Saat Jeno berusia 8 tahun
"Jeno-ya~ mana kembaranmu??"
"Ibu dan papa bisa tolong berhenti mencari Jaemin?! Kalian selalu mencari Jaemin di bandingkan aku.. Apa kalian membenci aku.." ucap Jeno, air matanya membendung di pelupuk matanya sedari tadi.
Anak kecil itu berlari menjauh dari kedua orang tuanya dalam keadaan matanya yang sudah mengeluarkan cairan bening tersebut.
Dengan lengan kirinya ia mengusap kasar air mata tersebut.
Dia menangis di bawah pohon rindang di taman itu, dia hanya... Merasa iri dengan Jaemin..
Karena ketampanan Jaemin yang lebih di atasnya membuat orang tua mereka lebih memprioritaskan Jaemin daripada dirinya.
***
"Papa~ Jeno kemana??" tanya Mark dengan matanya yang sibuk mencari sosok Jeno atau adiknya.
"Entahlah, untuk apa kamu mencari anak nakal itu?" ucap sang ayah dengan acuh, begitu pula sang ibu.
Mark menghela nafas kasar dan mencari sang adik.
Saat tengah mencari Jeno, ia mendengar isakan halus terdengar.
Dengan di penuhi rasa penasaran, kaki Mark melangkah menuju suara tersebut.
"Jeno~ apa yang engkau lakukan disini??" Tanya Mark, tangannya mengusap pelan kepala sang adik.
"Tak apa, aku hanya sedikit sedih." ucap Jeno dengan nadanya yang seolah tak acuh, suara yang ia keluarkan bergetar.
***
Saat Jeno berusia 12 tahun.
'Terjadi sebuah kecelakaan mobil di ***, di duga korban kecelakaan tersebut adalah anak dari CEO terkenal atau Lee Eunhyuk yang bernama Lee Jeno dan Lee Jaemin.' ucap seorang reporter berita.
Eunhyuk tersedak kopinya dan bergegas menuju rumah sakit bersama anak anaknya yang lain.
Di sana, Jeno adalah korban terparah namun yang hebatnya ia adalah korban yang siuman terlebih dahulu daripada Jaemin.
"Jeno! Bagaimana keadaan Jaemin?!!" Tanya Eunhyuk.
"Pa, apakah papa tidak bertanya dengan keadaan ku saat ini? Pa.. Aku juga korban pa, kenapa Jaemin yang selalu ayah prioritas kan? Apakah aku adalah anak yang ayah benci" ucap Jeno, setiap kata yang ia ucap, air matanya juga menetes perlahan.
Tanpa mendengar ucapan Jeno, Eunhyuk menjawab "Jaemin lebih penting daripada kamu, Jeno."
Jleb! Jantung Jeno rasanya mencelos, air mata yang keluar semakin deras.
Kini hanya sesak di dada yang bisa ia rasakan.
***
Saat Jeno berusia 15 tahun.
"Jeno-ya~ asma yang kamu derita semakin parah" ucap Ten sambil menyiapkan obat.
"Sudahlah hyung, tidak apa apa.. ayah juga tidak akan peduli dengan itu" ucap Jeno.
Ia sudah menyimpan penyakit asma itu sejak dua tahun lalu, ia tidak ingin ada yang khawatir, atau mungkin tidak ada, itu yang selalu Jeno pikir kan.
***
"Jeno.. besok aku ada-"
"Jaemin. Bisa kamu berhenti mengganggu ku? Semenjak abang meninggal kenapa kamu selalu mengganggu ku? Aku sibuk, kurang jelas? AKU SIBUK, Lee Jaemin."
"Untuk urusan kontrol ke psikiater, aku akan menyuruh paman donghae kesini, agar kamu tidak lelah, jaga dirimu." ucap Jeno, meski dia kesal dengan Jaemin tapi ia tetap peduli pada kembarannya.
"Jangan mati, sebelum tuhan meminta mu" sambungnya.
"Baiklah, dasar bawel" Jaemin tersenyum kecil dan kembali ke kamar nya.
Sekarang, Jeno menjalankan perusahaan ayahnya, jadi Jaemin tau jika Jeno sibuk dan gila kerja saat ini.
Jaemin juga bekerja di bidang kesehatan, ia berhasil beberapa membangun rumah sakit di Seoul dan beberapa kota lainnya.
***
Long time no see~
Anw hello guys, aku author baru.
Aku nyolong akun ini dari yang punya
dan aku bakal jalanin semua cerita ini, have fun guys!
7/2/2024.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abang || Mark Lee [END]
Humor"aku tak punya banyak cinta, namun aku akan membagikan cintaku pada mereka yang berhak bahagia" -Mark Lee Keluarga yang bisa dianggap jauh dari kata 'cemara'. Mark harus tinggal dengan seorang ayah yang dalam tanda kutip 'kasar'. Lebam? Sudah menja...