Di balkon kamarnya gadis itu menyendiri, memikirkan apa yang akan dilakukannya esok. Kakinya masih belum pulih benar, terkadang terasa nyeri dan sakit. Violy tak memberi tahu siapa pun karena tidak ingin membuat mereka khawatir. Malam ini terasa sejuk dengan langit yang dihiasi beberapa bintang.
Gadis itu beranjak dari tempatnya menggunakan sebuah tongkat untuk membantunya berjalan, sungguh hal tak disukainya. Ini adalah ide Liany dan Calma yang terlalu mengkhawatirkannya, niat mereka memang baik dan Violy mengapresiasi itu, tetapi rasanya terlalu berlebihan.
Violy melangkah meninggalkan kamarnya menuju ruang inti yang berada di lantai bawah. Ada yang ingin disampaikannya, walau ia sudah tahu bahwa para anggota inti akan menolak, tidak tahu dengan Devga.
Ketika gadis itu masuk ke ruangan tersebut, ternyata anggota inti sedang rapat dan pandangan mereka langsung beralih pada Violy.
"Kenapa kamu tidak istirahat?" tanya Liany yang langsung membantu Violy.
Gadis itu menghela napas panjang, membuat suasana menjadi tegang seketika. "Aku yang akan masuk ke markas itu lebih dulu!"
Semuanya terbelalak, dari sana sudah terlihat bahwa mereka tidak setuju.
"Apa maksudmu?" tanya Zaren.
Violy duduk di sofa karena kakinya terasa ngilu setelah berjalan dan berdiri lama. "Kalian bilang, aku dan Zaren bukanlah target Emerald, 'kan? Maka aku akan mengambil kesempatan kali ini."
"Kesempatan apa yang kamu maksud? Kesempatan untuk mengantar nyawamu?!" omel Gevan.
Violy tersenyum pahit pada pemuda itu. "Setidaknya, aku sudah mencoba. Jika terjadi hal buruk padaku, kalian bisa langsung pergi dari sana."
"Kamu pikir kita ini apa?! Kali ini, aku tidak akan membiarkan siapa pun terluka, apa lagi gugur!" ketus Ibraka.
Violy menghela napas panjang sambil menyandarkan tubuhnya, sepertinya ia kalah kali ini.
"Bukankah, tidak ada salahnya kita mencoba?" Tiba-tiba suara itu menginterupsi dari pintu masuk.
Semua mata langsung menatap gadis itu tajam, dia adalah Dara.
"Sepertinya, penembak bayaran itu tidak diberi tahu Emerald mengenai Violy dan Zaren, sehingga mereka tidak mengenali mereka. Ketika Arland dan aku ada di sana, kami langsung diserang, bukan? Namun, hal itu tidak berlaku pada Violy yang sering datang ke sana," jelas Dara.
Penuturan gadis itu membuat Calma memutar matanya, malas mendengar setiap saran yang ke luar dari mulut Dara.
"Ini hanya asumsiku, bisa saja Estella berniat mengunjungi makam, tapi malah ditangkap," lanjut Dara.
"Kita masih belum tahu, apakah Estella dan Vemi ditangkap atau tidak! Lokasi terakhir mereka memang di sana, tapi kita tidak tahu mereka dibawa ke mana!" tampik Calma.
KAMU SEDANG MEMBACA
MALIGNITY : Encounter The Evil (COMPLETED)
ActionGenre : Action - Thriller Tema : Mafia Blurb : Berhenti bukan berarti menyerah, tetapi amarahnya terus dipancing agar kembali ke dalam peperangan itu. Anggota yang kembali pada kehidupan masing-masing pun satu persatu datang dengan harapan tinggi. M...