11

56 7 0
                                    

Sore hari ini Avelia dan yang lainnya sedang berkumpul bersama di rumah Aksa, seperti biasanya pasti mereka akan melakukan berbagai macam permainan seru.

Seperti kali ini ada Ezra yang sedang mengocok dadu sambil berceloteh tidak jelas,"nah gue mau beli negara ini ni" tunjuk Ezra pada sebuah negara Italia.

"Belum bisa ogeb, kan belum lewatin start" balas Gibran sambil mengocok dadunya.

"Ye biarin, namanya juga ala Ezra Pradipta" sahut Ezra sambil melihat-lihat kartu pembelian.

Avelia berdecak sebal,"gue tendang juga ya lo, lewatin start-nya dulu bego"

Gibran mengangguk setuju,"bocah kaga bisa maen biasalah" ucap Gibran pedas.

Ezra menatap Gibran sinis,"Sa ae lo nyet" Gibran memutarkan bola matanya malas.

"Giliran gue!" Kata Aksa sambil merebut dadu.

"Gue ya! Kan tadi gue yang ketiga!" Balas Avelia tak mau kalah.

"Mana ada, lo curang bangke" jawab Aksa kembali, tak mau kalah seperti biasanya.

"Lo nya kelamaan!"

"Lo nya kecepatan!"

"BERISIK!" Sahut Ezra muak.

"APA?!" Jawab Aksa Avelia berbarengan.

"Ebuset" takut Ezra, kenapa sekarang dirinya yang di bentak? Bukankah seharusnya mereka berdua?

"Biar adil suit ulang" ucap Gibran di angguki semuanya.

Dan keduanya suit ulang yang di menangkan oleh Aksa, Avelia yang tidak terima hanya menatap Aksa sinis.

"Sinis amat Vel" tegur Ezra.

Avelia hanya menunjukkan jari tengahnya sambil berucap,"iri bilang jomblo" ledeknya sambil menjulurkan lidahnya mengejek.

"Iya-iya yang udah di seriusin" balas Ezra malas.

Avelia yang mendengar itu hanya tertawa menang,"Zra menurut lo gue cocok ga si sama Rayan osis?" Tanya Avelia memanasi Aksa.

Ezra melirik Aksa sekilas yang ternyata sedang menatap keduanya,"eee gatau dah Vel" balas Ezra gugup, jika bilang iya, pasti dirinya akan di amuk Aksa, jika tidak, maka sudah pasti di amuk Avelia.

Serba salah bukan?

"Tinggal bilang iya atau enggak elah" ucap Avelia.

"Mending tanya Gibran dah Vel, dia kan playboy cap kakap tuh" tunjuk Ezra pada Gibran.

"Lah gue?" Tanya Gibran tak tahu, pasalnya dirinya tidak terlalu memperhatikan teman-temannya berbincang, dirinya hanya fokus mendapatkan angka kembar supaya bisa bebas dari penjara.

"Ho'oh lo"

"Mending jangan Gibran, lagi fokus tuh anak" kata Arka.

Ezra langsung melihat Gibran yang sedang mengocok dadu yang lagi-lagi gagal,"lah baru nyadar gue Gib, sejak kapan lo kepenjara?" Tanya Ezra sambil meledek.

"Ck tau tuh gara-gara gue ngambil kartu kesempatan terus masuk gini kan" ucap Gibran kesal.

(Seinget author sih ada kartu yang kaya gitu, soalnya udah lupa hehehe)

Ezra tertawa mendengarnya,"udah sih bayar aja, dari pada lo nungguin angka kembar kaga dapet-dapet"

"Ga, duitnya mau gue beli buat negara Afrika" balas Gibran.

"Sosoan mau beli, inget lo itu lagi di penjara, kalo pun lo keluar, harus muterin strat dulu"

"Biarin"

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang