10. Weekend

3.4K 158 23
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

ALLERA tengah membantu tante Emma membungkus cemilan ringan ke dalam kantong kemasan plastik. Untuk menambah penghasilan, tante Emma jualan makanan ringan. Seperti kripik, basreng, makaroni dan lainnya. Biasanya, tante Emma menjual makanan ringan itu di depan SD atau TK, sambil bercengkrama bersama ibu-ibu yang biasa menunggu anak mereka pulang sekolah.

Kadang Allera bingung, Langgam sebenarnya berasal dari keluarga yang seperti apa? Karena, melihat dari motor sport mewah yang Allera yakini harganya ratusan juta, belum lagi mobil mewah yang kemarin menjemputnya membuat Allera yakin sebenarnya Langgam orang yang mampu secara ekonomi. Meski, hidup pria itu terbilang sederhana namun apa yang pria itu gunakan sangat jauh dari kata 'sederhana'.

Allera penasaran, siapa orang tua Langgam? Siapa pria itu sebenarnya? Karena sampai titik ini, Allera belum bertemu dengan keluarga inti Langgam. Ia tidak tahu siapa ayah dan ibunya. Ia juga tidak berani bertanya karena takut tante Emma dan Langgam akan tersinggung. Maka, ia memutuskan untuk tetap diam. Lebih baik segala bentuk pertanyaan yang memenuhi pikirannya akhir-akhir ini, ia pendam sampai waktu yang akan menjawabnya.

"Biasanya tante jual berapa satuan gini?" Tanya Allera.

"Kadang tante jual seribu atau dua ribu. Kan lumayan, Ra, buat beli sayur, mah, cukup," ujarnya sambil tersenyum.

Allera menganggukan kepalanya mengerti. Kadang ia kasihan melihat tante Emma yang selalu berusaha mencari penghasilan sendiri.

"Tante gak enak, Ra, sama suamimu." Ujar tante Emma, "Tante ini orang tua yang sudah seharusnya cari penghasilan, bukannya Langgam yang seharusnya fokus sekolah. Tante suka gak tega sama suami kamu kalau dia yang harus memenuhi kebutuhan tante sama oma." Ujarnya lagi.

"Dia yang selalu menuhin kebutuhan tante, dimulai dari makan sampai kebutuhan pribadi. Tante suka gak enak, makanya tante selalu berusaha cari penghasilan sendiri dari jualan cemilan atau jadi reseller jualan online." Ujar tante Emma.

"Ditambah sekarang ada kamu, Langgam seharusnya fokus sama kamu dan calon anaknya. Ini malah tetap menuhin kebutuhan rumah dan tante,"

Allera sedikit tertegun mendengar penuturan tante Emma, jelas ia terkejut karena ternyata tante Emma memiliki alasan tersendiri kenapa ia jualan cemilan. Allera rasa, tidak seharusnya tante Emma merasa seperti itu, karena mau bagaimana pun, Langgam sudah hidup lama bersama tante Emma. Selagi Langgam mampu, selagi Langgam sanggup, sudah saatnya Langgam menggantikan posisi tante Emma untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

"Tante, jangan berpikiran kaya gitu. Lera pikir, memang udah seharunya kak Langgam menuhin kebutuhan tante. Dan sebaiknya, tante fokus aja sama oma." Ujar Allera.

Tante Emma menggeleng, "Enggak, sayang. Tante Emma terlalu malu sama Langgam. Dia udah kerja serabutan dari SMP, karena waktu Langgam SMP, tante berhenti kerja untuk fokus ngurus Oma yang semakin drop setiap harinya. Makanya, sekarang tante gak mau terlalu ngerepotin Langgam."

LANGGAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang