Darah terburai, terciprat, mengalir dari luka yang menganga, menggenang diatas permukaan tanah. Perang Shiffin masih berlanjut, garis depan bergejolak. Para prajurit berjuang sekuat tenaga, berdiri dan tumbang, mati dan menghilang. Namun, jiwa mereka tak pernah gentar maupun ragu. Genggaman tangan mereka tak pernah mengendur.
( HR. Bukhari No. 3071, dari Sahl bin Sa'ad. Kitab Fathul Baari, Ibnu Hajar al-Asqalani. Jld. 18, hal. 591 )
••• bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh besok aku akan memberikan bendera kepada seorang laki-laki yang Allah akan memberi kemenangan pada kedua tangannya." Dia berkata, "Orang-orang melewati malam sambil kasak-kusuk pada malam itu tentang siapa diantara mereka akan diberi bendera. Pada pagi hari, mereka pergi kepada Rasulullah SAW, semuanya berharap diberi bendera. Beliau bertanya, 'Di mana Ali bin Abi Thalib?' Mereka berkata, 'Dia menderita sakit kedua matanya wahai Rasulullah'. Beliau bersabda, 'Kirimlah utusan kepadanya dan hendaklah kalian membawanya kepadaku'. Ketika Ali datang, Nabi SAW meludahi kedua matanya dan berdoa untuknya. Dia sembuh seketika, seakan-akan tidak sakit sebelumnya. Lalu beliau memberikan bendera kepadanya. Ali berkata, 'Wahai Rasulullah, aku akan memerangi mereka hingga mereka sama seperti kita?' Beliau bersabda, 'Teruslah engkau berjalan hingga engkau singgah di alun- alun mereka. Kemudian ajaklah mereka kepada Islam. Beritahukan kepada mereka apa yang diwajibkan kepada mereka dari hak Allah. Demi Allah, bahwa Allah memberi petunjuk satu orang dengan sebab kamu, maka itu lebih baik daripada engkau memiliki harta yang sangat berharga'." •••
( Ahmad bin Ya'qub bin Mihrajan Al Mu'addil menceritakan kepada kami, Muhammad bin Utsman bin Abi Syaibah menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Ishaq Adh-Dhabbih menceritakan kepada kami, Qais bin Rabi menceritakan kepada kami, dari Laits bin Abu Sulaim, dari Ibnu Abi Laila, dari Al Hasan bin Ali. Kitab Hilyatul Auliyah - Abu Nu'aim al-Ashfahani, Jld 1 hal. 304-305 )
••• dia berkata: Rasulullah bersabda, "Panggilkan junjungan bangsa Arab." Yang beliau maksud adalah Ali bin Abu Thalib. Lalu Aisyah bertanya, "Bukankah engkau junjungan bangsa Arab?" Beliau menjawab, "Aku adalah junjungan anak Adam, sedangkan Ali adalah junjungan bangsa Arab." Ketika Ali sudah datang, beliau meminta dipanggilkan orang-orang Anshar, lalu mereka pun datang menemui beliau. Beliau bersabda kepada mereka, "Wahai orang-orang Anshar! Maukah kalian kutunjukkan sesuatu yang apabila kalian berpegang padanya maka kalian tidak akan sesat sesudah itu untuk selama- lamanya?" Mereka menjawab, "Mau, ya Rasulullah." Beliau bersabda, "Ini Ali, cintailah dia demi cintaku, muliakanlah dia demi kemuliaanku, karena Jibril memerintahkan kepadaku apa yang telah kukatakan kepada kalian dari Allah. " •••
( Ibnu Jarir berkata. al-bidayah wa an-nihayah, Ibnu Katsir hal. 434 )
••• Ketika Ammar terbunuh, Ali maju menyerang dan ikut pula sejumlah anggota Pasukan bersamanya. Tidak tersisa satu barisan-pun Pasukan Syam melainkan tercerai-berai dan mereka ( Ali dan Pasukannya ) membunuh setiap orang yang mendekat kepada mereka. •••
••• kemudian Ali memerintahkan Putranya, Muhammad, untuk maju bersama sejumlah pasukan. Mereka terlibat dalam pertempuran yang sangat hebat. Kemudian, Ali mengirim pasukan berikutnya untuk maju menyerang sehingga jatuhlah korban yang sangat banyak dari kedua belah pihak yang hanya Allah yang tahu berapa jumlahnya. Banyak sekali pergelangan tangan yang putus dan kepala yang melayang, semoga Allah merahmati mereka semua. •••( Biografi Ali, Ash-Shallabi hal. 643 )
••• Salah satu saksi mata mengatakan, "Kami bertempur tiga hari tiga malam hingga tombak- tombak kami patah dan anak panah kami habis. Akhirnya kami berperang menggunakan pedang hingga tengah malam dan saling berangkulan satu sama lain. Ketika pedang-pedang kami hancur, kami bertempur dengan menggunakan besi. Tidak terdengar kecuali suara kelelahan dan nafas yang terengah-engah dari para prajurit yang keletihan. Kemudian kami saling melempar batu dan pasir. Kami saling mengigit dengan gigi hingga mulut kami memar. Kondisi tersebut berlangsung hingga Jumat pagi. Matahari terbit dan mulai meninggi, meskipun tidak melihat debu pertempuran. Pasukan brigade berguguran dan panji-panji perang bertumbangan. Perang berakhir karena para prajurit kelelahan, tangan mereka terputus, dan leher tergorok." •••
••• Ibnu Katsir menggambarkan tentang kejadian malam Jumat kelabu dengan mengatakan, "Mereka saling mengigit dengan gigi. Dua orang laki- laki berusaha saling bunuh hingga kelelahan dan keduanya sama-sama duduk untuk beristirahat. Sebelumnya mereka berusaha untuk saling mengalahkan yang lain. Kemudian mereka bangun kembali dan saling berusaha untuk membunuh seperti sebelumnya, inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Begitulah kondisi pada malam itu hingga pagi, yakni pagi hari Jumat mereka masih terlibat dalam pertempuran. Orang-orang mengerjakan shalat subuh dengan isyarat sementara mereka terus bertempur sampai menjelang waktu dhuha. Kemenangan hampir berada di tangan pasukan Irak atas pasukan Syam. •••
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood demand of bani Umayyah
Fiction HistoriqueSetelah Perang Jamal berakhir dan Penduduk Bashrah membaiat Ali. konflik internal belum mereda. di Damaskus, Muawiyah bin Abu Sufyan mengerahkan seluruh penduduk Syam untuk melakukan Pembangkangan terhadap Khalifah. Dia melakukan berbagai macam prov...