Lalu Avelia beranjak pergi meninggalkan Aksa sendirian yang tersenyum tidak jelas.
Dan Avelia pergi ke toko ice crem untuk membeli ice crem yang sempat tertunda akibat ulah sang mantan, Avelia memesan rasa coklat dengan toping Oreo, setelah itu ia duduk di bangku yang ada.
Aksa datang dengan tangan melipat dada sambil tersenyum manis, Avelia yang melihat Aksa senyum-senyum tidak jelas jadi bergidik ngeri.
"Udah?" Tanya Aksa.
Avelia mengangguk palan,"udah ga mood buat lanjutin kerkom" ucapnya sambil menjilati ice crem.
Aksa mengangguk paham lalu merogoh kantong celananya untuk mengambil handphone, lalu Aksa menelpon salah satu temannya.
"Bikinnya gajadi sekarang, besok aja"
"Lah kita udah nungguin masa gajadi?"
"Bacot"
Tut.
Aksa mematikan telepon secara sepihak, lalu menatap kembali Avelia dengan tatapan yang sulit diartikan.
Ada tiga hal yang Aksa senangkan dari hari ini, pertama Avelia putus dengan sang kekasih, kedua Aksa ada dalam Avelia terpuruk, ketiga adanya peluang untuk mendapatkan cinta dari Avelia.
"Mau main ga?" Tanya Aksa.
Avelia menoleh kearah Aksa," mau kemana?" Kini Avelia yang bertanya.
"Pasar malam"
Avelia menaikkan satu alisnya bingung,"emang ada pasar malem sore kaya gini?"
Aksa mengangguk,"ayok" lalu Aksa menggandeng tangan Avelia menuju motornya yang masih terparkir di supermarket.
Aksa dan Avelia mulai melaju membelah jalanan yang cukup ramai, dan tak berselang lama akhirnya keduanya sudah sampai di pasar malam.
Mata Avelia berbinar melihat banyaknya wahana, terakhir kali Avelia menemui tempat ini waktu masih kelas 10.
"Mau main apa?"
"Naik ombak?" Balas Avelia.
(Ombak itu salah satu wahana yang bentuknya lingkaran, terus di ayunin sama orang-orang yang ada di dalam lingkaran, semakin kencang, semakin seru gitu loh, jadi kaya naik turun gitulah pokoknya, kalo di aku namanya ombak)
Aksa mengangguk paham lalu menggenggam tangan Avelia menuju wahana ombak yang Avelia maksud.
Setelah memesan tiket, keduanya sedang mengantri untuk menaikkan wahana tersebut karena ngantri, padahal ini masih sore hari. Apa daya kalau malam hari?.
Dan giliran keduanya untuk menaikkan wahana tersebut, Aksa dan Avelia duduk bersampingan dengan tangan yang masih menggenggam satu sama lain.
Kini wahana yang bernama ombak sedang berputar pelan tapi mengerikan, Avelia memutarkan bola matanya malas ketika mendengar orang-orang sudah pada teriak, padahal wahananya masih berputar pelan.
Lama kelamaan ombak tersebut menjadi lebih kencang, dan makin nyaring juga orang yang berteriak sampai mengalahkan toa masjid yang ada di kompleks Avelia.
Aksa mendengus kesal saat Avelia tidak bereaksi apa-apa, padahal dia sempat berfikir Avelia akan ketakutan lalu memeluknya. Namun ekspetasinya terlalu tinggi.
Kini wahana yang bernama ombak telah selesai, Avelia mengajak Aksa untuk membeli air mineral karena tenggorokan nya yang sudah kering.
"Naik kora-kora yu Pe" ajak Aksa.
Apa dia kata? Kora-kora? Oh tentu Avelia tidak mau! Karena itulah wahana yang Avelia benci. Tapi dia juga tidak mau kelihatan lemah di depan Aksa.
"Ayo"
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Teen Fiction"Tadi ngomong apa Sa?" tanya Avelia memastikan. "Mau enggak jadi pacar gue kue Ape" balas Aksa. "Emmm ini beneran?" tanya Avelia sekali lagi. "Ya iyalah masa boongan" sahut Ezra. Dengan ragu Avelia menganggukkan kepalanya,"o-oke g-ue m-mau---" "Mamp...