"Tuan muda."
Derich yang sedang membaca koran melirik pada bawahannya setelah itu ia kembali melanjutkan bacaannya yang tertunda.
Bawahan itu berdehem "Hari ini adalah jadwal anda bertemu dengan nona Valerie."
Derich bosan, padahal rasanya ia sudah bisa bernafas beberapa hari ini.
"Apa tak bisa di gantikan dengan kepala pelayan lagi?"
"Tak bisa tuan,karena katanya nona Valerie ingin melihat wajah anda."
"Aku hanya perlu menikahinya bukan? kenapa harus dengan datang berkunjung?" tanya Derich.
"Karena rasanya tidak sopan jika anda melewatkan tunangan anda yang sedang sakit dan merindukan anda."
Derich tampak diam saja, kembali fokus membaca koran miliknya.
"Ini semua demi kehormatan dan kedamaian loobig."
Mendengar kata Loobig, membuat Derich menghentikan bacaannya seraya menatap lurus ke depan.
"Harus dipancing dulu baru ingin bergerak." keluh sang bawahan dalam hati.
Dengan langkah pelan Derich berdiri dari acara duduknya. Setelah itu tampak bawahan yang selalu bertugas untuk mengingatkan jadwal Derich kini menghela nafas.
"Kepala pelayan, sekarang siapkan kereta kuda." Seru sang bawahan yang dibalas dengan hormat juga anggukan.
Setelah itu para bawahan dan pelayan pun berbondong bondong berkumpul di depan untuk mengantarkan tuan mereka menuju ke kereta kuda.
....
"Uhuk- uhuk."
Walau kesakitan Valerie berusaha tersenyum. Ia memegang tangan Derich yang sedang berdiri dengan diamnya di sebelah kasur miliknya.
"Derich, aku senang sekali karena kali ini kau yang datang. Dan aku juga tak sabar menunggu hari pertunangan kita. Kau tau, hari itu pasti akan menjadi hari terindah dalam hidupku." ujarnya seraya memuja melihat wajah Derich, kaarena tak menyangka pria yang dijuluki sebagai pria tertampan sekekaisaran menjadi calon suaminya.
Derich menoleh ke samping, matanya menatap pada sebuah zamrud hijau dan anting juga kalung permata yang berwarna senada sedang berdiri dan memamerkan dirinya dengan indahnya.
"Ella.." gumam Derich.
Valerie tersenyum "Apa kau menggumamkan sesuatu?"
Tak ada jawaban, Derich tetap diam seraya menatap zamrud itu lama.
"Ah- apa kau menyukainya? jika kau menyukainya kau bisa membawanya pulang Derich."
Setelah itu tatapan Valerie juga tertuju pada Zamrud tersebut "Dan kau tau, harganya sangat mahal. Zamrud dan perhiasan itu di dapatkan ayahku dari pelelangan dan katanya itu adalah perhiasan yang amat disayangi ratu pertama."
"Dia amat menyayanginya karena yakin, ketika menyimpan dan menggunakan zamrud itu ia selalu diberkahi kecantikan dan kelimpahan." kata Valerie lagi.
"Jika kau menyukainya, kau boleh mengambilnya Derich."
...
"Ella, apa kau tau. Kemana yang mulia pergi?" tanya bibi Marly pada ella di sebelahnya yang sedang membantunya mengelap piring yang baru saja selesai di cuci.
"Kemana?"
"Ke rumah calon tunangannya, dan apa kau melihat sebelum pergi tadi dia menatapmu lebih dulu seolah terbius dengan kecantikanmu yang seperti wajah cerita dongeng ini." ujar Marly dengan bunga bunga di wajahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
730 Day's
Romance"Oh, my beloved Ella..." Sebuah cerita klasik tentang seorang pelayan cantik yang dicintai oleh tuannya. 🦢