Part 15 - Two Lovers

126 10 0
                                    

☆☆ REWRITE THE STARS ☆☆


Flashback on

Gyeongseong, 1920.

Lee Gwangil mengetuk pintu rumah Nam Heeshin dalam keadaan setengah tersadar. Tubuhnya sedikit terhuyung karena efek minuman keras yang ditenggaknya cukup banyak malam ini setelah mengetahui identitas wanita itu yang sebenarnya.

Pintu terbuka tak lama kemudian. Bibi Wang yang membukanya dan ia cukup terkejut dengan kedatangan Lee Gwangil.

"Dimana Heeshin?" tanya Gwangil sambil melangkah masuk.

"Nona Nam sudah tidur sejak satu jam yang lalu, Mayor Lee."

Gwangil lalu naik ke kamar Heeshin di lantai dua, membuka pintunya pelan-pelan dan disambut dengan pencahayaan minim dari kamar itu.

Benar kata bibi Wang. Nam Heeshin sudah tertidur nyenyak di ranjangnya yang empuk dan hangat. Wanita itu tampak tidur dengan damai, seolah-olah ia tidak sedang menyembunyikan identitasnya sebagai pejuang kemerdekaan yang berada di tengah orang-orang yang loyal pada Jepang.

"Aku yang terlalu dibutakan olehmu atau kau memang sangat cerdas menyembunyikan semua ini, Nam Heeshin?" gumam Gwangil sambil menarik buku yang dipegang Heeshin lalu meletakannya di nakas.

Gwangil mengamati wajah cantik itu dengan lamat-lamat. Hanya dalam hitungan hari, Nam Heeshin akan menjadi istrinya. Mimpinya selama bertahun-tahun akan segera terwujud.

"Tidak apa-apa jika bukan aku yang ada dihatimu, Heeshin-ssi. Selama aku yang memilikimu, akulah pemenangnya."

Gwangil lalu duduk di sofa panjang yang ada di kamar Heeshin. Ia terjaga sepanjang malam, memikirkan rencana pernikahan dan juga bagaimana ia akan membatasi pergerakan Heeshin sebagai anggota pasukan kemerdekaan.

Menjelang pagi, pergerakan Heeshin menarik perhatian Gwangil. Wanita itu masih belum menyadari keberadaannya. Ia berdeham pelan saat Heeshin meregangkan tubuhnya.

"Astaga...!!" Heeshin memekik terkejut.

"Maaf membuatmu terkejut, Heeshin-ssi."

"Gwangil-ssi, sejak kapan kau di kamarku?" Heeshin bergegas merapikan rambutnya dan turun dari tempat tidur.

"Semalam. Bibi Wang bilang kau sudah tidur, jadi aku menunggu disini."

"Memangnya ada apa? Kenapa tidak bisa menunggu sampai pagi?" tanya Heeshin.

Gwangil beranjak dari tempat duduknya dan mendekati Heeshin yang berdiri di depannya, "aku ingin kita segera mengadakan upacara pernikahan."

Heeshin terlihat tidak bisa menutupi keterkejutannya, dan Gwangil menyadari itu.

"Bukankah sudah diputuskan dalam dua bulan..."

"Terlalu lama, aku mau akhir pekan ini. Lagipula tidak ada bedanya, kan?"

"Tapi..."

"Heeshin-ssi, kita sudah mengenal cukup lama. Kita juga saling mencintai, kan?"

Heeshin termenung cukup lama sebelum kemudian mengangguk pasrah. Gwangil tersenyum kecil dan menarik Heeshin ke pelukannya.

Rewrite The Stars (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang