Support sistem

96 4 5
                                    

Gue jadi support sistem lo, boleh?

• Seseorang tanpa nama •

"DASAR ANAK ANJING!! BEBAN! BUANG-BUANG DUIT!! ARGHH, MATI SAJA KAMU!!" teriak Firman, lagi.

Gabriel terdiam, membiarkan darah yang keluar dari sudut bibirnya, menghiraukan ocehan dan amarah dari Papanya, ingatan tentang masa lalu tiba-tiba singgah kepadanya.

"Gak usah lanjut sekolah, buang-buang duit!"

"Anak anjing, sini!!"

"Keluar aja dari sekolah, punya ijazah SMA belum tentu bisa kerja enak. Takdir udah ada yang ngatur, ikut takdir aja, daripada uangnya buat kamu sekolah, mending buat kakak-kakak kamu aja!"

"Dasar anak kurang ajar!! Anak babi, kamu!"

Gabriel tersenyum miris saat mengingat masa lalunya yang tidak beda jauh dengan Gabriel asli. Mental keduanya sama-sama diuji oleh keluarga sendiri, tak ada tempat yang benar-benar rumah untuk berpulang ketika raga terasa lelah. Terlahir sebagai anak pembawa sial, beban, tak dianggap, dan selalu menjadi sasaran empuk kemarahan orang tua.

Gabriel tersadar ketika pipinya kembali terasa panas. Ternyata Firman menamparnya lagi karena merasa diabaikan oleh Gabriel. "Papa ngomong apa?" tanyanya datar.

"Jangan panggil saya Papa, sejak hari itu kamu bukan anak saya lagi. Saya tidak sudi punya darah daging pembunuh sepertimu." jawab Firman datar nan tegas.

Juliet hanya diam seraya mengamati semua yang terjadi diantara Firman dan Gabriel. Dirinya duduk anteng tanpa mencegah keributan yang terjadi. Ia menjadi seorang penonton yang saat patuh pada aturan.

"Kamu hanya anak tak diharapkan di keluarga ini. Kamu pembawa sial, dan membuat anak saya meninggal karena racun yang kamu berikan." gertak Firman.

Gabriel terkekeh. "Terus, kenapa gak usir gue aja? Takut, ya?" tanyanya meledek.

"Ngapain saya takut sama bocah ingusan kayak kamu!" balas Firman lalu tertawa. "Omong kosong apa yang kamu katakan?"

"Bukankah semua harta Smith atas nama Gabriella Margareth Angelina Smith? Lo lupa?" terangnya membuat Firman naik pitam.

Dengan langkah lebar, Firman langsung menarik paksa lengan Gabriel dan mendorongnya tepat mereka ada di tengah ruang tamu. Lalu, Firman berjalan cepat menuju sudut ruangan dan kembali dengan tangan membawa rotan besar.

CTARR

CTARR

CTARR

CTARR

CTARR

Sepuluh cambukan Gabriel dapatkan, perih dan panas yang ia rasa, tak dapat ia ungkapkan jika hanya lewat kata. Sakitnya sangat luar biasa, punggungnya terasa seperti dipanggang dan membuat dagingnya matang.

"KAMU HANYA ANAK PUNGUT DISINI!! SECEPATNYA, SAYA AKAN MEMBALIKKAN SEMUA NAMA PERUSAHAAN ATAS NAMA ANAK KANDUNG SAYA, AYAH JULIET PASTI MENYESAL KARENA SUDAH MENJADIKAN KAMU SEBAGAI CUCU KESAYANGANNYA!!"

"JANGAN BERHARAP, JIKA SEMUA HARTA INI MENJADI MILIKMU." lanjutnya penuh penekanan.

Dengan sisa tenaganya, Gabriel mencoba berdiri. Ia tersenyum miring menatap wajah Firman yang terlihat sedikit gelisah. "Omong kosong apa yang anda katakan? Bukankah saya menjadi pewaris satu-satunya?" tekannya dengan senyum miring yang menghiasi.

"Jangan bermimpi!" desis Firman lalu menendang perut Gabriel.

Rasa perih yang dirasakannya membuat Gabriel tidak bisa menahan keseimbangan. Ia kembali terkulai lemas di atas dinginnya lantai yang sudah dikotori bercak darahnya.

TRANSMIGRASI GLADYS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang