22 - One Member Died

6 5 0
                                    

Pencarian itu terus berlanjut dan Violy bekerja sama dengan empat pemuda itu diam-diam. Mereka memutuskan untuk bekerja sama, setelah memikirkan ancaman gadis itu dan tersadar akan ucapan Dara yang sewaktu-waktu bisa saja mengkhianati mereka. Gadis itu pernah memiliki catatan hitam selama bergabung dengan Rogous, sehingga keempatnya memutuskan untuk berkhianat.

Hari ini markas tampak ramai karena menemukan lokasi pelaku yang membakar barang-barang di markas pertama Eaqles. Kali ini Devga pergi bersama Arland, Gevan, Ageta, lalu Daren, Vemi, dan kelompok yang dipimpin keduanya berjumlah 10 orang. Dalam setiap kelompok yang dipimpin, baik dari Arkasa, Delta, atau Daren, masing-masing memiliki 21 anggota.

Violy yang semula tidak diizinkan untuk ikut, demi kesehatannya, tetapi gadis itu memaksa karena nantinya keempat pemuda itu yang akan memberi petunjuk padanya melalui sambungan telepon. Jika gadis itu tidak ikut, mereka tak akan bisa menemukan pelaku dengan cepat dan mudah karena ia yakin, pelaku telah mengetahui hal ini dari Dara.

Setelah lama menempuh perjalanan, akhirnya ketiga mobil itu berhenti di sebuah hutan belantara. Dengan rencana yang telah disusun rapi, mereka menjalani misi penangkapan kali ini dengan harapan tidak ada anggota yang gugur.

Anggota inti dan anggota lainnya berpencar dengan saling berdampingan. Kelompok pertama yang bertugas memantau dari jauh ada Daren dan Vemi bersama 4 anggotanya. Kelompok kedua yang masuk ke dalam rumah tersebut ada Arland dan Gevan bersama 3 anggota lainnya. Kemudian kelompok ketiga ada Devga, Ageta, Violy bersama 3 anggota lain yang berjaga di sekitar rumah.

"Kita dimulai dengan tujuh belas orang, maka kembali harus dengan jumlah yang sama! Mengerti?!" ujar Devga. "berpencar!"

Setelah aba-aba itu dilayangkan, tiga kelompok itu pun berpencar menuju titik yang sudah direncakan sejak awal. Kelompok pertama berpencar mengelilingi rumah tersebut dengan persiapan yang matang, begitu pula kelompok kedua. Setelah mereka berada di posisi masing-masing, giliran kelompok 3 yang memasuki rumah tua tersebut.

Arland langsung mendobrak pintu rumah tersebut, lalu mereka berpencar menelusuri setiap ruangan. ketika Violy sednag fokus pada sekitarnya, tiba-tiba Heiry memberikan informasi yang mengejutkan.

"Violy, apakah rumah itu berwarna putih? Ternyata, rumah tua yang dimaksud semalam adalah untuk pengalihan!"

"Lalu, di mana rumah itu? Cepat!" bisik Violy.

Terdengar suara keyboard yang diketik dengan cepat dari seberang sana. "Rumah tua itu berada di barat, tandanya tempat yang sebenarnya ada di sebelah timur!"

Violy menatap sekitarnya, memastikan arah mata angin yang benar. Bertepatan dengan itu, Arland, Gevan, dan yang lain ke luar dari rumah tua tersebut.

"Tidak ada orang, Dev!" ucap Arland.

Sontak pernyataan pemuda itu membuat Devga mengerutkan dahinya. "Menurut titik lokasi yang ditemukan Arkasa, tempatnya benar di sini."

"Tunggu!" potong Violy.

Gadis itu menemukan sebuah papan yang terpahat dan tergantung di pohon, yang menunjukkan sebuah arah. Violy langsung menuju pohon tersebut dan membaca petunjuk yang ada di sana. Ternyata pahatan itu menggambarkan sebuah mata angin dan lokasi mereka berada sekarang. Arah mata angin itu dibuat terbalik, biasanya utara berada di atas, pada pahatan tersebut berada di bawah.

"Jika rumah ini berada di barat, berarti rumah yang sesungguhnya berada di timur," gumam Violy.

Setelah mengatakan hal tersebut, gadis itu terbelalak dan langsung menatap yang lain.

"Ada apa Violy?" tanya Gevan.

"Rumah yang sebenarnya tidak jauh dari jalan masuk hutan!" ujar Violy.

Semua yang mendengar terbelalak, bertepatan dengan anak panah yang bergerak ke arah Violy. Untungnya gadis itu bisa mengelak dengan cepat, sehingga anak panah tadi melesat ke pohon.

MALIGNITY : Encounter The Evil (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang