3♨️

4.3K 518 3
                                    

Di sini terlihat Felix yang jalan sendirian ke istana Ruby sambil menggendong Athy.

[M/n] gatau ke mana, masih salting dia.

"Kakak." Panggil Athy ke Felix.

"Tuan putri, anda panggil saya Felix saja. Tidak perlu pakai kakak." Athy hanya mengangguk.

"Kakak yang matanya mirip sama Athy di mana?"

Felix hanya tersenyum. "Mungkin sedang ada di kamarnya."

Athy hanya mengangguk paham.

"Kakak itu cantik, tampan, lucu, juga baik. Athy pengen banyak-banyak main sama dia."

"Apa tuan putri menyukainya?" Tanya Felix.

"Tapi kakak itu sepertinya sangat menyukai Felix. Dia sampai meninggalkan kami di ruangan itu dan keluar sama Felix." Cemberut Athy.

"Iya, lebih baik anda tidak terlalu menyukainya, tuan putri. Soalnya suatu hari dia akan menjadi milik saya." Ucap Felix sambil tersenyum ke anak kecil yang ada digendongannya.

" Ucap Felix sambil tersenyum ke anak kecil yang ada digendongannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa mereka sadari, sudah sampai ke istana Ruby. Lily yang melihat itu langsung merebutnya dari tangan Felix.

'Sudah meninggalkanku sama Claude, ga akan ku bantu!' Batin Athy yang tidak ada niatan membantu Felix dari kesalahpahaman ini.

"Yang Mulia bilang, dalam waktu dekat beliau akan kembali mencari Putri Athanasia."

Hanya dengan 1 kalimat itu, semua pelayan istana ruby langsung bingung harus senang atau takut.

Keheningan itu langsung dipecahkan oleh seseorang.

"AAAAAAAAAAAAAAAA!!!!! AWAS AWAS!!!!!! JANGAN DIAM DI SANA!" Teriak seseorang.

Felix, Athy, dan para pelayan istana langsung menoleh kanan kiri mencari asal suara.

Terduga itu adalah suara [M/n] yang jatuh dari langit. Felix yang sadar langsung menangkapnya ala Bridal Style.

Mata [M/n] udah berkunang-kunang. dia udah gabisa buka matanya lagi. Ditambah mukanya pasti pucat.

Informasi terbuka : seorang [M/n] takut ketinggian.

"Mohon maaf untuk sedikit keributan ini." Felix habis mengucapkan itu langsung pergi sambil gendong [M/n].

"Waduh...?" Para pelayan langsung ribut saat melihat kejadian itu.

———————————————————

Terlihat Felix tidak ada niatan kembali ke ruangan Claude untuk melapor karena sudah mengembalikan Athy dengan selamat sentausa.

Felix hanya berjalan ke kamarnya sendiri.

Alasannya : Karena dia lupa kamar [M/n] ada di mana.

[M/n] di sini masih pingsan karena tragedi tadi.

Felix meletakkan [M/n] dengan pelan ke kasurnya.

Setelah itu... Agar tidak terjadi hal yang diinginkan, Felix langsung keluar dari kamarnya lalu ke ruangan Claude.

Saat mendengar suara tutup pintu, [M/n] yang menyeringai sambil membuka matanya.

'Sebenarnya aku udah bangun daritadi, cuman biarinlah, kapan lagi digendong Felix~ apa lagi udah menyelinap ke kamarnya seperti ini.'

Perhatian [M/n] pertama tertuju ke meja Felix, di sana sangat banyak surat sampai mejanya berantakan habis.

"Surat apa ni?" Bingung [M/n] yang langsung membacanya.

"I-Ini-!" [M/n] kesal abis.

"Kenapa isinya surat lamaran semua?!"

"Ini dari kerajaan Eudore, ini Bathory, Carsville, Aldrich, dan kenapa ini cowok?! Selama aku pergi banyak yang terjadi ya..."

Kepala [M/n] sekarang terasa sangat panas. Dia udah kesal parah.

"Kenapa Felix sembunyikan ini? Harusnya dia ceritakan aja masalah ini."

[M/n] mengembungkan pipinya. Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki Felix, [M/n] dengan cepat kembali ke kasur.

Pintu terbuka, terlihat Felix di sana. [M/n] langsung berakting seperti dia baru sadar dari pingsannya.

"Kepalaku rasanya berputar-putar..." Ucap [M/n].

"Anda baik-baik saja? Lebih baik jangan bangun terlebih dahulu." Felix langsung berlari ke arah [M/n].

"Bagaimana anda bisa jatuh dari langit?"

"Seingatku... Waktu masuk ke kamar aku seperti menginjak sesuatu, lalu aku ke teleport, pas buka mata udah di atas langit aja. Sial sekali rasanya, kenapa harus dari ketinggian coba." Ucap [M/n] yang menceritakan kejadian tersebut.

"...Ngomong-ngomong, mejamu beranta-"

"I-Itu! Saya akan membereskannya sekarang!" Felix yang baru sadar langsung menutup isi mejanya itu, dia segera memasukkannya ke laci meja.

'Wah... Dia benar-benar tidak ada niatan untuk menceritakannya.' Batin [M/n] yang sedikit kecewa.

"Kalau gitu aku kembali dulu ke kamarku." Ucap [M/n] tanpa melihat ke arah Felix.

"Kepala anda udah ga pusing?" Tanya Felix di sela-sela kepanikannya.

"Iya, udah jauh lebih baik." [M/n] akhirnya menutup pintu kamar Felix.

——————————————

"Emang bolee? Emang boleh sepanik itu? Apa jangan-jangan dia ada balas surat itu?! Felix udah bertunangan?!" Gumam [M/n] seperti orang gila.

"ARGHHH!!! GIMANA INI? KALAU EMANG GITU, NGAPA DIA KASI AKU HARAPAN?!!!" [M/n] udah ovt abis sekarang.

Orang-orang yang lewat hanya menyimak [M/n] yang sedang tantrum◉⁠‿⁠◉

Felix lope lope -[M/n]  { Felix X [Malereader] }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang