Haii semuaa
Disini aku cuman mau kasih tau soal karakter dicerita ini.Untuk karakter Kenneth itu karena dia perannya bule, jadi mungkin ada sedikit campuran bahasa Inggris yaa, dan beberapa kosakata Indonesia yang baku gitu..
Kalo untuk si Emmilia sendiri, dia sih lebih menyesuaikan aja gimana lawan bicaranya😸
Mohon pengertiannya yaa, terimakasih.. selamat membaca
(◍•ᴗ•◍)
Kala pagi diawali dengan rintik hujan yang membasahi kota Jakarta. Melalui jendela balkon yang mulai berembun, Ken menatap lurus tepat di titik Stadion Gelora Bung Karno. Karena jarak antara hotel dengan Stadion GBK memang cukup dekat, dimana hanya butuh menempuh waktu kurang lebih 3 menit dari hotel.
Seraya menyeruput kopi dan bersedekap tangan, ia menghela nafasnya dengan dalam. Pasalnya, pagi ini seharusnya adalah jadwalnya untuk berolahraga di gbk. Namun, seolah semua itu lebur saat hujan mengguyur kota indah Jakarta ini.
Ditemani dengan suara gemericik air, Ken kembali memikirkan sedang apa gadis yang semalam ia temui itu. Sedang di mana ia sekarang?
Ah, andai saja nomornya tidak memudar, maka sudah dipastikan sekarang mereka sudah bersua melalui telepon.
Tok tok tok
Ketukan pintu berhasil menginterupsi dirinya, dan dengan spontan ia menjawab, "Siapa?"
"It's me, Andrew! May I come in?"
Ken berjalan kearah pintu dan membukanya. "Tidak biasanya kau minta izin dulu," selidik Ken.
"Hey! Memangnya aku tidak boleh bersikap sopan? Oh atau kau mau aku--"
"Sudah! Kau mau masuk atau tidak?" potong Ken. Ia sedang tidak ingin berdebat sekarang.
"Kemana yang lain?" tanya Ken saat menutup pintu kamarnya kembali. "Entahlah, mungkin mereka masih tidur atau makan di bawah." Ken mengangguk.
"Hey, bagaimana hubunganmu dengannya semalam? Apakah kalian berhasil berbicara kembali? Kau tau? Kau pulang sangat larut semalam," ucap Andrew seraya mengambil kopi yang berada di nakas dan meminumnya.
"Pertama, ternyata dia sudah pulang lebih dulu, dan aku tidak kembali bertemu dengannya. Dan kedua, turunkan kopiku dan berhenti menyeruputnya!" balas Ken seraya menunjuk kopinya dengan tatapan tajam bak pedang.
Andrew pun mematuhi perintah Ken dengan seksama. Berhenti menyeruput kopinya dan kembali meletakkannya di atas nakas. Namun, ia malah menaiki kasur Ken lengkap dengan sendal yang ia gunakan sedari tadi. Memang sih itu sendal hotel yang hanya digunakan di daerah hotel saja, tapi kan tetap saja.
Ken yang sudah muak dengan tingkah Andrew pun hanya bisa pasrah seraya menggelengkan kepala. "Tak bisakah kau melepas sendalmu lebih dulu sebelum kau menaiki kasurku?"
"No, why? Apa ini menganggu kenyamananmu?"
"Itu.. men..jijikan...," jawab Ken dengan tatapan seperti Itu-Menjijikan.
"Oh c'mon, mate. Lagipula nantinya kasur ini bisa kembali dibersihkan oleh petugas hotel. Jadi kau tidak perlu takut kotor begitu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra di Antara Kita
RomanceMenceritakan tentang sebuah pertemuan dua orang insan yang tidak di sengaja. Yang berakhir pada sebuah hubungan ikatan rasa di antara mereka. Perasaan yang timbul dari hati masing-masing yang membuat mereka memutuskan untuk menjalin cinta. Jarak ada...