Dirumah sakit begitu ramai dengan suara tangisan sebuah keluarga yang merasa kehilangan. Banyak saudara yang berlarian menuju ruang IGD yang didalamnya ada dua anggota keluarga mereka. Tak hanya menangis, Juliet bahkan sudah pingsan sejak dari rumah ketika mendengar bahwa kedua putrinya mengalami kecelakaan hebat di jalan raya.
"Bagaimana ini bisa terjadi?!" seru Firman murka.
Salah satu polisi yang tadinya menjaga jarak segera menghampiri kepala keluarga itu. Ia mengajak Firman duduk dan menjelaskan kronologi kecelakaan antara Gabriel dan Cia.
"Saya mohon anda tenang, Pak. Setelah siap, saya akan menjelaskan kronologi kejadian ini. Tapi, jika anda masih emosi, saya tidak bisa menjelaskannya sekarang," ujar polisi itu yang bernama Haidar.
Firman melirik tajam polisi muda disebelahnya, lalu mengangguk singkat. Setelah tenang, baru Haidar membuka percakapan serius diantara mereka. "Kecelakaan kedua putri Bapak terjadi setelah pulang sekolah, tepat di-,"
"Stop calling me father," potong Firman cepat.
Haidar mengerutkan keningnya. "Om?"
Mendengar panggilan Haidar, Firman langsung menatap tajam manik tenang polisi muda itu. "Bukan itu juga!" dengusnya kesal.
Ditengah situasi yang kios ini, Haidar ingin sekali tertawa. "Oke. Jadi, kecelakaan kedua put-,"
"Lanjutkan yang tadi saja langsung!" potong Firman lagi yang membuat Haidar mendatarkan wajahnya.
"Saya mohon, anda tenanglah! Saya akan menjelaskan secara rinci hingga anda tidak perlu bertanya lagi. Anda pikir urusan saya hanya disini? Oh, tentu tidak, Ferguso!" kesal Haidar datar.
Dilihatnya, Firman mengangguk.
"Kedua putri Bapak mengalami kec-,"
"Bapak lagi!" geram Firman.
Haidar diam, menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya secara perlahan. "Oke. Kecelakaan hebat itu terjadi setelah kedua putri anda pulang sekolah, tepat di persimpangan jalan pertama dari arah sekolah. Menurut CCTV di daerah tersebut, sebab terjadinya kecelakaan karena salah satu dari putri anda seperti sengaja menabrakkan mobilnya ke putri anda yang menggunakan motor,"
"Mak-,"
Haidar mengangkat tangannya, menyuruh Firman diam.
"Mohon anda diam dulu, atau saya akan pergi," ancam Haidar dingin. Firman mengangguk kaku.
"Kenapa saya berspekulasi bahwa ada yang melakukan itu secara sengaja? Disini saya memiliki alasan yang kuat dan anda beserta keluarga anda tidak bisa membantahnya. Karena, putri anda yang menggunakan motor sudah memberi tanda menggunakan sein kanan sebelum perempatan jalan, tapi dengan kecepatan tinggi putri anda yang menggunakan mobil sengaja menabrakkan mobilnya ke motor yang dibawa putri anda yang lain, dan terjadilah kecelakaan hebat itu,"
"Ada yang perlu anda tanyakan?" tanya Haidar mengakhiri penjelasannya.
Firman menatap beberapa anggota keluarganya yang tadi ikut mendengarkan penjelasan dari Haidar. "Darimana anda tahu kalau kedua gadis itu adalah putri saya?" tanya Firman yang diangguki sanak saudara lain.
"Walaupun ada noda darah yang menodai kedua wajah kedua gadis itu, saya yakin mereka adalah putri-putri anda. Karena kedua putri anda memiliki kemiripan dengan anda," jelas Haidar tanpa ragu. Ia memang melihat kemiripan diantara kedua gadis itu.
"Ada pertanyaan lain?" tanya Haidar lagi.
"Apakah kecelakaan it-,"
"Keluarga dari pasien!" seru dokter yang menangani Cia.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI GLADYS
Teen Fiction"Aaa, bisakah aku bertransmigrasi, Tuhan?" Kisah seorang gadis remaja yang ingin berpindah raga ke seorang putri kerajaan, namun takdir membawanya kedalam raga seorang gadis broken home, dibenci oleh semua orang, dan keberadaannya yang tak pernah di...