Waktu berjalan sangat cepat. Keluarga kecil Jaehyun kini sedang menikmati liburan—yang seharusnya menjadi bulan madu. Jika Chaeyoung tidak bersikukuh memboyong putra kecilnya untuk menikmati liburan. Jaehyu hanya pasrah, karena Chaeyoung mengancam membatalkan liburan jika tidak ada Sion. Chaeyoung beralasan bahwa Sion masih terlalu kecil untuk di tinggal sendirian bersama kakek dan neneknya. Sebagai ibu, tentu Chaeyoung khawatir apabila anaknya akan rewel nantinya. Mengingat liburan mereka berlangsung selama dua minggu lamanya. Jaehyun tersenyum pahit, hilang sudah rencana mengeksplorasi gaya bercinta dengan sang istri.
"AYAAHHH! HAHAHA." Bocah yang sudah berusia dua tahun itu berteriak kegelian, karena ayah jahilnya menggelitiki perut bulat miliknya.
"AYAH, GELIII!" Sion terus terkikik kegelian, Jaehyun tidak berhenti menggelitiki perut dan kakinya. "MAMAAAA! AYAH JAHAT KEPADA SION!" Tidak kuat, akhirnya Sion mengadu kepada sang Ibu.
Chaeyoung yang berjalan ke arah ayah dan anak itu hanya menggeleng heran. Memang suaminya ini gemar sekali menjahili anaknya. Memang tidak sampai menangis, tapi Sion pasti berteriak karena marah.
"Jaehyun, sudah cukup! Kau ini suka sekali menjahili anakmu sendiri."
Jaehyun berhenti menggelitiki anaknya, perintah mutlak dari sang istri harus dia turuti. Kini ia beralih untuk menciumi wajah putra kecilnya itu. Bisa tidak ya, anaknya ini tidak tumbuh dewasa? Rasanya Jaehyun ingin memeluk tubuh mungil putranya ini setiap detik. Rasanya baru kemarin bayi merah itu menangis keras, mengapa sekarang sudah sebesar ini. Jaehyun tidak bisa membayangkan, bagaimana jika dia tidak bisa menemukan Chaeyoung. Maka dirinya tidak akan melihat Sion lagi, sungguh mimpi buruk bagi hidupnya.
"Ayah, Sion ingin bermain dengan Mama." Bocah itu merajuk, meminta tubuhnya dilepaskan dari tangan kekar Jaehyun.
Ponselnya berbunyi saat dia ingin menjawab permintaan anaknya. Air mukanya berubah serius ketika mengetahui nama kontak yang menghubunginya. Sontak tangan Jaehyun melepaskan tubuh Sion, bocah itu langsung beranjak turun untuk menyusul ibunda tercintanya.
"Ada apa?" Jaehyun bertanya dengan nada tegas. Jika anak buahnya menghubungi di saat dia sedang liburan, artinya keadaan di sana sedang tidak baik-baik saja.
"Maaf Tuan Jaehyun, karena telah mengganggu waktu liburan Anda. Namun saya ingin memberi tahu bahwa paket anonim telah datang lagi. Dan berisi foto Tuan Jaehyun dan Nyonya Chaeyoung saat memasuki mobil untuk berangkat liburan."
Jaehyun mengepalkan tangannya, "Apakah kau sudah memeriksa seluruh wilayah dan memastikan siapa pemotret sialan itu?"
"Sudah, Tuan. Sepertinya foto tersebut di ambil dari jarak jauh. Karena saya dan yang lainnya telah memeriksa kamera pengawas dan tidak ada yang mencurigakan. Dan satu lagi Tuan, di dalam paket tersebut terdapat bangkai tikus yang tertancap pisau."
Bajingan itu memang sengaja membuat Jaehyun marah. Satu tahun tidak berhenti untuk mengirimi paket berisi foto yanh telah berlumuran darah. Beruntung baik Chaeyoung atau Sion tidak mengetahuinya, karena Jaehyun selalu menyuruh petugas keamanan untuk mengambil dan membakar barang sialan tersebut.
"Terus awasi wilayah itu. Dan bakar seperti biasanya." Jaehyun merasakan pegangan erat pada kakinya, dan mendapati Sion sudag berada di sini untuk meminta di gendong. Jaehyun menggendong anaknya dengan satu tangan.
"Baiklah, Baram. Ku rasa sudah cukup pembicaraan ini. Kau tahu apa yang harus kau dan anak buahmu lakukan."
Jaehyun menutup panggilan itu, lalu beralih menatap anaknya. "Ada apa, Sayang? Kenapa mendatangi Ayah?"
"Mama menyuruh Sion untuk memanggil Ayah. Kata Mama kita akan bermain di pantai, YAYY!" Seru bocah itu dengan penuh semangat. Jaehyun hanya tertawa melihat tingkah lucu putranya. Segera menggendongnya menuju Chaeyoung yang sudah menunggunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Out of Time [Tamat]
RomantizmPark Chaeyoung yang harus mendekam di penjara karena merundung teman sekelasnya, yang menyebabkan temannya mengakhiri hidupnya. Disaat angin kebebasam akan menyambutnya, Jeong Jaehyun datang untuk meminta bayaran kepada Chaeyoung atas kematian adik...