dzulhijjah, 36 Hijriyah
Shiffin, Syam.Kedua kubu telah sampai di Shiffin, mereka kemudian mendirikan barak masing-masing. Kedua Panglima tertinggi mengatur Saff-saff prajurit. Mempersiapkan persenjataan, dan menyusun strategi masing-masing. Perang ini bukanlah berdasar pada kebencian antara satu dengan lainnya. Baik itu Ali, maupun Muawiyah memiliki Ijtihad yang mereka yakini. Banyak yang beranggapan bahwa Muawiyah menggunakan kematian Utsman sebagai momentum untuk melakukan kudeta atau prasangka-prasangka mereka yang mengatakan bahwa Muawiyah merasa lebih berhak atas kursi Kekhalifahan. Namun sebenarnya itu adalah dusta. Muawiyah tidak pernah sedikit-pun merasa lebih berhak atas Ali, bahkan dia-pun mengakui keutamaan Ali. Seperti dalam riwayat berikut ini;
( diriwayatkan oleh al-Bukhari, Yahya bin Sulaiman al-Ju'fi dalam pembahasan tentang Shiffin, dari Abu Muslim al-Khaulani. Shahih tarikh ath-thabari Jilid 3 hal. 729 ) ••• bahwa suatu ketika, Muawiyah ditanya, " Kamu menentang Ali dalam pembaiatan, apakah kamu merasa memiliki derajat yang sama dengannya? Muawiyah menjawab, " Tidak! Aku sadar betul bahwa dia lebih baik dariku dan dia lebih berhak diangkat menjadi khalifah dibanding diriku. Namun bukankah kalian mengetahui bahwa Utsman bin Affan baru saja dibunuh secara zhalim? Aku sebagai sepupu dan walinya merasa berhak untuk menuntut darah Utsman. " •••
( Ibnu Taimiyyah meriwayatkan. Biografi Muawiyah, Ash-Shallabi hal. 115 ) ••• Muawiyah tidak mengklaim sebagai Khalifah dan tidak ada yang membaiatnya ketika dia memerangi Ali. Orang-orang mengakui keutamaan Ali yang lebih dulu masuk Islam, keilmuan, keagamaan, keberanian dan keutamaan lainnya. •••
( Ibnu Al Jauzi juga menukil dari Jalur Abdullah bin Ahmad bin Hambal. Kitab Fathul Baari, Ibnu Hajar al-Asqalani, Jld. 18 hal. 702 )
••• "Aku bertanya kepada bapakku, 'Apa yang engkau katakan tentang Ali dan Muawiyah?' dia menundukkan kepalanya, lalu berkata, 'Ketahuilah, Ali memiliki musuh sangat banyak, maka para musuhnya mencari-cari cacatnya namun mereka tidak menemukannya, maka mereka pun memihak kepada seseorang yang memeranginya dan mengagungkannya sebagai upaya makar kepada Ali'." •••
∆∆∆
dari riwayat diatas sudah bisa disimpulkan bahwa Muawiyah hanyalah menuntut keadilan bagi semua umat. Kematian Utsman bukan hanya menyakiti perasaan Kerabat dan para Sahabat beliau, namun ketika itu telah banyak orang yang memang meneteskan air mata atas apa yang menimpa Beliau. Tidak ada satu orang pun diantara Penduduk Syam yang tidak mengakui keutamaan Ali sebagai seorang Khalifah. Seperti yang tercantum dalam riwayat dibawah ini;
( diriwayatkan oleh Ibnu Asakir, diriwayatkan pula oleh ath-thabari, dari Sa'id bin Abdul Aziz at-Tanukhi, Shahih Tarikh ath-Thabari Jilid 3 hal. 729 )
••• ketika itu di Irak, Ali dipanggil dengan sebutan Amirul Mukminin, sedangkan di Syam - Muawiyah dipanggil dengan sebutan Amir. Muawiyah baru dipanggil Amirul Mukminin ketika Ali telah wafat. •••∆∆∆
Ali bin Abi Thalib sendiri mengakui taraf pengetahuan dan kecintaan Muawiyah terhadap agama Islam. Muawiyah merupakan salah satu penulis wahyu, dia adalah orang yang amat penyabar dalam mendidik, dan Komandan yang dicintai. Adapun penyebab keluarnya Ali menuju Syam dalam rangka invasi, dikarenakan sikap Muawiyah dan Penduduk Syam yang menyalahi hukum Konstitusional bahwa mereka menangguhkan baiat dan merupakan sebuah pembangkangan. Bahkan baik Ali maupun para Sahabat, melarang keras bagi prajurit-prajurit mereka mencaci maki Muawiyah dan penduduk Syam.
( al-Hakim meriwayatkan, Shahih Tarikh ath-Thabari Jilid 3 hal. 730 ) ••• Ammar pernah berkata, " Janganlah kalian mengatakan bahwa pasukan dari Syam itu telah kafir, namun katakanlah mereka telah berbuat kezaliman dan kefasikan. " •••
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood demand of bani Umayyah
Historical FictionSetelah Perang Jamal berakhir dan Penduduk Bashrah membaiat Ali. konflik internal belum mereda. di Damaskus, Muawiyah bin Abu Sufyan mengerahkan seluruh penduduk Syam untuk melakukan Pembangkangan terhadap Khalifah. Dia melakukan berbagai macam prov...