Pulang

85 4 0
                                    

Batin yang tersiksa lebih memuaskan daripada luka yang sekedar goresan.

• Gabriella Margareth Angelina S •

Di SMA GENTALA sedang digemparkan dengan kabar yang sangat diluar nalar. Semua orang berbisik-bisik membicarakan tentang Gabriel. Entah apa yang sebenarnya terjadi, suasana dan kondisi di lingkungan sekolah itu benar-benar ricuh.

Alexa sendiri hanya menatap semuanya malas. Ia terus melanjutkan langkahnya menuju kelas dan akan mengabari Gabriel tentang apa yang terjadi di sekolah.

"Eh, ada sahabatnya si jalang nih," celetuk seorang siswi yang mengenakan seragam ketat dengan make up menor.

"Jalang nya gak sekolah karena kecapean, ya?" sahut siswi lainnya.

Salah satu siswi disana tertawa. "Kecapean lah bego, semalam ngelayanin lima orang! Gak bisa jalan pasti," balasnya.

Alexa tertawa sinis. "Kalian ngomongin diri sendiri?" tanyanya dengan tenang.

"Itu muka apa aspal? Tebel bener." ujarnya, lagi.

Ketiga siswi yang tadi memprovokasi Alexa seketika terdiam.

"Shira, coba lo nunduk," titah Alexa yang langsung dilakukan oleh Shira. "Eh, jangan nunduk, itu ketombe lo pada rontok!" ralatnya.

Diam-diam, kedua teman Shira menahan tawanya. "Ngapain ketawa? Suara lo pada gak jauh sama babi," tegur Alexa yang membuat Lia dan Erlin terdiam dengan wajah yang memerah, entah malu atau emosi. Pasalnya, mereka menjadi bahan tontonan gratis.

"Gue sendiri bukan berarti lo bisa bikin gue tertekan. Gue gak perlu keluar tenaga buat balas ucapan busuk lo itu, karena gue lebih suka lihat ekspresi orang yang kena mental." sembur Alexa datar. "Kuatin hati kalo mau bikin masalah sama gue, jangan sampe lo jadi ODGJ, kan gak lucu!" sambungnya dengan senyum miring.

Alexa langsung pergi tanpa menoleh kebelakang. Ia berjalan cepat menuju ruang kelasnya. Saat di persimpangan jalan, ia melihat Pak Kohar yang sedang menyapu lantai, yakali nyapu genteng!

Alexa tersenyum menyapa Pak Kohar, Pak Kohar pun sama. Melihat Pak Kohar tersenyum juga, Alexa langsung merubah ekspresi menjadi cemberut. Hal itu membuat Pak Kohar menggaruk kepalanya. Tanpa memperdulikan Pak Kohar yang menatapnya aneh, Alexa langsung menaiki satu persatu tangga yang menghubungkan ke lantai dua.

"Sahabat gue kan cuma Retha, maksud mereka Retha Open BO, gitu?" gumamnya setelah duduk di meja, ia menatap pemandangan yang tersaji didepannya. "Masa Retha open BO gak ngajak gue, gak mungkin lah. Dulu aja pas dia mau ngejamet ngajak gue." lanjutnya bermonolog.

Alexa terus termenung memikirkan berita yang tengah viral di SMA GENTALA itu. Seakan teringat sesuatu, Alexa langsung mengotak-atikan ponselnya dan menghubungi Gabriel. Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya video call itu terhubung.

Di layar ponselnya, Alexa menebak jika sahabatnya itu sedang ada di balkon. Ya, karena Gabriel mengarahkan kameranya kebelakang yang menampilkan pemandangan lalu lintas dan luasnya kota itu.

"Tha, kenapa kemarin lo gak bales aja sih, itu si Angkasu? Gue aja pas lihat lo di tampar gitu, tangan gue gatel banget cok!" protesnya membuat Gabriel tertawa disebrang sana.

TRANSMIGRASI GLADYS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang