Setelah berhasil dihubungi, akhirnya Devga datang bersama Siera. Arkasa masih duduk terdiam sambil menatap jasad Ibraka di tepat tadi, ini kali pertama mereka melihat pemuda itu seperti ini. Arkasa dan Ibraka dikenal dengan sosok yang tangguh dan memiliki banyak keahlian. Calma pun masih di kamarnya ditemani Estella, sedangkan Gevan masih belum sadar setelah diberi obat bius. Mereka langsung menghubungi Dokter Cleo yang saat itu sedang tidak ada jadwal.
Suasana markas yang penuh duka terasa jelas, hingga tak ada yang berani mengatakan apa pun. Semua terdiam sambil mengurus jasad keempat anggota yang gugur.
“Apa Zaren sudah dihubungi?” tanya Gevan pada Arland.
Pemuda itu mengangguk sambil tersenyum getir. Bersamaan dengan itu, Violy datang dengan wajah penuh lebam dan kaki yang diseret. Vemi dan Arland langsung menghampiri gadis itu, sedangkan Violy terbelalak melihat apa yang terjadi di depan matanya saat ini.
“Violy! Akhirnya, kamu bisa kembali,” ujar Vemi langsung memeluk gadis itu.
Violy membalas pelukan Vemi sambil merintih, hingga gadis itu langsung melepaskannya. Secara tiba-tiba Arkasa mendekati Violy dan mendorongnya dengan sekuat tenaga, hingga gadis itu terjatuh.
“Apa-apaan kamu, Arkasa!” marah Vemi yang langsung membantu Violy.
“Dia! Semua ini terjadi karena dia!” bentak Arkasa sambil menunjuk wajah Violy.
Arland langsung menarik Arkasa yang terus berusaha untuk memukul gadis itu. “Hentikan!”
“Jika dia tidak ceroboh, semua ini tidak akan terjadi!” tambah Arkasa.
Violy hanya diam sambil menatap anggota yang menyaksikan keributan tersebut. Devga langsung mendekati mereka dan meminta bantuan anggota lain untuk membawa Arkasa ke kamarnya. Pemuda itu memberontak, hingga akhirnya Siera menyuntikan obat bius padanya. Sepeninggalan Arkasa, mereka langsung menatap Violy yang masih bergeming di tempatnya.
“Apa kamu baik-baik saja?” tanya Vemi.
Bukannya menjawab, gadis itu malah menatap yang lain dengan tatapan penuh ketakutan. “Apa yang terjadi? Kenapa Ibraka, Zano, Klen, dan Valdo ada di teras seperti ini?”
Vemi, Arland, Siera, dan Devga hanya bisa menatap gadis itu getir.
“Jawab aku! Apa yang terjadi?” tanya Violy.
Arland menghela napas panjang, lalu mengatakan yang terjadi pada gadis itu. Hati Violy seperti tertohok benda panas dan tajam, ia tak menyangka bahwa kepergiannya membawa keterpurukan pada yang lain. Ditambah lagi dengan perjanjian yang ia buat dengan Emerald. Kakinya terasa kaku dan lemas, tetapi tak mungkin baginya untuk ikut terpuruk, hingga menyusahkan yang lain.
“Lebih baik kamu istirahat, Violy,” ucap Siera.
“Bisakah kalian menghubungi Zaren untukku? Ponselku hilang hari itu,” pinta Violy.
Arland mengangguk dan langsung mengabulkan permintaan gadis itu.
“Di mana Dara? Apa kamu bertemu dengannya?” tanya Siera khawatir.
Devga langsung merangkul gadis itu dan mengelus lengannya dengan lembut, tentunya hal itu dapat dilihat jelas oleh Violy dan Vemi.
“Dara dibawa ke rumah sakit, tapi aku tidak tahu rumah sakit mana,” jawab Violy.
“Apa yang terjadi padanya?” tanya Siera.
Violy mengedik sambil menggeleng, lalu beranjak ke dalam markas. Begitu melihat kehadiran Violy, Liany, Daren, Estella, dan Delta langsung mendekatinya.
“Syukurlah, kamu baik-baik saja,” ucap Liany.
“Tapi, mereka tidak.” Ucapan Violy membuat mereka terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
MALIGNITY : Encounter The Evil (COMPLETED)
ActionGenre : Action - Thriller Tema : Mafia Blurb : Berhenti bukan berarti menyerah, tetapi amarahnya terus dipancing agar kembali ke dalam peperangan itu. Anggota yang kembali pada kehidupan masing-masing pun satu persatu datang dengan harapan tinggi. M...