17. Tangis

171 10 0
                                    

Eunhyuk sampai di rumah sakit, ia segera berlari di lorong rumah sakit.

Ia sempat beberapa kali menabrak seorang pasien dan perawat namun Eunhyuk tak peduli akan hal itu, yang terbesit di dalam pikirannya hanyalah Mark, Lee Mark.

Anak bungsu yang ia sayangi bahkan akan Eunhyuk warisi sebuah perusahaan dan uang.

Eunhyuk mendekati salah satu suster disana.

"Permisi suster, yang menjadi pendonor pasien atas nama Lee Jisung siapa ya?" Tanya Eunhyuk, ia sekarang hanya berharap jika bukan nama Mark yang di sebut.

"Sebentar ya pak, saya cek dulu." ucap suster itu dan membungkuk sopan lalu mencari berkas pendonor Jisung.

Denyut jantung Eunhyuk berdetak dengan cepat, ritme nafasnya kini menjadi cepat dan pendek menunggu ucapan sang suster.

"Pendonor pasien yang bernama Lee Jisung adalah Lee Mark, pak." Ucap suster dengan sopan.

Eunhyuk menahan nafasnya, sial! Apa yang Eunhyuk lihat tidak bohong, jika Mark benar benar pergi.

"Kalau boleh tau, ruangan operasinya berada di mana ya?" Tanya Eunhyuk.

"Disana pak" Tunjuk sangat suster dengan telapak tangannya di ruangan nomor 05.

"Terimakasih banyak suster sudah membantu saya" Ucap Eunhyuk membungkuk sopan pada suster.

"Sama-sama Pak, itu memang tugas saya" Ucap Suster ikut membungkuk.

***

Eunhyuk berjalan menuju ruangan yang tadi di tunjuk oleh sang suster.

Setiap langkah yang ia lewati terasa berat, seakan tak rela melihat apa yang terjadi saat ini.

Tinggal delapan langkah lagi Eunhyuk sudah sampai di depan pintu ruang operasi.

Langkahnya semakin lama semakin pelan, hingga di langkah kelima ia benar benar berhenti melangkah.

Kakinya tidak kuat berjalan lagi, ia mematung di lorong rumah sakit.

Saat Eunhyuk membeku, Taeil keluar dari ruangan yang bertanda jika operasi sudah berjalan dengan baik.

"Ahh~ halo Eunhyuk hyung" Sapa Taeil dan membungkuk pada Eunhyuk.

"Halo Taeil" senyum terlihat dari sudut bibir mereka berdua, namun senyum Eunhyuk sangat tipis hingga tidak terlihat seperti senyuman.

"Ah iya, apakah Hyung sudah tau jika Mark mendonorkan ginjalnya pada Jisung?" Tanya Taeil.

"Uhm yeah, aku tau.." Ucap Eunhyuk dengan lesu.

"Mereka sudah selesai operasi kamu bisa menemuinya jika kamu mau" Ucap Taeil lalu pergi meninggalkan Eunhyuk.

Eunhyuk pun masuk keruangan operasi tadi, disana ada dua kasur, dan disana juga ada 2 anak Eunhyuk yaitu si bungsu dan si sulung sama sama terbaring di kasur.

Hanya yang berbeda adalah jika dibadan Jisung terpasang beberapa alat dan selimut menyelimuti diri Jisung hingga hampa ke dada.

Sedangkan Mark hanya ada selimut yang menyelimuti seluruh tubuhnya.

Perlahan Eunhyuk berjalan menuju raga Mark.

Abang || Mark Lee [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang