05. Jarir bin Abdullah ke Syam

79 15 0
                                    


( Biografi Ali, Ash-Shallabi hal. 629 - 630 )

•••  setelah Perang Jamal berakhir, Ali memasuki Kufah pada tanggal 12 Rajab tahun 36 Hijriyah. Ali singgah di Rahbah, dan menunaikan Shalat 2 raka'at di Masjid Jami yang besar. Kemudian, Ali mengutus orang untuk mengambil baiat Jarir bin Abdullah yang ketika itu menjabat sebagai Gubernur di Hamdzan dan Al-Asy'ats bin Qais yang merupakan Gubernur di Azerbaijan. •••

( Biografi Muawiyah, Ash-Shallabi hal. 123 - 124 )

   •••   Ali mencoba meluluhkan hati Muawiyah dan menjaga perdamaian dan juga kesatuan umat Islam, dengan mengutus Jarir bin Abdullah al-Bajali ke Syam untuk meminta baiat kepada Muawiyah bin Abu Sufyan. Maka Jarir berkata, " Aku pergi kepadanya, Wahai Amirul Mukminin. Karena sesungguhnya Aku dan Muawiyah saling mengasihi. Maka aku akan mengambil baiat untukmu darinya. " al-Asytar mencegah, " Janganlah kamu sekali-kali mengutusnya, Wahai Amirul Mukminin. Karena, aku takut hawa nafsunya mendorongnya untuk memihak Muawiyah. " Namun, Ali menjawabnya, " Biarkanlah, Al-Asytar. "  •••

    •••    Jarir kemudian berangkat ke Syam dengan membawa surat untuk Muawiyah. Yang isinya adalah sebuah notifikasi tentang kesepakatan Muhajirin dan Anshar untuk berbaiat kepadanya. •••

   •••   setelah Jarir sampai ke Syam, maka Surat tersebut diserahkan kepada pihak Muawiyah. Lalu, Muawiyah memanggil Amr bin Al-Ash dan Para Pembesar Syam untuk bermusyawarah tentang hal tersebut. Namun, mereka enggan berbaiat kepada Ali sebelum hukum Qishash terhadap Para Pembunuh Utsman diberlakukan. •••

   •••    Jarir kembali ke Kufah dengan kecewa, dan melaporkan hasil mufakat antara Muawiyah, Amr, dan para Pembesar Syam. al-Asytar berkata, " Bukankah aku sudah melarangmu untuk mengutus orang ini? Jika anda mengutusku, maka Muawiyah pasti tidak akan membuka satu pintu-pun kecuali aku yang menutupnya. " Jarir lalu membalas, " Jika kamu yang kesana, mereka akan membunuhmu karena darah Utsman. " al-Asytar kembali berargumen, " Demi Allah, jika kamu mengutusku. Aku tidak memedulikan jawaban Muawiyah dan aku akan langsung menyampaikan maksudku kepada dia. Jika dia menuruti ideku untuk untuk taat kepada dirimu, maka aku akan menahan Jarir dan orang-orang seperti dia, sampai Urusan ini selesai. •••

       •••    mendengar provokasi tersebut, Amarah Jarir membuncah. Dia sontak berdiri dan memisahkan diri dari Ali. Dia pergi ke Qurqisa' dan berkorespondensi dengan Muawiyah. Dia melaporkan banyak hal mengenai apa yang terjadi di Kufah saat itu. •••

( Biografi Ali, Ash-Shallabi hal. 631 )

••• Jarir bin Abdullah al-Bajali pernah menjadi Gubernur di Qarqisia ( Qurqisa' ) dan menjadi Pemimpin di Kabilahnya, Bijilliyah. •••

Blood demand of bani UmayyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang