Tepat 5 tahun telah berlalu, Jaehyun masih saja belum menerima kepergian Chaeyeon. Jiwa dan raganya sepenuhnya menolak kehilangan adik tercintanya itu. Berulang kali, orang tuanya mengingatkan bahwa dirinya harus menerima fakta bahwa adiknya sudah tidak ada di dunia ini. Namun Jaehyun menolak kebeneran itu, menolak kebenaran bahwa dirinya ditinggalkan oleh orang yang telah mengisi dan mewarnai hari-hari di hidupnya, menyisakan kehampaan di dalam jiwanya. Untuk siapa sekarang dia harus tersenyum, dan kemana kah tujuan hidupnya akan berlabuh jika bukan Chaeyeon?
Botol alkohol dan batang nikotin menemani sunyinya malam Jaehyun. Dengan kesadaran yang semakin terkikis, dipandanginya foto Chaeyeon di meja kerja miliknya yang tersenyum cerah. Jemari miliknya mengelus foto tersebut, hatinya hancur. Air matanya sudah mengering, habis untuk menangisi kepergian adik tercintanya. Jaehyun tidak tahu lagi, bagaimana cara melupakan Chaeyeon. Melanjutkan pendidikan, berolah raga, meditasi, hingga bekerja sampai gila sudah dia lakukan, namun bayangan adiknya tidak bisa lenyap dari benaknya.
"Chaeyeon, kapan kau kembali? Aku merindukanmu, Sayang." Racaunya dengan suara parau.
Jaehyun terus menenggak minuman beracun itu sampai tandas. Bahkan alkohol sama sekali tidak membantunya! Juga asap tembakau yang dia keluarkan, tidak mampu membawa terbang kesedihannya. Netranya beralih pada ponsel yang tergeletak di atas meja. Jemarinya menggulir foto di dalam galeri ponsel miliknya, matanya menatap tajam potret gadis cantik tersebut.
"Kau ..."
"Kau harus menjadi Chaeyeon dan berada di sisiku." Ucapnya penuh dengan keyakinan. Lalu menenggak minuman beracun yang entah berapa sudah berapa botol dia minum. Kini kesadarannya perlahan menurun, matanya sudah tidak sanggup untuk terbuka. Tergeletak di ruang kerjanya, lagi dan lagi hingga matahari menyapa lalu Jaehyun terbangun dengan kepala yang seakan ingin pecah.
***
"Chaeyoung, hari ini kau terlihat sangat bahagia."
Sunmi berujar dengan nada menggoda kepada Chaeyoung. Yang digoda hanya menampakkan senyumnya saja, tentu saja dia bahagia. Bagaimana tidak, hari ini merupakan hari pembebasan Chaeyoung. Tentu perasaan gadis itu sangat senang hingga terasa seperti daun tumbuh di musim semi. Berbagai daftar kegiatan yang akan dia isi setelah masa penjara sudah memenuhi kepalanya, rasanya Chaeyoung ingin melakulan daftar keinginan itu sekarang juga.
"Tentu saja aku bahagia—ah tapi aku juga bersedih karena tidak bisa bertemu dengan Bibi lagi."
Sunmi menepuk pelan pundak Chaeyoung. "Hei, kau masih bisa menemuiku. Temui aku saat aku sudah bebas dari sini, kau harus berjanji, oke? Kalau kau tidak menemuiku, aku akan mengacau di Seoul untuk mencarimu!" Sunmi berusaha menenangkan Chaeyoung. Dirinya tidak berbohong bahwa gadis itu dapat menemuinya kapan saja setelah dia bebas tentu saja. Chaeyoung yang sudah dia anggap seperti anaknya sendiri, mana tega dia mengecewakan gadis ceria kesayangannya.
Mereka berdua tertawa bersama, saling melempar candaan. Hingga obrolan mereka harus berhenti karena Chaeyoung sudah harus meninggalkan penjara ini. Chaeyoung memeluk erat Sunmi yang sudah dia anggap seperti keluarganya sendiri. Tak lupa ia berpamitan dengan penghuni lainnnya. Jujur saja agak berat untuk Chaeyoung pergi, karena percaya tidak percaya, dia merasa hidupnya kembali terang disini. Dirinya tidak lari dan memanipulasi kekosongan jiwanya, dan terima kasih karena Chaeyoung sekarang sudah tidak kecanduan alkohol dan batang nikotin. Dirinya sadar, gula-gula jauh lebih nikmat daripada dua benda beracun itu.
Ketika tubuhnya sudah berada di luar bangunan penjara, segera dia menghirup udara dengan rakus. Memikirkan kemana dia akan pergi setelah ini, dirinya hanya memiliki sedikit uang yang diberikan oleh Sunmi. Jadi Chaeyoung harus memanfaatkan uang tersebut untuk mencari tempat tinggal, dan segera mencari pekerjaan. Sepertinya bekerja di pabrik tidak terlalu buruk-oh atau dirinya bisa melamar di restoran kecil. Sebelum itu, bukankah jauh lebih penting memikirkan bagaimana caranya dia meninggalkan penjara ini sekarang? Tidak mungkin Chaeyoung akan berjalan kaki sejauh itu. Chaeyoung masih menjadi manusia normal, bukan superhero.
KAMU SEDANG MEMBACA
Out of Time [Tamat]
RomancePark Chaeyoung yang harus mendekam di penjara karena merundung teman sekelasnya, yang menyebabkan temannya mengakhiri hidupnya. Disaat angin kebebasam akan menyambutnya, Jeong Jaehyun datang untuk meminta bayaran kepada Chaeyoung atas kematian adik...