25. Meet After A Long Time

96 9 0
                                    

Halooo

Bertemu lagi dengan cerita Asyraf dan Zerina

Untuk part ini, mereka berdua ketemu nih setelah sekian lama 🤭

Jadi penasaran, mereka masih ada rasa yang sama gak ya?

Kalau penasaran, yukk langsung dibaca ajaa

Jangan lupa tinggalin jejak

Happy reading

---

Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara menjadi titik terakhir di mana Asyraf akan menyentuh bumi Indonesia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara menjadi titik terakhir di mana Asyraf akan menyentuh bumi Indonesia.

Setelah mengakhiri masa studinya di Kairo Mesir selama kurang lebih empat tahun, kini dirinya bisa bergegas pulang dengan napas lega.

Ia tentu saja pulang dengan mendapat predikat cumlaude dan menjadi satu-satunya mahasiswa dari Indonesia yang mendapatkan piagam penghargaan dari Universitas Al-Azhar karena prestasi dalam hal menulis sebuah artikel.

Setelah menghubungi sang ayah jika dirinya sudah sampai, Asyraf segera menunggu Zidan yang masih dalam perjalanan.

Waktu yang menunjukkan pukul 12 malam membuat sebagian aktivitas di bandara sedikit lancar, sebab hanya beberapa saja yang masih berlalu-lalang di sekitar sini-tidak seperti siang hari.

Beberapa menit kemudian, Zidan datang dengan raut wajah yang cukup cerah. Ia segera memeluk anaknya itu dengan erat.

"Alhamdulillah, kamu selamat sampai sini. Aba senang saat kamu mendapatkan predikat yang cukup baik, apalagi mendapatkan sebuah piagam penghargaan dari universitas." Asyraf tersenyum, ia membalas pelukan itu dengan erat. Sungguh, Asyraf rindu dengan nasihat-nasihat yang Zidan berikan, terutama perhatian sang ayah yang selama ini hanya ia dapatkan lewat jarak jauh.

"Terima kasih Aba." Zidan mengangguk, ia melepas pelukan itu. Setelah sadar jika sang anak tidak sendirian, Zidan menyapa temannya itu.

"Temannya Asyraf?" Abim mengangguk, ia memang pulang ke Indonesia bersama dengan Asyraf.

"Iya, om. Kami bertemu sewaktu ingin berangkat ke Kairo." Zidan mengangguk paham.

"Ayo, kita pulang. Takutnya uma kamu curiga kalau aba gak di rumah." Asyraf mengikuti langkah Zidan, ia juga meminta Abim untuk mengikuti mereka.

"Aba, Abim izin menginap sampai nanti pagi. Soalnya keluarganya tidak ada yang menjemput karena pulang tengah malam seperti ini." Zidan memberikan jempolnya, ia tak masalah dengan hal itu.

"Sehat-sehat, kan, kalian berdua?" Keduanya mengangguk, alhamdulilah mereka sehat sampai bisa berada di Indonesia saat ini.

"Syukurlah, kalian mau makan dulu atau bagaimana? Takutnya lapar."

Eye Contact [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang