16 | Malam Bersama

2.4K 404 33
                                    

**EPILOG : MALAM BERSAMA**

"Malam ini ke rumah, ya. Mbak masak banyak." Begitulah bunyi pesan Albi yang membuat Haikal akhirnya mendarat di rumahnya dengan hati yang gembira.

Dengan langkah ringan, Haikal masuk ke dalam rumah. "Assalamu'alaikum," ucapnya sopan setelah meletakkan sepatu bercorak Shinchan miliknya di rak. Bau harum masakan memenuhi udara, membuatnya semakin lapar dan tak sabar untuk segera menyantap hidangan lezat yang sudah disiapkan Naisha.

Mendengar suara Haikal, Albi keluar dari kamar sambil memeluk putri kecilnya yang mengenakan piyama lucu dengan motif bintang-bintang.

"Waalaikumsalam," balas Albi penuh kehangatan saat melihat Haikal datang.

Tanpa berpikir panjang, Haikal meletakkan barang bawaannya di sofa ruang tamu lalu mengulurkan tangannya pada Zora. "Ayo peluk Om ganteng dulu, Om butuh ngecas karena baterai abis buat aktivitas seharian," kata Haikal. Zora yang baru saja terbangun dari tidurnya langsung memeluk Haikal dengan erat, seakan mengobati lelah yang dirasakan Haikal dengan kehangatannya. Albi tersenyum melihat kedekatan antara Haikal dan Zora, merasakan kebahagiaan dalam momen kecil seperti ini di tengah-tengah keluarga mereka.

Albi mengikuti Haikal yang telah duduk di ruang tamu dengan Zora masih berada dalam dekapannya. Pria berkacamata itu tidak ragu bertanya, "Dari Surabaya langsung ke sini?"

Haikal tersenyum sambil bermain dengan keponakan kesayangannya. "Iya, kebetulan Reihan sama Aji juga nggak langsung balik. Reihan ambil beberapa hari buat di rumah orangtuanya, sementara Aji mampir ke Jogja. Gue di rumah sendirian kalo pulang ke Rumah Klandestin sekarang," jelas Haikal.

Albi tersenyum lembut saat mendengar cerita dari Haikal. "Yaudah, hari ini nginep disini aja," ucapnya ramah sambil menatap Haikal dengan penuh pengertian.

Haikal mengangguk, lalu sepersekian detik berikutnya ia bertanya pada Albi, "Mbak di mana?"

"Di rumah bu Desi, ada kumpul ibu-ibu sebentar katanya, palingan bentar lagi pulang," jawab Albi.

"Oalah," sahut Haikal.

"Kenapa? Udah laper?"

"Enggak sih, biasa aja," jawab Haikal sambil menggeleng. Dia kemudian beralih perhatian pada Zora yang masih di pangkuannya.

"Keponakan Om ganteng ini baru bangun tidur, ya? Mimpi apa kamu hmm?" ujarnya sambil memperhatikan ekspresi lucu Zora yang baru saja terbangun dari tidurnya.

Sambil menunggu Naisha pulang, Haikal menghabiskan waktunya untuk bermain dengan Zora. Anak kecil itu terlihat ceria, sesekali tertawa kecil saat ia membuat wajah lucu untuknya. Haikal juga mengobrol ringan dengan Albirru, membagikan beberapa cerita tentang kegiatan terbaru dan juga rencana ke depan.

"Masalah film kemarin gimana, Bang? Lancar?" tanya Haikal, mencoba mengalihkan perhatian dari rasa kangen pada adiknya.

Albirru mengangguk, "Udah mulai digarap, doain lancar ya."

"Doa itu udah pasti," ujar Haikal.

Lalu mereka beralih ke topik lain, membahas hal-hal sehari-hari dan bahkan bercandaan ringan untuk mengisi waktu yang tersisa.

Setelah satu jam terlewati, Naisha akhirnya muncul. "Assalamu'alaikum," sapa wanita itu dengan senyum lembut saat melangkah masuk ke dalam rumah.

"Wa'alaikumsalam," balas Albi dan Haikal serentak, menyambut kedatangan Naisha dengan hangat.

"Kamu bawa apa, Sayang?" tanya Albi, menyorot kantong yang ditenteng Naisha.

"Ahh, ini buah alpukat dari bu Halimah, Kak," jawab Naisha sambil menunjukkan kantong berisi buah alpukat segar.

Eternal Flutter (SIDE STORY) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang