Haii.. enjoy the story guys...
Dann lebih baikk lagi kalau kalian ga lupa pencet tombol bintangnya yaaa...(◍•ᴗ•◍)
Andre pov.
Akhirnya kami sampai di negara tujuan dengan selamat. Entahlah, aku bingung jam berapa ini. Yang pasti matahari terasa sedikit menyengat sekarang. Meskipun begitu, salju tetap menunjukkan wujudnya walau tak begitu lebat.
Setelah selesai dengan semua urusan bandara yang melelahkan itu, aku dan Ken segera bergegas mencari taxi. Dan teman-teman yang lain juga melakukan hal yang sama dengan mencari taksi yang tepat dengan tujuannya masing-masing. Kami berpencar, menuju rumah kami masing-masing. Dan, kebetulan rumah ku dan Ken berada di satu jalan yang sama.
Kami mendarat di Bandar Udara Internasional Manchester. Sebuah bandara yang menjadi salah satu bandara tersibuk di Britania Raya. Bandara ini awalnya bernama Ringway Airport yang kemudian diganti menjadi Manchester International Airport.
Saat kami sudah berada di dalam taxi, ku lirik Ken yang tengah melamun menatap jalanan di luar jendela. Memang sih aku akui jalanan kota Manchester memang bagus, tapi Ken? Dia terlihat murung?
"Memikirkan, Em? Eh?" godaku padanya, dan ia hanya terkekeh pelan mendengarku. "Eh? Apa aku benar?" timpalku sekali lagi, dan ia hanya tersenyum dengan pandangan yang lurus menatap luar jendela.
"Kau tau, Ken? Kupikir kau masih bisa menelponnya nanti saat kita sampai," ucapku menenangkan.
"Ya kurasa begitu," balasnya.
"Hey! Ayolah.. kau terlihat tampan jika tidak murung begitu," tegurku pada Ken, dan ia menatapku dengan tatapan jijik.
"Oh kawan.. apa aku terlihat menjijikkan?"
"Apa kau baru saja ingin menggodaku?" tanyanya padaku.
Aku mendelikkan mataku tak percaya. "Aku? Menggodamu? Yang benar saja kau!"
"Lalu apa arti kata 'tampan' di kalimatmu barusan?" tanya Ken menyelidik. Oke, sepertinya aku salah bicara.
"Kau memang tampan, Ken," ucapku dan ia terlihat menatapku dengan tatapan menginterogasi. Pupil matanya naik turun.
"Eh m-maksudku bukan, t-tapi iya," aku gelagapan karena. Hey! Tentu bukan karena itu! Hanya saja aku merasa sedang diinterogasi oleh seorang detektif Conan.
"Oh ayolah, mate. Aku tidak seperti yang kau pikirkan! Aku masih lurus sama sepertimu," ucapku dengan lantang, akhirnya aku bisa mengatakannya. Dan Ken, wajahnya memang mulai menjauh dariku, tapi ia masih memberikan tatapan yang sama kepadaku.
"Maksudku kau terlihat jelek jika murung seperti itu," imbuhku, namun ia malah marah padaku. "MAKSUDMU AKU JELEK BEGITU?" ucapnya.
"Apa kau sedang datang bulan?" tanyaku padanya, dan seketika sikapnya kembali berubah seperti normal. Tuhkan apa kubilang!
"Aku benar? Eh?" lanjutku, dan ia kembali menatap jalanan dengan tatapan dinginnya.
"Diam atau kuturunkan,"
Aww ngerii~
Buru-buru aku menutup mulutku dengan kedua tanganku. Ken terlihat seperti seseorang di film thriller yang berdarah dingin. Kau tau itu kan?
Lebih baik aku memusatkan fokusku pada setiap sudut jalanan indah kota Manchester ini. Menurut buku yang pernah kubaca Manchester mempunyai sejarah yang kaya dan menarik. Kota ini merupakan pusat revolusi industri di Inggris dan kota ini, yang dipimpin oleh manufaktur tekstil, berkembang pesat pada abad ke-19.
Dan untuk ntuk sampai ke tujuan, diperlukan waktu sekitar 2-3 jam. Kota kami berada di Barat Laut dan merupakan kota pesisir dan paroki sipil di muara Sungai Derwent.
Ku alihkan pandanganku ke jendela depan, tampak kedua wiper mobil itu berusaha dengan keras untuk menghalau salju yang berusaha menutupi pandangan.
Dan ku tengok Ken yang berada di sebelahku tengah tertidur pulas dengan posisi menghadap ke jendela. Dia sudah jetlag, kurasa.
Aku kasihan padanya. Di detik-detik keberangkatannya sebelum ke sini, ia sempat menelpon wanita itu, tetapi sepertinya yang ia dapatkan adalah kekecewaan, entah apa itu. Ditambah lagi, tadi saat ia tertidur di pesawat aku sedikit mendengar rengkuhannya menyebut nama wanita itu. Sepertinya benar, dia mulai terjatuh dalam lingkaran yang akan mengikatnya atas nama cinta.
***
Lots of love, Nay..
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra di Antara Kita
RomanceMenceritakan tentang sebuah pertemuan dua orang insan yang tidak di sengaja. Yang berakhir pada sebuah hubungan ikatan rasa di antara mereka. Perasaan yang timbul dari hati masing-masing yang membuat mereka memutuskan untuk menjalin cinta. Jarak ada...