya?” tanya Arga dari ambang pintu kamarnya bersamaan dengan Haikal memberikan dua bungkus mi instan pada Aji. Wajahnya terlihat cukup serius.

“Sotonya, sih.”

“Oke, besok bikin, hari ini kenyang kenyangin mi rasa sotonya, mulai besok gue ganti rasa ayam bawang sama kare ayam,” pungkas Arga lantas masuk ke kamar lagi.

Eternal Flutter (SIDE STORY) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang