Gelca langsung menghubungi tim forensik untuk melakukan tes pada sample darah milik Emerald dan Nauga, segala cara Gelca lakukan untuk mendapatkan sample dari kerangka tubuh Sean. Violy hanya bisa berharap bahwa semuanya akan berjalan dengan baik untuk semua orang disekitarnya. Sudah cukup ia kehilangan banyak teman selama bergabung dengan kelompok tersebut.
Arland dan Zaren pun mulai mencari tahu mengenai anak dari Aldo Lewis dan Firany, mereka berusaha agar tak diketahui siapa pun. Dikumpulkannya data-data anggota perempuan yang berusia 28 sampai 29 tahun. Untuk anggota inti, ada Estella dan Liany, lalu ada tiga dari anggota biasa yang bernama Herra, Meia, dan Lumy, ketiganya adalah kelompok Rogous yang memiliki banyak keahlian pula.
Hari ini Geyan akan kembali bergabung dengan mereka, tetapi hal tersebut membuat Violy gugup karena sebelumnya pemuda itu selalu meremehkannya. Saat ini Devga, Daren, dan Seira sedang menjemput pemuda itu, bahkan sudah dalam perjalanan pulang. Setelah beberapa jam, akhirnya terdengar suara mobil yang memasuki pekarangan markas dan semua anggota bersiap untuk menyambut kehadiran Geyan.
Begitu pintu terbuka, para anggota berdiri. Masuklah Geyan yang dibantu oleh Devga dan Neo. Pemuda itu menatap sekitarnya, seperti mencari seseorang yang ingin ia temui. Lalu, tatapan itu jatuh pada Violy yang berdiri di samping Liany dengan jemari yang terus dimainkannya. Baru pertama kali gadis itu segugup ini selama bergabung dengan Eaqles.
“Aku ingin bicara dengan Violy!”
Deg!
Gadis itu terbelalak, tetapi ia berusaha untuk menutupi dan bersikap sebagaimana mestinya.
“Bawa aku ke ruang inti, biarkan aku berbicara empat mata dengannya!” pinta Geyan.
Zaren, Devga, Arland, dan semua anggota yang telah menantinya dibuat bingung dan gugup. Namun, pada akhirnya Devga mengantarkan sepupunya ke ruang inti yang diikuti oleh Violy. Sesampainya di ruang tersebut, Geyan meminta gadis itu untuk mengunci pintu dan meminta Devga untuk tidak mendengarkan apa yang mereka bicarakan.
“Bagaimana kabarmu, Violy? Aku dengar, sudah dua kali Emerald menculikmu dan berakhir melarikan diri,” tanya Geyan membuat gadis itu semakin gugup.
“Aku baik dan itu benar,” jawab Violy.
“Apa mengenal Emerald, apa kalian melakukan perjanjian? Tidak mungkin dia melepaskanmu begitu saja,” tanya pemuda itu, lagi.
Violy terdiam beberapa detik, sampai akhirnya ia menghela napas berat. “Ya, kamu pasti tahu apa yang diinginkannya, bukan?”
Geyan tersenyum tipis sambil mengangguk pelan. “Ya, anak itu bekerja sama dengan Aldo Lewis, jadi mereka pasti menginginkan kematianku dengan Devga.”
Violy mengangguk-angguk sambil tersenyum getir. “Namun, lebih tepatnya bukan itu.”
Geyan terdiam sambil menatap gadis itu.
...
Falshback
“Aku sudah membuat perjanjian ini dengan sungguh-sungguh, kamu harus melakukannya dan aku akan melakukan permintaanmu pula.”
Keduanya saling bertukar kertas dengan permintaan masing-masing, tetapi sebelum ditanda tangani, keduanya lebih dulu membaca surat perjanjian itu. Violy meminta pemuda itu untuk tidak mengusik orang tuanya dan seluruh anggota selama mencari tahu orang tua kandung Emerald.
Di dalam surat perjanjian pemuda itu, ia ingin agar Violy mencari tahu orang tua kandungnya selama 2 minggu, jika tidak terbukti maka Violy harus membawa dua pemimpin ke pada pemuda itu.
Violy mengerutkan dahinya, pemuda itu tidak menyantumkan dua nama pemimpin tersebut dengan jelas. Namun, gadis itu tetap menandatanganinya karena sepertinya, Emerald tidak sadar akan hal tersebut.
Setelah keduanya tanda tangan, keduanya sama-sama melukai sedikit tangan mereka untuk menandainya dengan darah masing-masing, barulah setelahnya kertas itu dikembalikan.
Flashback Off
...
“Jadi, hanya itu?” tanya Geyan bingung.
Violy mengangguk pasti, kali ini rasa gugupnya sedikit berkurang. “Kuharap, kamu tidak mengatakannya pada Devga. Dia tidak mengharapkan keberadaanku di sini, jadi apa pun yang kulakukan selalu salah di matanya. Kejadian kemarin pun membuat Arkasa marah padaku, aku sudah tidak tahu lagi harus bagaimana sekarang."
Keduanya duduk berhadapan, tiba-tiba Geyan menggenggam jemari gadis itu, hingga membuatnya tersentak. “Aku tahu itu berat, Violy. Kamu adalah anak dari Detektif Nofga yang kami culik selama lima tahun, bahkan kamu dan Zaren terpaksa bergabung dengan kami untuk mencari tahu itu. Kalian sudah berkorban banyak selama bergabung dengan kami, nyawa pun rela diberikan untuk menutupi identitas kalian. Aku minta maaf atas apa yang terjadi, begitu pula sikap Devga.”
Gadis itu terdiam, tidak menyangka bahwa pemuda yang selama ini merendahkannya dan dikenal keras, tiba-tiba mengatakan hal tersebut padanya.
“Apa terjadi sesuatu padanya? Apa kepalanya terbentur sesuatu?" batin Violy.
"Kuharap, kamu tetap bisa bergabung di sini, begitu pula Zaren. Kalian berpengaruh pada kelompok ini, para anggota menyukai kehadiran kalian yang selalu memberikan energi positif dan pantang menyerah, bahkan aku mengakui itu.”
Benar-benar kalimat yang tak pernah terbayangkan, akan terucap pada sosok Geyan. Namun, Violy menerimanya dengan baik, senyum yang semula getir pun berganti menjadi senyum yang tulus.
Setelah pembicaraan itu selesai, keduanya ke luar dari ruangan tersebut. Devga dan Zaren yang sudah menunggu di luar pun menatap keduanya bingung.
“Apa yang Geyan lakukan? Apa dia mengatakan hal yang menyakitimu? Apa dia seperti Devga saat itu?” tanya Zaren bertubi-tubi.
Violy menatap sang kakak sambil menggeleng. “Tidak, dia berbeda dari biasanya, kamu tidak akan percaya.”
Zaren mengerutkan dahinya, setelah itu mereka kembali berkumpul dengan anggota lain, begitu pula kedua pemimpin tersebut.
“Baiklah, terima kasih sudah menyambutku kembali di sini. Aku harap, kita bisa kompak seperti dulu dan tidak ada pengkhianatan! Bagi siapa pun yang mendapat ancaman dari Emerald atau Aldo, langsung hubungi anggota lain, mengerti?!” ucap Geyan.
“Siap, mengerti!”
“Baiklah, kalian bisa kembali berlatih!” pinta Geyan.
Satu persatu anggota pun beranjak dari tempatnya menuju tempat berlatih yang mereka inginkan, begitu pula anggota inti
Zaren terus mengikuti Violy untuk mencari tahu apa yang telah dikatakan Geyan, sehingga adiknya itu mengatakan hal tersebut. Pemuda itu terus memaksanya, sedangkan Violy malah mempermainkannya.
“Ayolah, beri tahu aku!” paksa Zaren.
“Nanti saja, Kak. Apa kamu tidak dengar, Geyan meminta kita untuk berlatih,” sahut Violy sambil tertawa kecil.
“Aish, anak ini! Katakan sekarang saja!” omel Zaren.
“Nanti, Kak! Aku pasti akan mengatakannya, tapi nanti!”
Zaren yang kesal, akhirnya menyerah dan pergi ke tempat lain, sedangkan Violy hanya menertawakannya. Gadis itu memilih untuk melatih panahnya, sedangkan Zaren berlatih bela diri.
Violy dapat melihat dengan jelas bahwa Geyan dan Devga sedang mengawasi mereka dari balkon kamarnya, bahkan Geyan tersenyum pada Violy kala tatapan mereka bertemu dan Devga hanya bisa menatap keduanya bingung.
“Aku merasa jiwa mereka tertukar, benar-benar aneh seketika Geyan bersikap baik, sedangkan Devga menjadi asing bagiku!”
***
To be continue
》》》
KAMU SEDANG MEMBACA
MALIGNITY : Encounter The Evil (COMPLETED)
ActionGenre : Action - Thriller Tema : Mafia Blurb : Berhenti bukan berarti menyerah, tetapi amarahnya terus dipancing agar kembali ke dalam peperangan itu. Anggota yang kembali pada kehidupan masing-masing pun satu persatu datang dengan harapan tinggi. M...