22. Lampu Hijau

1.5K 136 16
                                    

Telah beberapa minggu terlewati setelah pesta pernikahan. Tidak ada yang berubah, selain tempat tinggal mereka. Kini sudah resmi berpindah menuju mansion mewah. Chaeyoung masih bersikap dingin kepada Jaehyun. Dia hanya menjadi ibu bagi Sion, bukan istri untuk suaminya. Entahlah, Chaeyoung masih belum bisa melakukan tugas selayaknya istri, egonya masih melarang Chaeyoung untuk menjadi istri yang baik. Dia masih sangat berharap untuk lepas dari Jaehyun.

"Kau belum tidur?" Tanya Jaehyun yang baru saja kembali dari kamar Sion, untuk menidurkan bocah itu.

Chaeyoung tidak menjawabnya, bukankah jelas, jika matanya belum terpejam, artinya dia belum tidur. Mengabaikan pertanyaan sang suami, mengangkat selimut hingga ke atas tubuhnya, lalu mengambil posisi tidur membelakangi suaminya.

Jaehyun hanya terdiam menatap Chaeyoung yang mengabaikannya—lagi. Dia hanya mampu menyabarkan dirinya. Ingin sekali rasanya, setelah penat bekerja, dirinya pulang dengan istrinya yang menyambut hangat kepulangannya. Namun yang apalah daya, dia hanya disambut oleh tangan kosong. Chaeyoung benar-benar tidak menganggapnya sebagai suami. Istrinya dengan telaten akan memasak untuk Sion, memilihkan baju, mengobrol dan bercanda dengan anaknya, namun tidak dengan dirinya. Bahkan Jaehyun setiap hari melihat istrinya tak jarang mengobrol hingga tertawa bersama pekerja di rumah ini. Tapi, kenapa hanya dirinya yang di kecualikan, ya? Berapa lama lagi Jaehyun harus bersabar menunggu hati sang istri terbuka untuknya.

"Aku benar-benar serius ketika mengatakan mencintaimu sebagai istriku, Chaeyoung. Bukan orang lain. Ku mohon bukalah hatimu untukku." Jaehyun seperti sedang bermonolog, karena Chaeyoung tidak menggubris ucapannya.

Ini bukan kali pertama Jaehyun mengungkapkan perasaannya. Hampir setiap hari, Jaehyun menyempatkan diri untuk membisikkan pernyataan cinta kepada Chaeyoung.

***

"Chaeyoung, apakah kau sedang bertengkar dengan Jaehyun?"

Chaeyoung menggeleng dengan cepat, "Tidak, Bu. Kami baik-baik saja." Jawab Chaeyoung dengan jujur. Karena memang dia dan Jaehyun tidak sedang bermusuhan.

Eunyoung menatap ragu ke arah Chaeyoung. Ingin mengatakan sesuatu yang telah di pendam. Namun ragu, takut Chaeyoung terlalu memikirkan perkataannya. Tetapi dia harus mengatakan, demi keberlangsungan hubungan anak dan menantunya.

"Chaeyoung, bukannya aku ingin ikut campur. Tetapi, apakah kau tidak mencintai Jaehyun? Apakah kau masih membencinya?"

Chaeyoung tersentak mendengar pertanyaan ibunya ini. Jujur saja dirinya masih bingung dengan perasaan yang ada di hati. Dia menyimpan perasaan lebih-tentu saja. Dengan perlakuan Jaehyun yang setiap hari membisikkan kalimat sayang, memberikan perhatian kecil, dan tidak lupa pelukan hangat setiap malam. Siapa wanita yang tidak luluh. Namun rasa kecewa yang mendera jiwanya, seperti melarang Chaeyoung untuk membuka hati. Jaehyun terlalu banyak menyakiti hatinya. Belum lagi kenyataan pria itu mengancam ayahnya. Meski hubungan Jinho dan Jaehyun sudah membaik sebagaimana mertua dan menantu, namun dirinya masih saja kecewa dengan fakta pahit itu.

"Aku bingung, Ibu. Aku takut jika aku jatuh cinta, Jaehyun akan membuangku. Meski setiap hari dia menyatakan cinta kepadaku, aku tetap tidak bisa melupakan fakta bahwa awalnya dia hanya ingin aku menggantikan posisi adiknya. Aku takut Ibu, rasanya aku tidak pantas mendapatkan cinta seperti ini." Suara Chaeyoung terdengar lirih di akhir pernyataannya. Tersimpan berjuta hal yang Chaeyoung khawatirkan, namun dia tidak mampu mengatakan semuanya.

Eunyoung segera memeluk Chaeyoung. Menenangkan putrinya ini, tentu dirinya ikut andil mengapa Chaeyoung merasa tidak berhak di cintai. Karena dia lah manusia pertama yang tidak menerima kehadiran Chaeyoung.

"Maafkan aku, Chaeyoung. Kau pantas di cintai oleh siapapun. Maafkan aku yang membuatmu merasa terbuang dan tidak pantas bahagia. Kau berhak di cintai oleh kami semua, Chaeyoung. Apalagi Jaehyun, aku merasa Jaehyun memang benar menyayangimu. Aku bisa tahu dari tatapan mata dan bagaimana dia memperlakukanmu dengan lembut. Jangan sampai dia merasa tersakiti lebih lama lagi, Chaeyoung."

Out of Time [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang