Extra Part: Rasa Canggung

128 9 0
                                    

Haloo haloo


Ini extra part yang pertama yaa

Maaf sedikit ngaret hehehe

Happy reading

---

Langit yang semula cerah kini sudah tergantikan oleh gelapnya malam, matahari yang tadinya menghiasi bumi kini sedikit digeserkan oleh sinar bulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit yang semula cerah kini sudah tergantikan oleh gelapnya malam, matahari yang tadinya menghiasi bumi kini sedikit digeserkan oleh sinar bulan.

Cuaca malam ini cukup dingin, tak lupa semilir angin yang terdengar lirih. Kini, setelah salat isya keluarga Zerina memilih untuk makan malam bersama, tak lupa juga tambahan anggota keluarga yang baru saja bergabung hari ini.

Mereka saling duduk di kursi yang sudah disediakan, selanjutnya sang kepala rumah tangga memimpin doa untuk makan malam ini.

Semuanya secara serentak terdiam, sibuk dengan makanan yang ada. Mereka juga tak bersuara sebab adab makan memang seperti itu.

Setelah selesai menghabiskan makanan, baru mereka berbincang-bincang sedikit dengan anggota keluarga. Tentu setelah makan-makan ini menjadi momen yang berharga untuk saling lebih dekat dengan anggota keluarga.

Sang kepala keluarga bertanya kepada menantunya itu, dari kehidupan di Kairo sampai ia yang menabung demi bisa menghalalkan putri satu-satunya.

"Asyraf sebenarnya sudah ngomong hal ini ke Zena, tapi mungkin om eh ayah juga yang lain penasaran." Asyraf meringis, ia belum terbiasa dengan panggil itu.

"Lanjutkan, nak."

"Jujur, Asyraf suka sama Zena dari lima tahun yang lalu. Tepatnya saat kita masih SMA. Karena aba pernah bilang kalau Asyraf suka sama orang, Asyraf harus serius dengan orang yang Asyraf sukai. Akhirnya Asyraf memilih kuliah sambil bekerja, Asyraf juga menabung dari hasil kerja tersebut."

"Kamu sambil bekerja di sana? Bekerja apa?" tanya Ziva mewakili.

"Freelance, remote, part time, sama dapat dari lomba-lomba yang Asyraf juarai, kurang lebih begitu. Terus seperempat uang yang aba transfer juga masuk ke dalam tabungan." Semuanya merasa kagum, ternyata Asyraf sudah siap untuk menyiapkan semuanya dari jauh-jauh hari.

"Makanya kamu jarang pulang sewaktu liburan karena itu?" Asyraf mengangguk mengiyakan.

"Wah, bro! Gue gak nyangka lo sekeren ini." Azka menepuk bahu Asyraf dengan keras, sampai-sampai Asyraf sedikit meringis di buatnya.

"Kamu kenapa mirip sama Nazra? Kerjaannya nabokin orang, udah ketularan, ya?" ceplos Asyraf yang membuat Azka mendengus pelan.

Tentunya mendengar nama yang tak asing itu membuat Daffa dan Ziva bertanya-tanya, mereka memandang ketiga anaknya dengan tatapan heran.

Eye Contact [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang