5 - Broken Heart

13 9 2
                                    

Markas menjadi ramai dengan kehadiran pemimpin Eaqles pagi itu dan mereka langsung berkumpul di halaman belakang untuk menyambut Qaverlo Deroga atau dikenal dengan Devga. Di sisi lain, Violy dan Liany yang sengaja membuat pemuda itu datang hanya bisa tersenyum tipis. Keduanya bekerja sama untuk memancing kehadiran Devga, terlebih lagi Violy yang ingin mengetahui apakah kecurigaannya benar atau tidak.

Pemuda itu menyapa sebentar sambil memberikan semangat untuk para anggota, setelah itu mereka dipersilakan untuk melanjutkan aktivitas masing-masing, sedangkan anggota inti dan Dara diminta berkumpul di ruang inti.

Pemuda itu menyapa sebentar sambil memberikan semangat untuk para anggota, setelah itu mereka dipersilakan untuk melanjutkan aktivitas masing-masing, sedangkan anggota inti dan Dara diminta berkumpul di ruang inti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begitu semua anggota berkumpul dan pintu ditutup, suasana tegang mulai menyelimuti ruangan tersebut. Calma, Daren, dan Gevan saling bertukar pandang dengan jantung yang berdegup kencang.

"Aku sudah menerima kabar mengenai rencana berbahaya kalian. Apa kalian sudah yakin?" tanya pemuda itu sambil menatap anggota inti satu persatu, kecuali Violy dan Zaren.

"Aku dan Violy yang merencanakannya," sahut Liany.

"Apa kalian sudah mendapatkan informasi terbaru Emerald? Lalu, bagaimana dengan Estella dan Vemi?" tanya Devga.

"Arkasa masih menyelidikinya, bahkan kita bisa menemukan mereka dalam penyerangan itu, bukan?" jawab Violy.

Devga sama sekali tak menatap gadis itu, tentunya Violy menyadari hal tersebut.

"Sampai kapan kita harus menunggu, Dev? Bagaimana jika Emerald menyerang lebih dulu? Aku yakin, dia sudah membuat kelompok baru dengan anggota yang terlatih," lanjut Violy.

Tiba-tiba Devga beranjak dari tempat duduknya dan berdiri tepat di hadapan gadis itu.

"Anggota Eaqles dan Rogous juga sudah terlatih, mereka hebat, tapi tidak dalam pengkhianatan!"

Penuturan pemuda itu menohok hati Violy, ternyata Devga masih menganggapnya sebagai musuh, setelah apa yang terjadi satu tahun lalu.

"Apa maksudmu?!" ketus Zaren.

Devga terdiam sejenak sambil menghela napas panjang. "Kalian bukan bagian dari kami, apa tujuan kalian kali ini?"

Violy menatap pemuda itu tak percaya. "Kalau aku bukan bagian dari kalian, untuk apa aku di sini? Untuk apa aku menunggu selama satu tahun? Untuk apa Zaren ikut mencari keberadaan Emerald sampai dia tidak pulang selama satu tahun? Ada apa denganmu?!"

Anggota lain hanya tertunduk, tak ada yang berani melihat raut wajah ketiga orang yang sedang berdebat itu. Ketiganya memiliki wajah menyeramkan ketika sedang marah atau kesal.

"Mungkin, kalian berusaha mengelabui kami atau memang ingin berniat baik sebagai penebusan dosa kakek kalian."

Plak!

Satu tamparan keras mendarat di pipi kiri pemuda itu. Dengan mata dan wajah memerah, Violy menatap Devga. Telapak tangannya terasa panas, tapi gadis itu tak peduli karena hatinya jauh lebih panas ketika sang kakek terseret ke dalam perdebatan ini.

MALIGNITY : Encounter The Evil (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang