14

56 5 1
                                    

Hari Senin tiba, dimana semua siswa-siswi melaksanakan upacara bendera dengan rapih.

Setelah upacara selesai, semuanya berbondong-bondong memasuki kelasnya masing-masing menunggu pelajaran yang akan di mulai.

"Ikan hiu nabrak karang" ucap Ezra tiba-tiba.

"Mulai gilanya" sahut Gibran sambil membuat pesawat terbang dari kertas.

"Minimal jawab, gue lagi pantun ini" sindir Ezra.

Gibran memutarkan bola matanya malas,"Zra sini deh" panggil Gibran.

"Apaan?"

"Sini dulu ege" Ezra langsung mendekat lalu berbisik dengan Gibran.

"Oke-oke" ujar Ezra sambil mengacungkan jari jempolnya.

Avelia menaikkan satu alisnya bingung,"ngomongin apa lo pada?" tanya nya.

"kepo aja lo Kaya Dora" balas Ezra lalu berjalan menuju depan papan tulis.

"Woi dengerin lo pada!" teriak Ezra yang mengalihkan perhatian.

"Lo semua tau kan kejadian Avelia di kunciin?" tanya Ezra yang mendapat anggukan dari semuanya.

"Lo tau sama pelakunya ga?"

"Ada loh di kelas ini" timpal Gibran ikut-ikutan.

"Hah? serius?"

"Siapa wehh?"

"Gila sih, kalo ketauan pasti malu"

Suasana kelas menjadi ricuh dengan semua orang yang sedang berbisik ada juga yang ingin tahu.

"Pelakunya adalah"

"jeng jeng jenggggg"

"pelakunya adalah" ucap Ezra gantung sambil menatap Gibran.

"RENA!" teriak Gibran.

Semua orang menatap Rena tak percaya, ada juga yang berbisik-bisik.

"Nah si Rena ini yang ngunciin Avelia di ruang osis"  ujar Ezra sambil berjalan kearah Rena di ikuti Gibran.

"Woi lonte, ngapain lo ngunciin Avelia?" Tanya Ezra.

"Tau darimana lo? punya bukti apa?" jawab Rena.

Ezra memutarkan bola matanya malas,"Tinggal ngaku aja apa susahnya?"

"Biasalah bocah banyak drama" timpal Gibran.

Ezra mengangguk setuju,"Dah ya, intinya dia dalangnya" ucap Ezra lalu pergi di susul Gibran.

Rena menatap Ezra tajam, sedangkan yang di tatap hanya memasang muka mengejek.

"Zra, ngapain di kasih tau?" Tanya Avelia.

"Hadeuh, biar kapok ege" Balas Ezra sambil mengaca.

"Kan bisa di bicarain baik-baik, ga harus terang-terangan"

Ezra menatap Avelia,"gini ya nyed, gua kaya gitu biar dia malu, kalo kita bicarain baik-baik yang kemungkinan besar bakalan ngulangin" jelas Ezra.

"Kalo udah kaya gini? siapa tau dia berulah lagi" balas Avelia.

"Masalah ngulangin apa enggaknya, itu hak dia, toh nama dia udah jelek di orang-orang" Sahut Aksa.

Ezra mengangguk setuju,"nah bener ni si babi"

Aksa menatap Ezra tajam,"kalo gua babi, lo apa? dugong?"

"Gue? gue suaminya Heejin" jawab Ezra dengan muka konyolnya.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang