Rumah itu dijaga penuh oleh beberapa anggota dari Eaqles dan Rogous, walau begitu Nofga dan Zaren tak bisa tidur dengan tenang. Orang kiriman Aldo Lewis masih ada di sekitar rumah mereka. Baru 2 jam pria itu tertidur, tiba-tiba ponselnya berdering tepat pukul 04.30 dan Zaren ikut terbangun karenanya. Dahi Nofga berkerut ketika melihat nomor tak dikenal di layar benda persegi panjang itu.
“Ada apa, Ayah?” tanya Zaren.
Nofga tidak menjawab pertanyaan anaknya itu, tetapi menjawab panggilan tadi.
“Ha ....”
“Halo, Pak Nofga! Tolong kami!”
Pria itu terdiam, ia mengenal suara wanita di seberang sana. “Firany?”
Seketika panggilan itu terputus, Nofga berusaha menghubungi kembali tapi tak bisa.
“Ada apa, Ayah? Siapa itu?” tanya Zaren, lagi.
“Kamu ingat Bibi Firany? Dia sedang dalam masalah!” jawab Nofga yang sibuk dengan ponselnya.
Zaren mendelik mendengar nama wanita itu. “Bagaimana dia bisa menghubungi Ayah? Kita sudah lama tidak berhubungan dengannya!”
Nofga menatap anaknya itu sebentar, lalu menghela napas panjang. “Mauza yang menemuinya.”
.....
-Hacdel-
Ketika sedang tertidur lelap, tiba-tiba alarm peringatan berbunyi. Semua penjaga dan penduduk yang tinggal di perbatasan langsung terbangun, mereka berlarian ke luar rumah untuk mencari tahu apa yang terjadi. Betapa terkejutnya Reino begitu mengetahui apa yang terjadi di perbatasan karena asap hitam yang mengepul ke langit.
“Ada apa ini?” tanya Reino.
“Ada pemberontak di perbatasan, Pak. Mereka berusaha masuk ke sini, tapi tidak ingin memberi tahu apa tujuannya. Kami sudah melarangnya, tapi dia malah membakar hutan!” jawab salah satu penjaga bertubuh besar.
“Ada apa ini?” tanya Firany yang baru ke luar rumah.
“Ada pemberontak, sebaiknya kamu di dalam bersama Nofga, ini berbahaya!” seru Reino.
Firany langsung berlari ke dalam untuk memastikan bahwa Nofga baik-baik saja. Saat akan mengetuk pintu, Nofga lebih dulu membukanya dari dalam.
“Syukurlah anda baik-baik saja, tolong jangan ke luar sebelum ada peringatan!” jar Firany.
“Ada apa ini?” tanya Nofga.
“Ada pemberontak yang berusaha menerobos perbatasan,” jawab Firany.
Setelah mengetahui Nofga baik-baik saja, Firany kembali ke kamarnya untuk mengambil ponsel dan menghubungi seseorang. Beberapa kali panggilan itu berdering, sampai akhirnya terdengar suara dari seberang sana
“Ha ...,”
“Halo, Pak Nofga! Tolong kami!”
Lama pria itu terdiam, sampai akhirnya panggilan berakhir dengan sendirinya. Firany langsung menatap ponselnya dan mengumpat, ternyata daya ponselnya habis.
“Siapa yang anda hubungi?” tanya Nofga yang sejak tadi bersama Firany.
“Ini ayah dari Mauza atau Violy, namanya Nauga, mirip seperti namamu.”
Mendengar nama itu membuat Nofga mendelik. “Bagaimana anda bisa mengenalnya?”
Firany langsung menatap pria itu dengan dahi berkerut. “Dia adalah kakak iparku, apa anda mengenalinya?”
Lama Nofga terdiam, sampai akhirnya terdengar helaan napas panjang. “Saya pernah meminta tolong padanya untuk menemukan anak saya yang hilang, tapi saat ingin kembali ke markas, saya dan istri mengalami kecelakaan. Saat sadar, saya sudah di rumah sakit dan koma selama dua tahun.”
KAMU SEDANG MEMBACA
MALIGNITY : Encounter The Evil (COMPLETED)
ActionGenre : Action - Thriller Tema : Mafia Blurb : Berhenti bukan berarti menyerah, tetapi amarahnya terus dipancing agar kembali ke dalam peperangan itu. Anggota yang kembali pada kehidupan masing-masing pun satu persatu datang dengan harapan tinggi. M...