"Pilihan saya adalah pergi." Kata Ella sambil menatap Derich penuh tekad. Kali ini Ella ingin berbicara baik baik pada Derich.
Dan saat ini Ella dan Derich sedang berada di ruang yang sama. Lebih tepatnya mereka berada di ruang kerja Derich dengan ella yang duduk rapi di hadapannya sedangkan Derich menatap Ella dingin sembari memijit kepalanya.
"Hah..." Setelah itu Derich menghela nafas seraya menopang tangannya pada sebuah meja kerja disana. Kemudian menarik laci kecil yang di dalamnya terdapat sebuah surat dan kemudian melemparkan surat tersebut pada Ella "Buka surat itu." Perintah Derich.
"Surat apa ini?" Tanya ella sambil menatap surat tersebut sedangkan Derich hanya menatapnya datar. Kemudian dengan ragu ella pun membuka surat tersebut.
Saat membaca isinya tiba tiba tangan Ella bergetar, Ella membekap mulutnya sendiri tak percaya.
Derich menghela nafas "Aku mendapat laporan jika Derren selama ini mengidap penyakit intususepsi usus. Ini adalah kondisi dimana salah satu segmen ususnya terlipat dan masuk ke dalam segmen usus lain ."
"Dan kau sebagai ibunya tidak tau itu. Karena apa? Karena kau miskin, kau hanya sibuk bekerja dengan menari kesana kemari memamerkan tubuhmu tanpa memperhatikan bayi kita!"
"Jika aku tak membawa Derren kemari mungkin saja penyakitnya akan bertambah parah lalu usus Derren akan robek dan membusuk."
"Dan apa jadinya jika Derren kembali padamu? Kau akan pergi meninggalkan mansion ini, pergi dariku bersama bayi kita. Dan setelah itu kau berangan angan ingin membesarkan bayiku seorang diri dengan keadaanmu miskin begitu?"
"Jangan harap!" Timpal Derich "Bahkan aku mendapat laporan bahwa rumahmu lebih kecil daripada toilet kamar ini."
Ella hanya bisa menunduk dalam dalam sambil menahan tangis saat mendengar ucapan Derich. Itu benar, tanpa Derich. Ia hidup teramat kesusahan, ia harus berkerja banting tulang, siang dan malam.
Ketika di siang hari Ella akan bekerja di sebuah toko roti dan bunga setelah itu ia juga mencari pekerjaan lain dan di malamnya ia akan menari untuk mendapat uang tambahan.
Hingga anaknya yang sangat ia sayangi melebihi apapun memiliki penyakit seperti ini, ia tidak tau. Pantas saja terkadang bayinya suka menangis dengan keras seperti tidak wajar.
Dan apa yang akan terjadi, jika Derren tak pernah bertemu dengan ayahnya. Mungkin saja penyakit bayinya itu akan bertambah parah dan Derren nya mungkin akan semakin menderita dan, dan,
Ella tak mampu membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Akhirnya Ella hanya bisa menutup wajah dan menangis sesenggukan.
Derich mendekati ella dengan pelan, kemudian memeluk tubuh itu penuh sayang. Berusaha menenangkan istrinya yang tangisannya mungkin saja akan pecah karena begitu merasa bersalah pada bayi mereka akibat kondisinya yang miskin.
Derich mengelus punggung Ella "Oleh karena itu, tetaplah bersamaku Ella. Kau dan Derren akan aman dan baik baik saja."
"Aku akan membuat kalian bahagia, asalkan kau menerima maafku dan bersedia kembali berada disisiku."
"Dengan begitu, itu saja sudah cukup." Kata Derich berusaha meyakinkan Ella agar tak lagi lari darinya "Aku akan membuat hidupmu dan Derren penuh suka cita asalkan jangan lari dariku."
"Aku tak sanggup jika harus pisah lagi. Kumohon." Pinta Derich semakin memeluk Ella dalam.
Setelah puas menangis dengan nada yang lirih Ella pun mengangguk patuh "Baiklah, saya akan kembali asalkan yang mulia mengobati Derren dengan benar." Imbuh Ella di sela pelukan dan tangisannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
730 Day's
Romance"Oh, my beloved Ella..." Sebuah cerita klasik tentang seorang pelayan cantik yang dicintai oleh tuannya. 🦢