31. Ujung Rasa Bahagia

1.1K 119 7
                                    

Doha berlarian dengan tergopoh-gopoh. Tubuhnya terasa remuk karena terus-terusan berlari dari kejaran anak buah Jaehyun. Doha tidak ingin tertangkap, sangat tidak adil jika dia masuk penjara. Karena dia tidak melakukan kesalahan apapun. Sial, ini pasti karena Chaeyoung yang mengadukan dirinya kepada Jaehyun. Kenapa wanita itu tidak mati saja saat dia mendorongnya dari tangga. Dasar wanita sombong, dia pikir dia sebaik apa hingga menolak Doha.

Semua bawahannya telah habis, ada yang masuk penjara ada pula yang mati mengenaskan. Doha terus mengumpat karena dia benar-benar sendirian sekarang. Semua asetnya juga habis, karena Jaehyun sialan itu telah mengambil semua aset miliknya. Gagal sudah rencananya, semuanya gagal! Niat awal dia ingin memiliki Chaeyoung sekaligus menghancurkan Jaehyun sang rival bisnisnya, tidak akan pernah tercapai. Padahal tinggal sedikit lagi, namun pria itu masih bisa menggagalkan rencana milik Doha. Harusnya Doha melihat Jaehyun hancur karena kehilangan keluarganya, harusnya Doha melihat Jaehyun bertekuk lutut di bawah kakinya.

Dari segi manapun, dia jauh lebih baik dari Jaehyun. Dia lebih muda, lebih rupawan dan tentu memiliki sikap yang lebih baik. Sial sekali, seharusnya dia membawa Chaeyoung lebih awal. Agar wanita itu tidak melahirkan bayi-bayi jelek. Doha sekarang hanya bisa meratapi nasib buruknya. Mengumpati Jaehyun sepanjang hari.

"Bajingan! Iblis! Jeong Jaehyun sialan!"

Doha terus saja mengumpat, tidak menyadari bahwa dia sudah terkepung. Banyak orang berseragam hitam dan memakai topeng telah membentuk lingkaran untuk menghalangi jalan Kim Doha. Belum sempat menyadari keadaan berbahaya ini, Doha merasakan punggungnya dipukul dengan benda yang keras. Lalu perlahan, kesadarannya menurun.

***

Doha terbangun, mendapati dirinya sudah berada di atas kapal dengan tubuh yang terikat di atas kursi. Doha terus meronta untuk melepaskan ikatan tubuhnya ini. Namun usahanya sia-sia, karena ikatan pada kursi ini sangatlah kencang.

Setelah itu, muncullah sosok Jaehyun, Jungkook dan juga Wooseok yang memasang wajah datar. Doha memandang mereka dengan tatapan benci. Mereka penyebab gagalnya perusahaan miliknya mengalami penurunan.

"Aduh, Jaehyun. Kurasa kau harus memberiku imbalan yang besar. Mengatasi hama-hama yang tersebar di banyak wilayah membuatku lelah." Jungkook berkata sembari tersenyum remeh, seakan mengejek Doha yang tidak berdaya.

Jaehyun melangkahkan kakinya untuk mendekati Doha. Mengeluarkan pistol untuk menghilangkan nyawa Doha, tentu saja. Tangannya mengarahkan pistol miliknya diantara kepala, mulut dada Doha. Menimang sebaiknya dia menembak di bagian tubuh mana.

"Aku sangat ingin sekali menembak kepalamu, namun darah dan otak kecilmu akan mengotori kapal ini. Jadi aku tembak saja jantungmu, bagaimana?" Jaehyun berkata dengan halus, namun sarat akan ancaman.

"Bagaimana rasanya, hanya bisa memandangi foto istriku selama bertahun-tahun? Lalu menghabiskan waktumu untuk membenciku? Sayang sekali kau harus mengakhirinya hari ini." Jaehyun tersenyum lebar, semakin membuatnya terlihat menakutkan.

"KAU PENJAHAT SESUNGGUHNYA. CHAEYOUNG PASTI AKAN JIJIK KEPADAMU SETELAH TAHU BAHWA KAU ADALAH MAFIA." Doha berteriak disisa tenaganya.

"Bedebah ini, sudah tertangkap masih saja tidak tahu diri." Jungkook berdecak sebal melihat kelakuan Doha.

Jaehyun mengisyaratkan Jungkook untuk diam. Lalu pria itu menodongkan pistol tepat, di depan dada Doha. Tentu saja Doha sudah sangat bergetar ketakutan saat ini.

"Kau harus berterima kasih, Kim Doha. Istriku masih berbaik hati agar aku tidak membunuhmu. Tapi aku tidak bisa mengabulkannya, karena tidak tahan melihatmu bernafas. Anggap saja ikan yang memakan tubuhmu sebagai bayaran atas kesalahanmu. Kau sudah membunuh orang yang tidak bersalah demi bisnismu, dan merasa lebih baik dariku? Teruslah bermimpi."

Out of Time [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang