☆ REWRITE THE STARS ☆
Nam Heeshin menatap pantulan dirinya dari kaca besar yang ada di ruangan tempatnya bersiap untuk upacara pernikahannya dengan Lee Gwangil.
Hari ini ia melihat dirinya mengenakan gaun pernikahan berwarna putih yang melekat sempurna di tubuhnya.
Hanya dalam hitungan jam, atau malah dalam hitungan beberapa menit ke depan ia akan berjalan ke altar untuk mengucapkan janji pernikahan dengan Lee Gwangil. Lelaki yang sejak awal telah ia pilih.
"Nona Heeshin, upacara pernikahan akan segera dimulai," salah seorang pelayan menghampirinya.
Heeshin masih berdiri mematung di tempatnya. Pikirannya berkelana ke tempat lain, atau lebih tepatnya tertuju pada seseorang yang diam-diam sangat dirindukannya.
"Astaga, nona. Kenapa kau menangis?" pelayan itu tampak terkejut melihat lelehan airmata di wajah cantik nona mudanya itu.
Heeshin tersentak. Pertanyaan bernada cukup tinggi dan sarat kekhawatiran dari pelayan membuatnya segera kembali pada kenyataan.
"Oh, maaf. Aku hanya..." Heeshin tidak melanjutkan ucapannya dan memilih kembali ke meja rias untuk memperbaiki riasan wajahnya.
Dan beberapa menit kemudian Nam Heeshin sudah berjalan di altar, menuju pada sosok Lee Gwangil yang menunggunya dengan tatapan yang sulit diartikan.
Nam Heeshin tertegun cukup lama sebelum akhirnya meraih tangan Lee Gwangil yang terulur di depannya dengan perasaan yang ia sendiri tidak bisa menjelaskannya dengan kata-kata.
Jika ada tangan lain yang diharapkannya terulur padanya, tidak lain adalah tangan lelaki yang telah menempati seluruh ruang di hatinya.
Lee Yoon.
Lelaki yang semula menodongkan senjata api padanya namun kemudian berbalik menjadi sosok pelindung untuknya.
Bagi Heeshin, waktu yang sangat singkat bersama Lee Yoon adalah sebuah kenangan berharga yang tidak akan pernah ia lupakan seumur hidup.
Lee Yoon yang sebelumnya bahkan tidak pernah ada dalam ingatannya, kini diyakini Heeshin akan menjadi ingatan yang paling abadi di hati dan pikirannya.
"Heeshin-ssi..."
Panggilan lembut Gwangil memecah lamunan Heeshin.
"Ya?"
"Kau baik-baik saja?" tanya Gwangil.
Heeshin mengangguk cepat, "ya, aku baik-baik saja, Gwangil-ssi."
Gwangil tersenyum tipis dan memberikan tatapan lembut pada Heeshin. Sungguh, ia telah menjadi sosok yang berbeda jika itu terkait dengan sosok Heeshin, wanita yang dicintainya. Persetan dengan kenyataan jika Heeshin adalah anggota pasukan kemerdekaan. Satu-satunya hal yang terpenting adalah fakta bahwa ia mencintai Heeshin dan tidak ada yang bisa menghalanginya memiliki wanita itu.
"Baiklah, bisakah kita mulai upacara pernikahannya?"
Gwangil mengangguk.
Heeshin kembali termenung, tatapannya kembali kosong. Ia mencoba mengembalikan pikirannya pada pernikahan dan berusaha memainkan perannya dengan sebaik mungkin.
"Ini pilihanmu, Heeshin. Ini adalah pilihanmu," kata-kata itu terus diucapkan Heeshin dalam hatinya.
"Nam Heeshin, bisa kita mulai pernikahannya?"
Di tengah-tengah usahanya untuk meyakinkan dirinya sendiri, Heeshin menegakkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan dari sosok yang akan meresmikan pernikahannya dan Gwangil.
Namun seolah semesta tidak mengijinkannya untuk mendapatkan ketenangan, sepasang mata Heeshin justru menangkap pantulan bayangan seorang lelaki di kaca di depannya.
Lelaki dengan sorot mata sendu yang sangat dirindukan Heeshin. Untuk beberapa saat ia bahkan berpikir untuk berbalik dan berlari menghampiri lelaki itu.
Tidak lama Lee Yoon berdiri disana. Lelaki itu berbalik dan pergi begitu saja seakan ia tidak mau melihat hal yang lebih menyakitkan lagi.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite The Stars (END)
RomanceBerlatar dua tahun setelah alur cerita Song of The Bandits. Nam Heeshin membuat sebuah keputusan besar di detik-detik pernikahannya dengan Lee Gwangil setelah lelaki itu mengetahui identitas aslinya sebagai mata-mata pasukan kemerdekaan. Keputusan H...