09. Nomor Zerina

109 5 0
                                    

Haloo haloo

Maaf baru terlihat hehehe

Kembali lagi dengan cerita Asyraf dan Zerina

Happy reading

---

Di sebuah kamar yang sunyi, terdapat seorang remaja yang tengah melamun menghadap jendela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sebuah kamar yang sunyi, terdapat seorang remaja yang tengah melamun menghadap jendela. Ia sedikit merasa bosan sebab tak ada hal yang ingin ia lakukan sekarang.

Seketika ide muncul di otaknya, ia bergegas pergi ke kamar sang Abang untuk meminta nomor seseorang.

Mungkin jika dirinya berbalas chat, hal itu sedikit mengurangi rasa bosannya.

"Abang. Lagi sibuk, gak?" ucap Aiza disela-sela pintu, dapat ia lihat seorang remaja tengah berkutat dengan tugas-tugasnya yang berserakan di atas meja.

"Kenapa, dek?" tanyanya sembari menuliskan berbagai hal yang ada di otaknya.

Karena tak puas dengan jawaban itu, Aiza mendekat ke arah sang Abang dan duduk di atas ranjang.

"Abang punya nomornya kak Zena, gak? Aiza bosan banget, gak tau mau ngapain. Mungkin kalau chatting-an sama kak Zena, Aiza gak se-bosan ini." Mendengar nama itu, Asyraf berhenti dengan berbagai alat tulisnya. Ia menoleh ke arah sang Adik yang tengah menangkup wajahnya sendiri.

"Abang gak punya, coba kamu minta ke Uma atau Aba. Mungkin mereka punya nomornya Zena."

Helaan napas terdengar, ia memandang Asyraf dengan pandangan tak bersahabat. "Malu, lah! Abang aja, deh, yang minta."

"Gak boleh, Aiza. Masa Abang interaksi lagi sama Zena? Sudah cukup kemarin Abang banyak interaksi sama dia, apalagi waktu acara fashion show itu." Aiza mengangguk mengerti.

"Ya udah, deh. Aiza ke kamar dulu, mau lanjutin acara bosan yang sangat menyiksa hati dan jiwa. Makasih Abang." Remaja itu melangkahkan kakinya ke luar, ia sedikit menyindir Abangnya agar bisa meminta nomor Zerina.

"Kalau bosan, coba muraja'ah. Biar waktu kamu gak terbuang sia-sia." Langkah Aiza berhenti, ia berbalik badan ke arah Asyraf.

"Semua kegiatan sudah Aiza lakukan, dari ngerjain tugas sampai muraja'ah. Makanya Aiza bosan mau ngapain lagi," ucapnya sedikit menghela napas.

"Siap-siap, abis tugas Abang selesai kita jalan-jalan." Seketika senyum Aiza terpancar, ia berlari ke arah Asyraf untuk sekadar memeluk Abangnya itu.

"Makasih Abang! Sayang banyak-banyak." Asyraf menerima pelukan itu, ia mengelus pucuk kepala Aiza dengan lembut.

"Sana ke kamar, Abang sebentar lagi selesai." Aiza mengangguk, ia memberi sebuah kecupan di pipi Asyraf, selanjutnya ia melangkah dengan mulut yang bergumam sebuah lagu.

Eye Contact [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang