8♣️♦️

3.3K 427 24
                                    

[M/n] langsung dorong muka Lucas menjauh darinya.

"Kamarmu ada di sebelah, jangan macam-macam." Ucap [M/n] dengan tenang, berbeda dengan muka dan jantungnya.

Lucas tersenyum penuh kemenangan.

"Mukamu merah sekali, bagaimana kalau aku cium??"

"Jauh-jauh sana!" [M/n] langsung lari begitu Lucas ambil ancang-ancang.

"Jangan lari gitu, nanti jatuh~" Lucas malah seperti titan yang mengejarnya.

"Oh iya! Kemarin aku ketemu Athanasia."

[M/n] denger itu reflek berhenti berlari, dia malahan lari ke arah Lucas lalu menarik kerah bajunya.

"Apa?! Ketemu dia? Apa yang kau lakukan padanya? Pasti dia trauma berat, kan?!" [M/n] terus mengguncang Lucas dengan menarik kerah bajunya.

Lucas sendiri malah salfok ke kaki [M/n] yang menjinjit itu. Menurutnya sangat lucu.

Lucas yang cari kesempatan langsung memegang tangan [M/n] bermaksud untuk menghentikan guncangannya.

"Aku gaada ngapa-ngapain kok. Hanya saja... Hidupnya dalam bahaya sekarang."

"Apa?"

"Ada 1 chimera yang lagi sama dia, kalau tidak salah dia sebut itu si hitam. Hewan itu bisa mengacaukan mana-nya."

"Kenapa kau ga bilang dari tadi?! Aku harus mencarinya-!" Tujuan [M/n] pertama yaitu kamar Athy.

"Hoi, bagaimana dengan kamarku?!"

"Itu urusan nanti!"

"Hah... Merepotkan." Lucas akhirnya mengejar [M/n].

———————————————

Saat sampai di kamar Athy, di sana sangat ramai.

[M/n] melihat Athy yang menangis kesakitan di sana.

Tapi karena gengsinya saat melihat Felix juga di sana, [M/n] mengurungkan niatnya untuk masuk.

'Situasi ini, pendeta hanya akan mengacaukan sihir Athy. Kalau aku menggunakan sihir penyembuh... Mungkin akan berakibat sama saat di akademi.' [M/n] terus berpikir sampai dia ingat ada Lucas.

"Lucas. Apa kau bisa sembuhkan Athy?" [M/n] terlihat sangat serius.

"Itu gampang." Lucas sedikit terssnyum.

"Kalau kau mau... Bisa aja aku sembuhkan dia, bagaimana kalau kau wujudkan permintaanku lagi?"

"Apapun itu." Sambung Lucas.

[M/n] tanpa pikir panjang langsung menyetujuinya. Padahal gatau aja Lucas bakal minta hal aneh apaan. Saat ini nyawa Athy lebih penting.

"UKH.... HUWAAAAAAA!!" Dari suaranya, Athy terdengar sangat kesakitan.

[M/n] langsung mendorong Lucas untuk masuk.

[M/n] ga ikut masuk karena di sana ada Felix. Saat [M/n] kesal dengan seseorang, dia bakal asal ceplas-ceplos. Jika dia masuk sekarang, bisa aja dia menyakiti perasaan Felix.

Lucas baru aja mau bilang kalau Athy butuh lama untuk penyembuhannya. Tapi udah dipaksa duluan mau gimana lagi.

"Moga Athy gapapa deh." Gumam [M/n].

"Mending ke kamar lalu tidur siang~" kalau itu masalah tidur, [M/n] dah full senyum.

Tiba-tiba [M/n] oleng ke samping. Seperti tubuhnya terdorong.

"Lah?" Kepalanya mulai pusing, sihirnya seperti teracak-acak. Apalagi dadanya, terasa begitu sesak.

[M/n] menatap tajam ke arah depan.

'Apa sihir Claude lagi tidak beraturan? Setiap Claude merasa frustasi, pasti aja mana-ku terseret ke sana... Apalagi waktu Diana meninggal, malahan aku yang lebih derita.' [M/n] terpaksa memojok sebentar.

'Rasanya aku bisa mati...' Pikir [M/n] yang pandangannya mulai buram.

'Lihat aja Claude... Ku tandain kedua kalinya ini.'

[M/n] akhirnya menutup matanya agar kesakitan ini dapat berlalu dengan cepat.

———————————

[M/n] terbangun dari tidurnya dengan penuh keringat.

'Udah ga sakit...?' [M/n] akhirnya bisa bernapas dengan lega.

Saat dia sadar, tangannya seperti dipegang oleh seseorang.

'Felix?'

[M/n] hatinya reflek meleleh, walaupun masih tersimpan dendam di dalamnya.

[M/n] perlahan melepaskan tangan Felix darinya, agar dia tidak terbangun.

[M/n] merasa tubuh agak lengket-lengket. Saat dia berdiri, badannya begitu pegal.

Dan saat dia melangkah... "Akh!" Mukanya reflek pucat.

"Pung-punggungku kenapa sakit sekali..."

[M/n] menoleh me sampingnya, di sana terdapat kaca besar.

[M/n] langsung salfok ke lehernya, tanam tanda merah di sana, semerah rambut Felix.

"...."

[M/n] sepertinya tau pelakunya. "F-FELIXXXXX!!!"

Felix lope lope -[M/n]  { Felix X [Malereader] }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang