☆ REWRITE THE STARS ☆
Dua tahun kemudian...
Nam Heeshin duduk termenung di balkon kamar ditemani lembaran kertas yang telah dipenuhi tulisan tangannya. Hari sudah beranjak tengah malam, suasana di luar tempat tinggalnya pun sudah lengang karena memang sudah melewati batas jam malam untuk penduduk beraktivitas.
"Kenapa anda belum tidur, nona?" tanya sebuah suara di belakang Heeshin.
Heeshin berbalik dan melihat pelayan setia yang sudah menemaninya sejak masih kecil menatapnya dengan raut wajah khawatir.
"Besok akan jadi perjalanan panjang ke Joseon. Anda harus segera tidur setidaknya dua atau tiga jam, nona."
"Aku tahu, bibi Wang."
Wanita paruh baya yang dipanggil Bibi Wang itu tersenyum tipis, "udara di luar cukup dingin. Masuklah, nona. Aku akan membuat teh dan kita bisa mengobrol sebentar sebelum tidur."
Heeshin mengangguk setuju. Bibi Wang berlalu lebih dulu, sementara ia merapikan lembaran kertasnya dan memasukkannya ke sebuah koper yang teronggok di kamarnya. Niatannya menutup koper tertunda saat salah satu barangnya yang tidak ada disana.
Heeshin membuka lemari pakainnya namun sudah kosong. Di tempat tidurnya pun tidak ada. Di kamar mandi juga tidak ada. Ia pun dengan tergesa-gesa keluar dari kamar untuk menemui bibi Wang.
"Bibi Wang, apa kau melihat syal-ku?" tanya Heeshin dengan wajah panik.
"Syal hitam kesayangan anda?"
Heeshin mengangguk.
"Anda mencucinya tadi pagi. Mungkin masih ada di ruang cuci," kata bibi Wang.
Heeshin pun bergegas ke ruang cuci dan baru bisa menghembuskan nafas lega setelah melihat syal miliknya tergantung disana. Karena sudah kering, ia pun memakainya.
Ketika Heeshin kembali ke dapur, ternyata tidak hanya bibi Wang yang ada di dapur namun juga dua orang yang cukup dikenalnya selama ini.
"Sersan Hwang, Sersan Lee, apa yang terjadi? Kenapa kalian ada disini?" tanya Heeshin dengan penuh kekhawatiran.
"Nona Nam, kita tidak punya banyak waktu. Kau harus segera berangkat sekarang. Kami akan mengawalmu sampai ke perbatasan Tiongkok, setelah tiba di Joseon, Sersan Choi akan menjemputmu dan membawamu ke Myeongjeong untuk menemui pasukan kemerdekaan disana dan menyampaikan rencana besar Pemimpin kita."
"Bagaimana dengan yang lain?"
"Delegasi yang lain juga akan segera berangkat secara bertahap ke Amerika Serikat dan Eropa untuk mendapatkan dukungan. Sementara itu, seperti permintaanmu, pemimpin menugaskanmu menjaga komunikasi antara pemerintahan sementara disini dan pasukan kemerdekaan yang ada di Joseon."
"Kenapa rencana dipercepat?" tanya Heeshin sambil bergegas kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap, begitupula dengan Bibi Wang.
"Anggota kita di Gyeongseong mendapatkan informasi jika Jepang akan menarik beberapa pasukan di Joseon yang bisa kita manfaatkan untuk mempersiapkan perlawanan baik di lapangan maupun di meja diplomasi."
"Baiklah. Ayo kita berangkat sekarang," kata Heeshin sambil mengeratkan syal hitam yang melingkari lehernya lalu menjinjing kopernya.
Sersan Lee, Sersan Hwang dan Bibi Wang segera mengikuti langkah Heeshin, keluar dari rumah yang sudah dua tahun terakhir menjadi tempat persembunyiannya.
☆☆☆
Lee Yoon masuk ke penginapan milik Seon Bok yang akhirnya bisa kembali dikuasai oleh pasukan kemerdekaan dan para bandit yang kini bisa hidup berdampingan setelah peristiwa pembantaian yang terjadi dua tahun yang lalu. Meskipun secara keseluruhan mengalami kekalahan namun Gando berhasil mereka pertahankan bersama-sama dan kini menjadi salah satu pusat perlawanan rakyat Joseon."Kamerad Kim," Lee Yoon menyapa sosok yang duduk di salah satu kursi di lobi penginapan yang cukup ramai.
"Lee Yoon-ssi," Kamerad Lee berdiri dan menyambut Lee Yoon dengan ramah.
Lee Yoon lalu mengisyaratkan agar kamerad Kim kembali duduk diikuti oleh dirinya sendiri, "Seon Bok noona memberitahuku jika kau ada di Myeongjeong dan ingin bertemu denganku."
Kamerad Kim mengangguk, "memang ada beberapa hal yang ingin kubicarakan denganmu, Lee Yoon-ssi."
"Tentang gerakan kemerdekaan? atau ada informasi baru tentang rencana Jepang?" tanya Lee Yoon.
"Pemerintahan sementara yang berada di Tiongkok saat ini sedang mengirim delegasi ke sejumlah negara untuk mendapatkan dukungan. Mereka juga akan mengirim salah satu delegasi ke Gando untuk menjadi penghubung antara pasukan kemerdekaan dan pemerintahan sementara."
Lee Yoon mengangguk singkat sambil menunggu kamerad Kim melanjutkan ucapannya.
"Pemerintahan sementara di Tiongkok meminta kami melindungi delegasi ini agar keberadaannya tidak diketahui oleh Jepang apapun yang terjadi."
Lee Yoon lagi-lagi hanya menganggukkan kepalanya.
"Dia adalah salah satu tokoh kunci yang berhasil mendapatkan informasi tentang rencana pembantaian Gando dua tahun yang lalu, tanpa informasi darinya, pasti korban dari warga sipil tidak akan terhitung jumlahnya."
"Jepang menghargai kepalanya seharga kepalamu saat ini, karena itulah aku meminta bantuanmu untuk melindunginya."
Sekali lagi Lee Yoon hanya menganggukkan kepalanya. Tidak ada alasan untuk menolak permintaan Kamerad Kim mengingat hubungan mereka selama dua tahun terakhir terjaga dengan sangat baik.
Pasukan kemerdekaan yang dimpin Kamerad Kim dan para bandit yang kini berada dalam pimpinan Yoon bisa bekerjasama untuk menjaga wilayah Gando dan sekaligus melindungi warga sipil dengan lebih baik.
"Dia bisa tinggal di penginapan ini," usul Yoon.
"Kurasa sebaiknya dia tinggal di tempatmu, Yoon-ssi. Jauh lebih aman dibandingkan penginapan ini yang sering didatangi orang asing."
Lee Yoon tampak sedang mempertimbangkan jawabannya sebelum kemudian mengangguk singkat, "aku akan mempersiapkan tempat untuknya."
Kamerad Kim terlihat lega dan senang. Setidaknya ia mempercayakan hal ini pada seseorang yang tepat.
"Kapan dia akan datang?"
"Dalam dua hari dia akan tiba di Gando," jawab Kamerad Kim.
"Kalau begitu Seon Bok noona yang akan mengantarnya ke desa," putus Yoon.
Kamerad Kim mengangguk, "ya, siapapun yang kau percaya."
Lee Yoon mengangguk sebelum kemudian beranjak dari tempat duduknya, melambaikan tangan singkat pada Seon Bok yang berada di balik meja terima tamu sebelum kemudian keluar dari penginapan dan menghilang di tengah kerumunan penduduk di pasar.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite The Stars (END)
RomansaBerlatar dua tahun setelah alur cerita Song of The Bandits. Nam Heeshin membuat sebuah keputusan besar di detik-detik pernikahannya dengan Lee Gwangil setelah lelaki itu mengetahui identitas aslinya sebagai mata-mata pasukan kemerdekaan. Keputusan H...