Derich membuka kamarnya. Akhirnya ia bisa bernafas lega saat melihat ellanya yang terbaring di atas lantai.
Derich menaikkan sebelah alisnya bingung kenapa wanitanya ini tidur di sana. Terlebih dengan pakaian penari perut itu sudah pasti rasanya akan dingin bukan.
Derich mendekati ella lalu menepuk pelan pipi itu.
"Sayang."
"Sayang."
Kemudian ella pun membuka matanya. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah Derich yang jongkok di hadapannya setelah itu Derich memberinya senyum kecil.
Derich memeluk tubuh ella. Membawa tubuh ramping tersebut agar semakin menempel padanya.
"Kenapa tidur di lantai? Apa kau ketiduran?"
"I iya." Dengan cepat ella mengangguk. Tak ingin ketauan bahwa sebenarnya ia sedang berusaha mencari kunci dan membuka pintu kamar Derich dengan jepit rambut namun karena tak berhasil akhirnya ella lelah lalu terjatuh tidur.
Derich mengerutkan keningnya. Menyadari kegugupan ella. Karena sejatinya ella adalah seorang pembohong yang buruk.
Dengan segera ella memeluk Derich. Tak ingin Derich menyadari kebohonganya "Ya yang mulia ayo tidur bersama."
Derich cukup tertegun. Baru kali ini ella mengajaknya tidur bersama. Apakah ini sebuah kemajuan. Ellanya yang mau terbuka padanya dan ingin lebih dekat dengannya.
Derich menggendong tubuh ella. Membawanya ke kasur setelah itu Derich membaringkan tubuh ella di sampingnya.
"Em..apa yang mulia tak mengganti baju dulu?" Tanya ella takut takut.
"Kau ingin menggantikannya untukku?" Tanya Derich balik. Dengan nada yang lembut.
"Jika itu bisa membuat yang mulia nyaman. Lagipula saya kan pelayan pribadi yang mulia."
Derich mengangguk lalu merentangkan tangannya. Membebaskan ella dari pelukannya "Baiklah."
Ella pun merangkak turun dari kasur. Namun ketika ia turun dapat dirasakan Derich yang mengelus pahanya hingga membuat tubuhnya bergidik.
Kemudian Ella membuka lemari baju. Disana terdapat banyak baju santai yang bisa Derich kenakan untuk tidur.
Ella memilih sebuah baju polos berlengan panjang berwarna putih serta celana panjang berwarna ecru.
Setelah itu ella duduk pada pinggiran kasur. Ia membuka satu persatu kancing juga pin pangkat perwiranya yang begitu banyak serta menurunkan celana yang Derich kenakan.
"Ella."
"Ya, yang mulia?"
"Aku mencintaimu."
Ella masih tampak fokus membuka benang yang melilit di tubuh Derich. Setelah itu ella berujar "Iya."
"Ha?" Dalam hati Derich berkata ha?
Hanya itu saja, tanggapannya. Apa ella tak tau sebenarnya Derich agak malu mengatakan hal memalukan itu.
Derich juga pernah mengatakan hal itu sebelumnya kemarin di bawah tangga di depan Valerie. Saat itu Derich melirik lirik ella tapi tanggapan ella hanya diam saja.
Ia pikir ella akan memerah malu lalu mencuri curi pandang padanya. Tapi tidak ella kelihatan biasa saja.
Oh, apakah karena kecantikannya yang sangat luar biasa sehingga membuatnya mendapat pengakuan cinta baik sesudah maupun sebelum menjadi pelayan sehingga pengakuan cinta darinya terdengar biasa biasa saja.
Derich memalingkan wajah ke samping menatap pada dinding dinding.
"Kulum milikku." Perintah Derich tiba tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
730 Day's
Romance"Oh, my beloved Ella..." Sebuah cerita klasik tentang seorang pelayan cantik yang dicintai oleh tuannya. 🦢