29 - Special Offer

9 3 0
                                    

Para anggota inti masih serius menyusun rencana pembebasan Violy, sedangkan anggota lain dipecah menjadi beberapa bagian dengan tugas masing-masing. Zaren pun belum kembali bersama beberapa anggota yang berjaga di sana, bahkan Yofga dan Gelca datang untuk dimintai bantuan. Kedua pihak itu sibuk dengan cara mereka masing-masing.

Namun, berbeda dengan Violy yang terkurung sendiri di ruangan dengan penerangan redup tersebut. Tangan dan kakinya memang tidak diikat, tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa karena ada penjaga di depan ruangannya. Emerald tidak mungkin membiarkannya melarikan diri lagi. Kala gadis itu sedang memejamkan matanya, seseorang membuka pintu ruangan tersebut. Gadis itu berusaha tidak memedulikannya karena mereka takkan membebaskannya.

“Aku tahu kamu tidak tidur!”

Mendegar suara pemuda itu, sontak membuatnya membuka mata. “Apa Dara baik-baik saja?”

“Dia sudah dibawa ke rumah sakit oleh penjaga,” jawab Emerald.

Violy mengangguk-angguk walau hatinya resah memikirkan gadis itu.

“Siapa yang kamu maksud, Mauza?” tanya Emerald.

Ini kali pertama pemuda itu memanggil nama aslinya, tentunya hal tersebut terdengar asing bagi gadis itu. “Siapa yang kamu bicarakan?”

“Orang tua kandungku, katamu,” sahut Emerald cepat.

Dahi gadis itu langsung berkerut mendengarnya, tak disangka bahwa pemuda di hadapannya itu tertarik membahas orang tua kandungnya. “Apa aku tidak salah dengar?”

“Jangan membuang waktu dan menguji kesabaranku!” cetus Emerald.

Violy memutar mata malas, pemuda ini tidak bisa diajak bicara dengan kepala dingin. “Apa yang ingin kamu tahu? Kenapa tiba-tiba menanyakannya?”

“Aku hanya ingin tahu! Selama ini kamu selalu mengatakan bahwa Sean Arsano bukanlah ayah kandungku, lalu siapa?” tanya Emerald.

Bukannya menjawab dengan pasti, gadis itu malah tertawa sambil menunjuk Emerald. “Apa otakmu baru dicuci?!”

Tawa gadis itu menghilang setelahnya, membuat Emerald kesal.

“Aku bertemu dengan pria yang mirip denganmu, tapi aku tidak bisa memastikannya.” Penuturan Violy membuat pemuda itu merubah ekspresinya.

“Apa kamu mempermainkanku?!” tanya Emerald.

Violy beranjak dari duduknya, lalu menyilangkan tangannya di dada. “Bagaimana aku bisa memastikannya, jika kamu mengurungku di sini, bodoh! Saat aku ingin membuktikannya, Aldo malah menarikku ke sini!”

“Jadi, kamu sedang mencari tahu itu?” tanya Emerald.

“Ya, tapi aku harus mendapatkan darah atau rambutmu,” jawab Violy, “aku sudah mendapatkan darah pria itu dan Sean Arsano, tinggal milikmu.”

Mendengar hal tersebut membuat Emerald mengerutkan dahinya. “Bagaimana kamu bisa mendapatkan darah ayahku?”

“Mudah, Emer. Ayah, paman, dan sepupuku adalah polisi, apa lagi Sean pernah ditangkap saat muda karena membuat keributan di sebuah pusat belanja. Polisi mengambil darah dan urine untuk memastikan apakah dia memakai narkoba atau tidak,” ungkap Violy.

Emerald terdiam, seperti ada yang mengusik pikirannya.

“Di mana Aldo?” tanya Violy.

“Entahlah, dia tidak bisa dihubungi,” jawab Emerald.

Violy hanya menghela napas panjang dan berharap bahwa Aldo tidak akan menyakiti orang yang dikenalnya. Pria itu tidak bisa ditebak, apa pun bisa dilakukannya.

MALIGNITY : Encounter The Evil (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang