20. Meminta Restu

1.5K 149 18
                                    

⚠️
Mature scene








Chaeyoung tengah berada di depan kediaman keluarganya. Menarik nafas untuk mempersiapkan diri. Sion yang berada di pangkuannya hanya terheran melihat sang ibu. Pada akhirnya tibalah hari dimana Chaeyoung harus menemui orang tuanya untuk membicarakan tentang pesta pernikahannya dengan Jaehyun. Suaminya itu sudah menawarkan untuk mendampingi Chaeyoung, tetapi wanita itu menolaknya. Berdalih bahwa dia akan pergi sendiri, untuk menyelesaikan masalahnya pada sang ibu. Dia tidak ingin Jaehyun ikut campur dahulu.

Setelah pergolakan batin yang panjang, akhirnya Chaeyoung memberanikan diri untuk turun dari mobil yang dia tumpangi, mengucapkan terima kasih kepada supir dan beranjak menuju gerbang rumah besar itu.

Ternyata keluarganya tidak pindah, rumah yang berdiri kokoh ini masih di tempati oleh keluarga Chaeyoung. Ada sekelebat kenangan yang menghinggapi kepalanya, ingin menitikkan air mata, namun ia tahan. Tak ingin sang anak ikut merasakan kesedihan yang menderanya.

Tak berapa lama, gerbang itu terbuka secara otomatis. Dan Chaeyoung bergegas memasuki rumah besar ini. Kedatangannya di sambut oleh Jisung. Adiknya yang sekarang sudah bertumbuh dan akan memasuki masa remaja. Jisung nampak heboh bertemu kembali dengan sang kakak setelah 7 tahun berlalu. Jisung berlarian memanggil Eunyoung yang berada di kamar.

"I-ibu ..." Suara Chaeyoung bergetar, tidak mampu lagi menahan rasa sedih. Ada rindu, kecewa, bahagia, dan kelegaan yang mendera Chaeyoung. Sosok ibu yang dia butuhkan, ada di depan matanya.

Eunyoung, sama sedihnya melihat sang putri yang kini sudah menangis. Berjalan cepat untuk mendekati putrinya, memeluk erat putri kecil yang dia rindukan. Membuat Chaeyoung semakin mengeraskan tangisannya.

"Maafkan aku Ibu ... aku telah mengecewakanmu." Ujar Chaeyoung dengan suara lirih.

Eunyoung mengusap air mata Chaeyoung. "Tidak, Chaeyoung. Ibu yang seharusnya meminta maaf. Seharusnya Ibu tidak meninggalkanmu di saat masa tersulitmu."

Tidak ingin ketinggalan, Sion yang berada pada gendongan Chaeyoung ikut menangis. Tubuhnya memberontak ingin di lepaskan dari gendongan erat ibunya. Chaeyoung melepaskan gendongannya, membiarkan Sion merangkak untuk mengitari ruangan ini.

"Aduh, Sion merasa sesak ya karena Mama terlalu erat menggendong. Sekarang Sion boleh bermain."

"Mamma mamma mamma." Hanya ocehan yang Sion keluarkan dari bibir mungilnya. Bayi besar itu belum lancar berbicara. Hanya mampu mengucapkan mama dan dada.

"Apa itu cucuku?" Eunyoung mengalihan fokusnya untuk menatap Sion yang mencoba berjalan menggunakan kursi sofa sebagai penahan tubuhnya. Refleknya sebagai nenek, tangannya mengelus pipi merah Sion. Bocah kecil yang nampak lucu dengan topi rajut menutupi rambut tipisnya.

"Iya, Ibu. Namanya Jeong Sion, minggu depan akan genap berusia satu tahun. Aku harap Ibu bisa datang ke pesta ulang tahunnya."

Chaeyoung menghela nafas panjang, "Sebenarnya Sion mempunyai Kakak yang cantik, namun Tuhan lebih menyayangi Haneul. Dia sudah menjadi malaikat kecil di surga."

"Oh Chaeyoung, anakku ..." Eunyoung merasakan kesedihan Chaeyoung. Memeluk erat putrinya, sekali lagi. Memberikan kekuatan pada Chaeyoung.

***

Chaeyoung sudah menceritakan tentang keinginannya untuk menggelar pesta pernikahannya. Dan meminta izin agar keluarganya hadir. Tentu ibunya setuju dan akan menghadirinya. Dia akan berbicara dengan Boah bila itu diperlukan.

"Chaeyoung ... mungkin ini terdengar seperti pembelaan. Namun aku harus menyampaikan hal ini padamu. Kesalahanku memang tidak di benarkan..." Eunyoung menggenggam tangan Chaeyoung.

Out of Time [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang