Bab 1

107 6 0
                                    

Welcome di cerita Jiwa Erlangga
*
*
*
Tap bintangnya setelah membaca ya.
Untuk info-info seputar ceritaku follow instagramku di @Senjahari2412

Happy reading 🫶


Jiwa Erlangga Bab 1

Bapak dan ibu yang terhormat, sebentar lagi kita akan mendarat di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta. Silakan tetap duduk tenang sampai pesawat ini berhenti dengan sempurna dan lampu tanda kenakan sabuk pengaman telah dipadamkan.

Instruksi pramugari menggema melalui pengeras suara. Di kabin first class, seorang penumpang pria melirik arloji mahal yang melingkar di pergelangan tangan. Bulu mata panjangnya bergerak-gerak mengamati jarum jam, mimik seriusnya menambah ketampanan yang terpahat menawan. Bukan hanya berhidung mancung, kulitnya pun bersih terawat. Dibingkai rambut hitam legam melengkapi kharisma paripurna yang terpancar.

Menegakkan duduknya, dia melongok ke kaca jendela. Mengintip hamparan hiruk pikuk di bawah sana. Hela napasnya berembus kasar, sorot matanya menyendu.

"Sudah saatnya menutup buku lama dan memulai dengan lembaran yang baru bukan?" gumamnya berat.

Merogoh saku jas bagian dalam, sebuah cincin berlian bermata Zamrud nan indah dipandanginya lekat-lekat.

"Kenapa kamu ingin cincinnya berpermata Zamrud?"

"Karena Jabal Qof terbuat dari Zamrud. Gunung Qof nggak bisa dilihat secara kasat mata padahal diriwayatkan ukurannya besar sekali, merupakan induk dari semua gunung yang ada di dunia. Aku mengibaratkan sebesar itulah perasaan kamu buat aku. Seperti Jabal Qof. Walaupun nggak terlihat kedua mataku, tapi besarnya nyata bisa diraba hatiku."

Kenangan manis tiga tahun lalu kembali terngiang memenuhi telinga. Dulu, semua itu begitu indah, tetapi kini hanya menggugah sebah. Mengatupkan jemari, dia memerangkap kuat cincin tersebut hingga kepalan tangannya bergetar, seiring dengan kedua kelopak mata yang memejam rapat. Melampiaskan denyut nyeri lara hati yang mencekik.

"Kenapa namamu sulit sekali enyah dari dalam sini, Jiwani? Apa yang sudah kamu lakukan padaku?" desahnya parau.

Dia menepuk-nepuk dadanya yang sesak. Jakunnya pun ikut bergerak tak beraturan bersamaan dengan rongga rusuk yang kembang kempis.

Netra sendu itu terbuka lagi, tampak mengkilap basah. Memandang nanar si cincin berkilau di telapak tangan, lantas pria itu melirik tempat sampah.

"Sudah waktunya dibuang."

*****

Pesawat lepas landas tanpa hambatan. Dalam balutan setelan formal warna biru tua, pria berusia 28 tahunan itu melenggang gagah turun dari pesawat dengan kaca mata hitam bertengger serasi di hidung menjulangnya. Mencuri perhatian berpasang-pasang mata terutama kaum hawa.

Seorang pria paruh baya berwajah bulat melambai padanya di pintu kedatangan. Membungkuk hormat yang disambut senyum tipis dari pria muda itu.

"Selamat datang kembali di tanah Air, Den Erlangga."

"Apa kabar, Pak Anjar?" sapanya ramah.

Ya, pria berperawakan tinggi tegap yang baru saja kembali menginjakkan kaki di bumi pertiwi selepas menyelesaikan pendidikan S3 di Negeri Paman Sam itu adalah Erlangga Faiz Lazuardi. Anak kandung dari pemilik PT. Wastra Batari yang menguasai industri garmen tanah air sudah hampir dua dekade lamanya. Putra bungsu dari pasangan Maharani Syailendra dan Barata Lazuardi. Masih merupakan bagian dari klan keluarga Syailendra yang kerajaan bisnisnya menggurita di bidang tekstil sejak era nenek moyang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Double F (END) New VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang