23. After 5 Years

104 9 0
                                    

Halooo

Kembali lagi dengan cerita Asyraf dan Zerina

Kali ini, mereka sudah tumbuh dewasa yaa

Happy reading

---

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun. Semuanya berubah di setiap waktu yang ada.

Banyak yang mengalami kemajuan dan banyak yang mengalami kemunduran, bahkan ada juga yang masih stuck di tengah-tengah jalan. Merasa bingung untuk melaksanakan kata 'mulai' yang sudah lama terpendam.

Kini, lima tahun sudah berlalu. Tentunya banyak sekali perubahan yang terjadi. Seperti halnya masa putih abu-abu yang kini sudah berakhir lama, masa itu sudah tergantikan dengan sebuah hal yang akan menunjang masa depan mereka.

Masa yang awalnya hanya berisi canda tawa, sekarang sudah berganti ke masa di mana mereka sudah memikirkan segalanya.

Setelah menjadi seorang fresh graduate, Zerina kini sudah bekerja di salah satu penerbit yang ada di kotanya. Jurusan bahasa dan sastra Indonesia yang Zerina ambil sangat cocok dengan tempat kerjanya kali ini.

Apalagi, Zerina bekerja sebagai seorang editor naskah yang selalu menyunting berbagai naskah yang masuk ke dalam penerbit.

Lain halnya dengan Zerina, Azka memilih jalan yang berbeda dengan keluarganya. Ia memilih menjadi seorang pilot di usia muda, kini lelaki itu sudah menerbangkan burung besi yang selama ini selalu terbang di langit kota.

"Kak, hari ini jadwal penerbangannya ke mana?" tanya Zerina seraya mengetikkan berbagai kata dalam laptopnya.

Sembari merapikan dasinya, Azka berjalan ke arah sang adik yang masih fokus dengan laptop yang ada di depannya.

"Ke Bali terus nginep satu hari, setelah itu pulang ke sini lagi." Mendengar kota yang diucapkan oleh Azka, Zerina berbinar cerah.

"Ih, jadi pengin ke Bali!"

"Selesaikan pekerjaan kamu dulu, baru boleh jalan-jalan." Zerina semakin berbinar, bahkan dirinya sampai berdiri untuk melihat sang kakak.

"Beneran?!" Azka mengangguk, sepertinya ia harus memberi reward karena Zerina yang sudah diterima kerja.

"Iya, nanti kakak yang nyupirin." Zerina tertawa mendengarnya.

"Emang kakak supir angkot apa?" Azka tersenyum, ia mengusap rambut legam itu.

"Ya udah, kakak berangkat dulu, ya? Udah pamit sama bunda." Zerina mengangguk, ia menerima uluran tangan yang disodorkan oleh Azka.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam, hati-hati, kak. Jangan lupa oleh-oleh dari Bali!" Azka geleng-geleng kepala mendengarnya, walaupun sudah lima tahun berlalu tetapi adik kembarnya itu tidak berubah sama sekali.

Eye Contact [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang