"Sesuatu yang di lepaskan secara terpaksa, sakitnya tidak pernah terasa sederhana" -Lee Jaemin
***
Hari ini adalah hari dimana kepergian Mark sudah mencapai seminggu lamanya, keadaan Jisung juga naik turun membuat anggota keluarga Lee khawatir.
Jaemin mengunjungi makam Mark yang kesekian kalinya.
Lee Mark /이마크
2 Agustus 1999
30 November 2017
Sulung.Jaemin kembali membaca nisan sang abang yang kini hanya menjadi angan angan.
"Kenapa aku baru menangis sekarang? Kenapa aku baru merasa kecewa saat aku sudah kehilangan?"
"Benar kata Soobin 'manusia hanyalah naif, mereka baru merasa kehilangan ketika ditinggalkan, ego manusia lebih tinggi dari pada kasih sayang mereka.' "
'Manusia hanyalah makhluk yang memelihara kenangan dan rasa keegoisan yang tinggi'
'Kenapa manusia baru akan merasa kehilangan saat ditinggalkan, kenapa mereka baru menangis saat yang ia tangisi sudah pergi? Dan kenapa mereka akan meminta maaf jika semua sudah terlambat? Tapi sungguh, maaf mereka tidak mengubah apapun'
Jaemin kembali menangis memeluk nisan Mark dengan erat, ia masih tak rela jika kakak kesayangan pergi meninggalkannya, cukup Soobin sudah hampir membuatnya gila, jangan Mark.
Sesungguhnya luka yang di buat saat kepergian Soobin masih sangat membekas dalam hati Jaemin.
Seperti sebuah kalimat 'sebuah bekas luka yang kini tertikam lagi' itulah yang Mark rasakan saat ini, sesak.
Hatinya merasakan sesak yang luar biasa sakitnya, ia tidak bisa menahan semua ini, ia ingin meledakkan semua perasaannya pada seseorang, tapi siapa?
Orang yang biasanya ia buat untuk melampiaskan emosinya seperti menangis saja sudah pergi.
***
"Yeonjun-ah~ mau sampai kapan kamu mengurung diri dikamar mu?" ucap seorang wanita sekitar berumur limapuluh tahun itu berbicara pada Yeonjun.
"Eomma~ aku masih belum bisa melepas kepergian Mark, aku tak rela~" Ucap Yeonjun dengan nadanya yang sendu.
"Tapi berkunjung lah ke makamnya~ dia pasti sedih kalau kamu tidak mengunjunginya" nasihat sang ibu.
Ibu Yeonjun memasuki kamar Yeonjun dan membelai surai hitam anaknya itu.
Yeonjun memeluk ibunya dengan erat dan menangis..
"Eomma~ kalau bukan karena Mark pasti aku tidak bisa sebahagia ini bersama eomma~" ucap Yeonjun di sela isak tangisnya.
Ibu yeonjun hanya bisa menenangkan sang anak dengan lembut..
Keesokan harinya.
Yeonjun kini berada di depan makam Mark, ia membaca sebuah kertas yang Mark buatkan untuknya.
Yeonjun-ah~ maaf aku membuatmu kecewa lagi~
Tapi aku tidak bisa membuat adikku menderita..
Yaa~ meski ini membuat diriku sendiri menderita~Jaga dirimu dan ibumu yaa! Hahaha
Aku jadi ingat dengan kejadian saat kita kecil di sungai Han
Haishh~ aku merindukannya.. :)
Tapi sekarang kamu telah dewasaa aku harap kamu bisa melakukan semuanya dengan baik!
Aku sangat berterimakasih padamu, yeonjun-ah~Kuharap kamu menjaga kesehatan mu.
Jangan pernah terlalu jahat pada Changbin!
Dia hanya menggodamu~Ahh~ waktuku tidak lama lagi, aku hanya bisa menulis sampai sini saja..
Mianhae..For =Mark Lee 🐯
To = Choi Yeonjun 🦊."Makeu~ bohong rasanya kalau aku berkata jika aku tidak akan menangis saat kamu pergi.. Nyatanya aku baru bisa kesini setelah seminggu kamu berada di dalam sana.."
"Mianhae~ aku harap kamu bersenang senang disana dengan lucas, huft yaa Lucas Huang.. aku sangat merindukannya.. "
Air mata Yeonjun kembali menetes, tapi yang awalnya hanya menetes perlahan kini air matanya mengalir deras tak akan berhenti dalam waktu dekat.
Ia kembali membaca surat dari mark, surat itu bahkan masih sangat rapi, hanya sedikit ada beberapa tinta yang basah karena air mata Yeonjun yang terus menerus menetes.
***
Eunhyuk kini masih berada di kamarnya, hatinya sangat hancur, Eunhyuk mengurung diri di kamarnya tanpa ada pikiran untuk keluar.
Pikirannya berkecamuk tak karuan, ia sangat merasa bersalah pada Mark, sepertinya.. Ia telat untuk meminta maaf..
"Pah.. Ayo makan, papa sudah hampir 5 hari tidak makan" Ucap Haechan di luar pintu sambil mengetuk ringan pintu kamar sang ayah.
Haechan masuk kamar Eunhyuk dan melihat jika sarapan Eunhyuk juga sama sekali tak di sentuh, Eunhyuk sama sekali tidak ada nafsu untuk makan, yang ia pikirkan hanya Mark dan Diana.
Sang istri dan sang anak yang kini telah meninggalkan Eunhyuk, mereka berdua adalah pilar yang paling menonjol diantara pilar yang lain kini harus hancur dan menghilang.
Haechan mengambil sarapan Eunhyuk dan menggantinya dengan makan siang lalu pergi keluar kamar.
"Bagaimana? Apa papa sudah mau makan?" Tanya Renjun.
"Tidak, bahkan sarapannya saja tidak disentuh sama sekali" Ucap Haechan dengan nada lesu.
"Papa sangat terpukul akan kepergian Mark, sama seperti saat kepergian Ibu.." ucap Renjun.
"Yah kamu benar, ayah meminta maaf dan membuka halaman baru disaat yang sangat terlambat" timpal Haechan.
Haechan berjalan menuju dapur dan membuang sarapan Eunhyuk lalu membersihkan piring kotor nya.
"Huftt.. Sampai kapan papa akan seperti ini?" pikir Haechan.
***
Update nya sampe sini dulu yaa~
Besok up lagi hehehe, maap kalau misal ftonya double
Salahin wattpad nya!!
Ah ya sebenarnya semua dapet surat dari Mark, mau di spil juga?
Tunggu setelah ending yaa~
20-21/12/2023.
Ini update jam 23.59-00.00 :'))
KAMU SEDANG MEMBACA
Abang || Mark Lee [END]
Humor"aku tak punya banyak cinta, namun aku akan membagikan cintaku pada mereka yang berhak bahagia" -Mark Lee Keluarga yang bisa dianggap jauh dari kata 'cemara'. Mark harus tinggal dengan seorang ayah yang dalam tanda kutip 'kasar'. Lebam? Sudah menja...