04 | Kembali lagi

7.7K 944 300
                                    

Pagi di festival disambut oleh riuh rendah langkah-langkah yang penuh semangat. Matahari terbit memeluk keramaian dengan sinarnya yang hangat, mencerahkan tenda-tenda yang berwarna-warni. Aroma kopi segar menyatu dengan wangi bunga-bunga yang bermekaran, menciptakan suasana yang membangkitkan semangat. Orang-orang berlalu dengan senyum ceria, sementara musik dan tawa mengisi udara, menciptakan harmoni pagi yang memikat.

Albi dan Naisha berjalan bersama melalui lorong-lorong festival, tangan mereka saling terjalin erat. Albi dengan kemeja hitamnya dan sentuhan kacamata yang bertengger di hidungnya, sedangkan Naisha memakai gaun selutut berwarna putih, dan tas selempang. Siapapun yang melihat mereka mungkin tidak akan mengira bahwa ada putri kecil yang menanti mereka di rumah.

Mereka berhenti di stan-stan unik, memandang satu sama lain dengan mata berbinar-binar saat mencoba makanan khas festival. Tawa mereka menyatu dengan irama musik yang mengalun di belakang, menciptakan memori manis di pagi yang cerah itu.

Naisha tersenyum manis ketika menggenggam sumpit dengan hati-hati. "Kakak Suami, cobain ini deh. Xiao long bao, spesial dari China," katanya, seraya menyodorkan sumpit itu ke arah Albi.

Albi melihat potongan makanan dalam xiao long bao itu, warnanya yang memikat seketika menarik perhatiannya. Namun, rasa ragu tampak di matanya. "Entah kenapa aku curiga sama senyum kamu, Sayang. Pedes banget, ya?"

Naisha tertawa lembut, "Enggak kok. Coba dulu, bakal ada sensasi yang bikin rasanya jadi istimewa." Ia menyakinkan Albi dengan senyuman lembut yang memancarkan kepercayaan.

Albi menggigit bibirnya ragu, lalu akhirnya dengan keberanian, dia menerima suapan dari Naisha. Membiarkan xiao long bao masuk ke dalam mulutnya. Untuk beberapa saat ia merasakan sensasi lembut kulit yang membelai lidahnya, diikuti oleh ledakan rasa yang terasa begitu autentik. Albi terkejut, tapi senyum pun muncul di wajahnya.

"Gimana?" tanya Naisha dengan antusias.

"Nggak terlalu pedes, lumayan!" ucapnya sambil menatap Naisha dengan kekaguman yang tumbuh.

Naisha tertawa, "iya, kan?"

Tanpa mengatakan apapun, Albi mengambil alih sumpit dari tangan istrinya. Ia mengambil satu Xiao long bao dan menawarkannya pada istrinya. "Kamu juga harus cobain."

Dengan wajah sumringah, Naisha menerimanya dengan senang hati.

"Enak, kan? Lumayan?" tanya Albi.

Wanita itu mengangguk. "Aku sering makan ini dulu sama Selyn. Nggak nyangka ternyata rasanya nggak berubah."

"Harusnya emang kayak gitu," kata Albi. Seraya meletakkan sumpit, ia memesan satu bungkus pada penjual.

"Kakak beli?" tanya Naisha.

"Papa harus nyobain."

Naisha tersenyum. "Bener."

Setelah membayar xiao long bao yang lezat, Albi dan Naisha melanjutkan perjalanan mereka di tengah keramaian festival. Namun, mata Naisha tertarik oleh kilauan aksesoris di sebuah stan yang berwarna-warni. Tanpa sadar, dia berbelok untuk melihat lebih dekat, membiarkan dirinya terhipnotis oleh pernak-pernik yang menghiasi stan tersebut.

Albi mengikutinya dengan senyuman, mengetahui bahwa istrinya memang sering terpikat oleh pesona aksesoris, koleksi aksesoris wanita itu mungkin lebih banyak dari yang dijual di stan itu, mulai dari jepit rambut, bandana, hingga perhiasan bernilai seperti emas dan berlian.

Naisha menggenggam setiap perhiasan dengan penuh kagum, matanya bersinar melihat keindahan yang terpampang di depannya. Niat untuk memborong terlihat nyata di wajahnya.

Eternal Flutter (SIDE STORY) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang